بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Hukuman mati terhadap kejahatan Yang dianggap sudah sangat berlebihan dan merusak tatanan kehidupan manusia, ada yang menyetujui dan ada yang tidak menyetujui, bahkan ada yang menentang hukuman mati tersebut. Perangkat hukum telah mempersiapkan konsekuensi terhadap berbagai bentuk kejahatan yang dilakukan oleh manusia, khususnya di Indonesia, bahkan hukuman mati DIHARAPKAN sebagai sesuatu yang dapat memberikan 'EFEK JERA' terhadap pelaku kejahatan, seperti PELAKU PEMBUNUHAN, KORUPSI, NARKOBA, PERKOSAAN, KEJAHATAN SEKSUAL, khususnya terhadap anak-anak, dsbnya.
Namun sebaliknya, LAIN YANG TERJADI, hari ini ditetapkan hukuman mati, hukum penjara seumur hidup, serta bentuk penetapan hukum lainnya, TERNYATA KEJAHATAN MANUSIA TIDAK PERNAH SURUT, TIDAK PERNAH BERKURANG. MALAH BERTAMBAH-TAMBAH, begitu juga PEMBUNUHAN BERLEBIH LEBIHAN.
Bila ditinjau dari SUBSTANSI HUKUM PIDANA yang berlaku di negara Republik Indonesia ini sudah sangat memadai dan konsisten. HANYA YANG AMAT DISAYANGKAN, BELUM PERNAH DISENTUH APA YANG MENJADI PENYEBAB: "mengapa manusia pada umumnya dapat berbuat sekeji itu?"
Dan BELUM PERNAH DIBERIKAN SOLUSI atau PENYELESAIAN secara KOMPREHENSIF. Kalau PENEGAK HUKUM HANYA berkonsentrasi kepada PRODUK HUKUM yang akan memberikan efek jera terhadap semua kejahatan, TENTULAH PASTI TIDAK AKAN MEMPEROLEH EFEK JERA YANG DIHARAPKAN. Alangkah lebih baik, yang harus dicari adalah penyebab nya (Etiologi) serta penyelesaian (solusi) terhadap kejahatan itu sendiri.
Sebagai BAHAN PERTIMBANGAN: Mencari PENYEBAB dengan cara : "Mengenal Sifat Manusia"
PADA DASARNYA MANUSIA dalam kehidupannya bersifat :
TIDAK MAU KELINTASAN, (TEMPATNYA DI TELINGA), Bila mendengarkan sesuatu walaupun mereka tidak melihatnya, MUDAH SEKALI TERPENGARUH, dengan mudahnya pula manusia mengambil kesimpulan tentang APA yang di dengarnya. Walaupun mereka tidak mengetahui USUL-ASALNYA.
TIDAK MAU KERENDAHAN, (TEMPATNYA DI MATA), MISALNYA: Bila melihat orang berhasil, Melihat orang kaya, Melihat orang lebih dari padanya. Secara otomatis, MANUSIA bisa tersulut dengan kebencian, iri, dengki, menghasut orang lain, lalu melakukan tindakan yang tidak terpuji. Padahal mereka malas bekerja dan tidak mau sekolah, tidak mau bekerja, tidak mau berusaha. Seterusnya mengambil jalan pintas dengan merampok, mencuri, bahkan bisa membunuh, yang dapat menghebohkan masyarakat.
TIDAK MAU KEKURANGAN, Tidak merasa puas, berapa saja yang dimilikinya, merasa tidak pernah cukup. Yang memperoleh rezeki sedikit, ingin memperoleh rezeki yang lebih. Bila sudah memperoleh rezeki melebihi, juga merasa tidak cukup, sampailah MANUSIA itu ke tingkat LOBA, TAMAK atau RAKUS.
TIDAK MAU KALAH, Misalnya: Dalam kehidupan bermasyarakat, pada umumnya manusia TIDAK PERNAH MAU KALAH BERARGUMEN. TIDAK HENTI-HENTINYA BERTENGKAR. Padahal persoalannya sangat sederhana, lalu kemudian menjadi besar. Oleh karena tidak mau kalah, lalu mereka BERKELOMPOK-KELOMPOK satu sama lain. Begitupun dalam masyarakat, kita melihat: "YANG KUAT PENGARUHNYA, itulah YANG BERKUASA. Pengaruh itu, bisa oleh kekayaan, oleh kepintaran berbicara, dengan mudah memutar balikkan kenyataan. "YANG KAYA DISANJUNG", dengan kekayaannya itu, mereka dapat berbuat seenaknya-semaunya.
Apa yang dikehendakinya mesti terwujud.
YANG MISKIN DI INJAK, diperbudak, di hina, di caci, di maki, bahkan dipukuli.
WANITA, SEMUA BISA PAKAI!
Dengan kekayaannya, dengan kekuasaan, manusia dengan mudah dapat dimilikinya.
Wanita-wanita menjadi kepuasan hawa nafsunya. Wanita-wanita mudah dikuasainya.
"PADAHAL ISTRINYA WANITA, IBUNYA WANITA, KAKAKNYA WANITA, ADIKNYA WANITA, KAUM KERABATNYA JUGA WANITA".
Bahkan, dengan cara sadis manusia dapat menghamili anaknya sendiri, ponakan sendiri, adik sendiri, saudara sendiri ataupun kaum kerabatnya sendiri.
TIMBUL PERTANYAAN :
KENAPA MANUSIA seBUAS ITU"?
Berbagai-bagai upaya sudah dilakukan oleh MANUSIA itu sendiri. Baik melalui pendidikan FORMAL, DISKUSI-DISKUSI dalam seminar, simposium, berbagai bagai penyuluhan, pandangan, saran, nasehat, buku-buku untuk dibaca, namun semuanya itu SIA-SIA BELAKA, BELUM MEMPEROLEH SESUATU YANG FINAL.
Sukar menciptakan masyarakat rukun-damai, aman-tenteram, adil dan makmur. Sehingga cita-cita mewujudkan: "Keadilan sosial yang merata dalam masyarakat, sulit diperoleh". "MARI KITA TELAAH MELALUI KETERANGAN YANG TERDAPAT DI DALAM KITAB QUR'AN".
MENGENAL MANUSIA DARI SIFATNYA
BAGAIMANA SIFAT MANUSIA menurut PANDANGAN ALLAH?
MANUSIA BERSIFAT ENGKAR kepada TuhanNya. (Engkar artinya KAFIR bahasa kita), TANDANYA: suka menantang, bila menderita, berputus asa, bahkan bisa bunuh diri. Bila kaya, manusia jadi kikir.
QS(100)6: "Innal insaana li rabbihii la kanuud", sesungguhnya MANUSIA itu KAFIR atau EGKAR KEPADA TUHANNYA."
QS(70)19-20: "Innal insaana khuliqa haluu'aa. Idzaa massahusy syarru jazuu'aa."
Artinya : Manusia itu KAFIR, ENGKAR (dalam bahasa Indonesia) kepad TUHANNYA, SUKA MENANTANG, APABILA DIA MENDERITA, BERPUTUS ASA. APABILA KAYA, DIA KIKIR".
Manusia BERSIFAT SYETAN, Tampak dari PERILAKU MANUSIA: SUKA PEMBOHONG PENDUSTA, MENGHASUT, MEMFITNAH, MENGADA-NGADA SESUATU YANG TIDAK ADA DAN TIDAK DIKETAHUINYA. BERJALAN DARI SATU MANUSIA KEPADA MANUSIA LAINNYA, mereka MENGHASUT dan MEMFITNAH.
QS(26)221-226:
"Hal unabbi-ukum 'alaa man tanazzalusy syayaathiin. Tanazzalu 'alaa kulli affaakin atsiim. Yulquunas sam'a wa aktsaruhum kaadzibuun. Wasy syu'araa-u yattabi'uhumul ghaawuun. A lam tara annahum kulli waadiy yahiimuun. Wa annahum yaquuluuna maa laa yaf'aluun."
Artinya:
"Maukah Aku kabarkan kepadamu kepada siapa TURUNNYA SYETAN itu? Setan itu turun kepada TIAP-TIAP PENDUSTA PEMBOHONG yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran dan kebanyakan mereka pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang sesat. Tidakkah engkau lihat sesungguhnya mereka BERJALAN DARI LEMBAH KE LEMBAH, dan sesungguhnya mereka mengatakan apa-apa yang tidak mereka kerjakan."
Manusia "BERSIFAT JIN", bahkan "LEBIH KEJAM DARI BINATANG".
QS(25)43-44:
"Ara-aita maniittakhadza ilahahu hawaahu afaanta takuunu 'alaihi wakiilaa. Am tahsabu anna aktsarahum yasma'uuna au ya'qiluuna in hum ilaa kal an'aami bal hum adhallu sabiilaa."
Artinya: "Terangkanlah kepadaku tentang ORANG YANG MENJADIKAN HAWA NAFSUNYA SEBAGAI TUHANNYA. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. MEREKA ITU TIDAK LAIN, HANYALAH seperti BINATANG TERNAK, BAHKAN LEBIH TERSESAT JALANNYA."
Manusia bisa MEMBUNUH, bisa MEMPERKOSA, MERAMPOK. Mereka TIDAK MEMILIKI: RASA KEBENARAN, RASA KASIHAN, RASA TAKUT.
DISEBABKAN RASA KEBENARAN itu TELAH HILANG KARENA DIKUASAI OLEH SIFAT YANG MUNCUL DARI BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA.
Bila semasa hidupnya manusia bersifat seperti itu, dan tidak-belum memperoleh pendidikan agama yang benar, TENTULAH MEREKA DIBANGKITKAN SEBAGAI sifat SYETAN atau JIN tersebut, YANG HIDUPNYA BERGENTAYANGAN DIMANA-MANA dan dapat mempengaruhi manusia-manusia lain yang masih hidup.
ALLAH MENYIMPULKAN:
A) Manusia bersifat NAFSU LAWWAMAH,
QS(75)2:“Wa laa uqsimu bin NAFSIL LAWWAAMAH."
Artinya:“dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri."
NAFSU LAWWAMAH dikenal sebagai 10 maksiat bathin
AJIB atau TAKJUB atau TERKESIMA pada diri sendiri, merasa gagah, merasa cantik, kaya, kekayaan, pangkat dan jabatan dan lain sebagainya,
RIA: Oleh kelebihan yg dimiliki manusia ingin di puji, merasa bangga. Sepertinya tidak ada orang lain yang bisa melebihinya,
TAKABUR: Manusia itu merasa, HANYA dialah yang mampu berbuat yang terbaik,
IRI: Iri kepada orang lain tanpa sebab. Disangka hanya dia yang bisa, ternyata orang lain banyak yang lebih bisa dari dia,
DENGKI : Yaitu rasa iri yang amat dalam terhadap orang lain,
Sifat 1 sampai 5, tersembunyi atau tersimpan dlm hati seseorang, tidak ada manusia lain yang dapat mengetahuinya. Akan tetapi, dirinya sendiri dapat mendengarkan melalui suara hati. Karena tiap-tiap manusia di anugrahi NIKMAT-RASA. Dengan NIKMAT itu dia dapat merasakan berupa suara, bahwa mereka itu dalam suasana perasaan yang AJIB, RIA, TAKABUR, IRI, DENGKI, kepada orang lain tanpa alasan yang nyata secara objektif.
QS(55) sebanyak 31 keterangan ayat yang berbunyi:
"Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?" ("Fa bi ayyi aalaa-irobbikumaa tukadzdziban.")
HASUT, Ingin menpengaruhi orang lain secara bersama membenci orang lain.
FITNAH: Mereka berjalan dari satu manusia ke manusia lain membawa berita bohong yang tidak objektif, mengada-ngada, memperkatan sesuatu yang tidak diketahuinya,
TAMAK, Untuk mencapai tujuannya manusia menumpuk-numpuk hartanya,
LOBA ATAU RAKUS, Manusia seperti itu menumpuk-numpuk hartanya dengan sangat berlebihan. Dijadikan alat untuk mencapai tujuan di atas,
SOMBONG: Tampak dari sifat lagaknya, sifat-pembawaannya, perilakunya atau karakternya, terlihat dari cara ber-ucap, gayanya, sikapnya:
QS(28)76: "Inna qaaruuna kaana min qaumi muusa fabagha 'alaihim waaatainaahu minal kunuuzi maa inna mafaatihahu latanuwu bil 'ushbati uuliil quu-wati idz qaala lahu qaumuhu laa tafrah innallaha laa yuhibbul farihiin(a)."
Artinya: "Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka (kaum Musa), dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta, yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul, oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah), ketika kaumnya berkata kepadanya: 'Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyukai, orang-orang yang terlalu membanggakan diri."
B) Nafsu AMARAH,
QS(12)53: “Wa maa ubarri-u nafsii innan NAFSA LA AMMAARATUM bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya NAFSU itu MENYURUH KEPADA KEJAHATAN kecuali siapa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Manusia seperti itu tampak pada sikapnya, "PENDEK-SEMPIT AKALNYA", mudah panik, suka tergesa-gesa mengambil keputusan, akhirnya MUDAH MARAH. Mengamuk, membanting benda dan bahkan bisa menyerang orang lain. Akhirnya terjadi perkelahian. Lalu menimbulkan permusuhan, dendam yang tidak habis-habisnya. Mereka itu, digambarkan oleh Tuhan, Sebagai sebuah hidup yg lalai, suka bermegah-megah, sampai keliang kubur. Mereka mendapat sangsi dari Allah, dimasukkan ke dalam "NERAKA JAHIM"
QS(102): "Alhaakumut takaatsur. Hatta zurtumul maqaabir. Kalla saufa ta'lamuun. Tsumma kalla saufa ta'lamuun. Kalla lau ta'lamuuna 'ilmal yaqiin. La tarawunnal jahiim. Tsumma la tarawunnahaa 'ainal yaqiin. Tsumma latus-aluuna yauma-idzin 'anin na'iim."
Artinya: "Kamu telah dilalaikan Mengingat Allah karena bermegah-megah, hingga kamu masuk ke dalam kubur. Sebenarnyalah kelak kamu akan mengetahui, kemudian sebenarnyalah kelak kamu akan mengetahui. Sebenarnya sekira kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Sungguh kamu akan melihat mereka, kemudian kamu akan melihatnya dengan penglihatan yang takin, kemudian sungguh kamu akan di tanya pada hari itu tentang segala nikmat."
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, TAMPAK, Manusia suka MENGUMPAT NGUMPAT, MENCELA ORANG LAIN, MENUMPUK NUMPUK HARTA atau MENGUMPUL NGUMPUL HARTA, karena merasa harta itu dapat mengekalkan hidupnya dunia maupun akhirat. Manusia seperti itu akan dilempar ke dalam "NERAKA HUTAMAH", Yaitu, api yang dinyalakan,
QS(104): "Wailul li kulli humazatii lumazah. Alladzii jama'a maalaw wa' addadah. Yahsabu anna maalahuu akhladah. Kallaa la yumbadzanna fil huthamah. Wa maa adraaka mal huthamah. Naarullaahil muuqadah. Innahaa 'alaihim mu'shadah. Fii'amadim mumaddadah."
Artinya: "Celakalah bagi setiap pemgumpat, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya mengekalkannya. Tidak sekali-sekali. Sungguh dia akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah engkau apakah Huthamah itu? Yaitu api Allah yang dinyalakan, yang sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutupkan atas mereka, pada tiang yang panjang."
Manusia seperti itu dinyatakan oleh Allah mereka dalam merugi disisi Allah selama hidupnya,
QS(103): "Wal 'ashr, Innal insaana lafii khusr, Illa ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati wa tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr."
Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi, kecuali orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran."
Timbul pertanyaan :
DARI MANA MUNCULNYA SIFAT TERSEBUT?
DAN BAGAIMANA KITA DAPAT MENGETAHUINYA?
ALLAH MENGINGATKAN KEPADA MANUSIA:
Firman Tuhan,
HENDAKLAH MANUSIA ITU MEMIKIRKAN DARI APAKAH ASAL KEJADIANNYA.
QS(86)5: Falyanzhuri-insaanu mimma khuliq(a)
Artinya:"Hendaklah manusia itu memikirkan dari apakah asal kejadiannya."
Artinya dengan akal pikir yang ada pada manusia pasti TIDAK akan bisa mengetahui, HANYA bisa MERASAKAN ADANYA SIFAT TERSEBUT.
Setinggi apapun pendidikan manusia, tidak mengetahui dari mana USUL-ASAL datangnya sifat itu. Apalah lagi bagaimana menyelesaikan. Oleh Karena itu, setinggi apapun pendidikan manusia, TIDAK AKAN PERNAH MENGETAHUI DARIMANA USUL-ASALNYA DATANGNYA SIFAT ITU? Apalah lagi bagaimana cara menyelesaikannya? Walaupun pendidikannya tinggi, bahkan super tinggi. Jadi, kepintaran manusia tidak akan pernah mampu MENJAWABNYA, APALAGI MENYELESAIKANNYA
Oleh sebab itu, MENYERAHLAH KEPADA ALLAH, KEMBALILAH KEPADA ALLAH. JANGAN MERASA SOMBONG, JANGAN MERASA ANGKUH. JANGAN LUPA HIDUP DI PERMUKAAN BUMI INI.
La hawla wala kuwwata illa billaahil 'aliiyul 'aadziim (tiada daya upaya melainkan dengan izin Allah).
Allah BERTANYA, Allah MENJAWAB:
DARI MANA ASAL USUL MANUSIA ITU DICIPTAKAN DIJADIKAN ALLAH
I. USUL KEJADIAN MANUSIA
QS(15)26-28: "Wa laqad khalaqnal-insaana min salsaalim mim hama'im masnuunin. Wal-jaanna khalaqnaahu min qablu min naarissamuum."
Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia DARI TANAH LIAT KERING (yang berasal) dari LUMPUR HITAM yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan JIN DARI API YANG SANGAT PANAS. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sungguh, Aku akan MENCIPTAKAN seorang MANUSIA dari TANAH LIAT KERING (yang berasal) dari LUMPUR HITAM yang diberi bentuk."
Jadi, sifat manusia yang nyata tersebut diciptakan dari substansi TANAH KERING, HITAM, yang diberi bentuk. Sifat JIN PADA MANUSIA diciptakan dari API YANG PANAS. Sifat manusia dijadikan sebaik baiknya dari tanah, lalu kemudian GENERASI BERIKUTNYA dari AIR MANI YANG HINA, yang dijadikan dari air yang terpancar, yang keluar antara SULBI (tulang punggung), TORAIB (tulang dada):
QS(86)6-7: "Khuliqa mim maa'in daafiq. Yakhruju mim bainis-sulbi wat-taraa'ib."
Artinya: "dia diciptakan dari air mani yang terpancar, yang keluar dari antara tulang rusuk (sulbi) dan tulang dada."
Secara lengkap, KEJADIAN MANUSIA itu, sbb:
Dimulai dari TANAH, KEMUDIAN DARI AIR MANI, SEGUMPAL DARAH, SEGUMPAL DAGING, TERBENTUK ATAU TIDAK TERBENTUK, di tempatkan DI DALAM RAHIM WANITA sampai kepada WAKTU YANG DITENTUKAN OLEH ALLAH. Kemudian DIKELUARKAN SEBAGAI BAYI sampai DEWASA diantara manusia, ada yang diwafatkan dalam usia muda atau dewasa dan sebagian lagi dikembalikan dalam keadaan serendah rendah umur, sehingga manusia, tidak mengetahui sesuatu, padahal sebelumnya mereka mengetahuinya (demensia).
QS(22)5: "Yaa ayyuhan-naasu in kuntum fii raibim minal-ba'si fa innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nutfatin tsumma min alaqatin tsumma mim mudgatim mukhallaqatiw wa gairi mukhallaqatil linubayyina lakum, wa nuqirru fil-arhaami maa nasyaa'u ilaa ajalim musamman tsumma nukhrijukum tiflan tsumma litabluguu asyuddakum, wa minkum may yutawaffaa may yuraddu ilaa ardzalil-'umuri likailaa ya'lama ba"da ilmin syai'an, wa
taral-arda haamidatan fa izaa anzalnaa 'alaihal maa'ahtazzat wa rabat wa ambatat min kulli zaujim bahiij."
Artinya: "Wahai manusia, jika kamu meragukan hari kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang diketahuinya. Dan kamu melihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air, di atasnya, hiduplah bumi itu dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan yang indah."
Berikutnya, manusia Kami jadikan dari AIR MANI YANG DI TEMPATKAN SECARA KOKOH DAN TERPELIHARA DALAM RAHIM WANITA.
DARI AIR MANI inilah dijadikan segumpal darah, segumpal daging, tulang-tulang. Tulang-tulang itu diliput dengan daging yang dibungkus rapi dengan kulit
MAHA SUCI ALLAH, SEBAIK-BAIK PENCIPTA. Kemudian manusia di WAFATKAN, lalu di BANGKITKAN pada HARI KIAMAT:
QS(23)12-16:
"Walaqad khalaqnaa-insaana min sulaalatin min thiinin. Tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin. Tsumma khalaqnaannuthfata 'alaqatan fakhalaqnaal 'alaqata mudhghatan fakhalaqnaal mudhghata 'izhaaman fakasaunaal 'izhaama lahman tsumma ansya'naahu khalqan aakhara fatabaarakallahu ahsanul khaaliqiin(a). Tsumma innakum ba'da dzalika lamai-yituun(a). Tsumma innakum yaumal qiyaamati tub'atsuun(a)."
Artinya:"Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani, (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat."
Oleh Jalaludin Al Sayuti, dalam kitab TIBB,-
Kejadian manusia disimpulkan sebagai:
"Khalaqallahul insaana min arbaati asyyaa, minarrihin, minal maai, min tiinin, minannari. Amma iza katsura minal maai fayakuunu haafizan, au aaliman, au faakihan, au kariiman. Wa amma iza katsura min tiinin fayakuuna saffakan khabiitsan mufliisan fiddunya wal akhirat. Wa amma iza katsura minannari fayakunu awaanan au zaaliman. Wamma iza katsura minarriihin fayakunu kazzaaban."
Artinya: "Allah menciptakan manusia dari empat anasir,
Anasir Angin,
Anasir Air,
Anasir Tanah dan
Anasir Api.
Bila lebih banyak ANASIR ANGIN: MANUSIA menjadi seorang pendusta.
Bila ANASIR AIR Iebih banyak: manusia menjadi seorang penghafal al-Qur'an, alim, seorang faqih dan dermawan.
Bila banyak ANASIR TANAH: Manusia menjadi penumpah Darah, jahat dan gagal di dunia dan di akhirat.
Bila lebih banyak ANASIR API: Manusia menjadi seorang zalim dan aniaya.
Dengan mengenal sifat-sifat manusia tersebut, Allah mengatakan:
"MANUSIA ITU TIDAK SEMPURNA"
Allah menyempurnakannya dengan "MENIUPKAN RUH" Diberikan ALLAH:
PENDENGARAN (BUKAN TELINGA), PENGLIHATAN (BUKAN MATA), DAN HATI, (BUKAN SEGUMPAL DARAH, TETAPI YANG DI DALAM HATI ITU, adalah RASA atau NIKMAT Yang MEMANCARKAN RUH atau NUR atau CAHAYA), Jadi, TANPA RUH manusia itu TIDAK BISA BERBUAT APA-APA.
QS(32)9: “Tsumma sawwahu wa nafakha fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus sam’a wal abshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun."
Artinya: “Aku SEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA, AKU TIUPKAN RUH, AKU BERIKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI. NAMUN SEDIKIT SEKALI MANUSIA BERTERIMA KASIH."
Karena itu
QS(53)11: "Maa kadzabal fu'aadu maa raa."
Artinya: "TIDAKLAH DUSTA HATI ITU apa-apa yang dilihatnya."
Dengan ditiupkannya RUH, barulah kemudian setiap manusia dapat menyadari adanya SIFAT-SIFAT MANUSIA yang diterangkan seperti di atas.
TERASA ADANYA ('AIN atau NYATA).
Itulah sebabnya manusia TIDAK AKAN PERNAG MEMPEROLEH PENGETAHUAN, guna mengetahui dan BAGAIMANA MENYELESAIKAN PERILAKU MANUSA YANG BERCORAK RAGAM TERSEBUT. Coba kita perhatikan-amati :
Ketika Allah memegang RUH di waktu MATI dan di waktu TIDUR, ditahannya BENAR RUH ORANG YANG MATI, lalu DIKEMBALIKAN RUH ORANG YANG TIDUR. Bagi ORANG YANG TIDUR:
TAMPAK ada TANDA-TANDA KEHIDUPAN. tapi SIFAT SYETAN, SIFAT MANUSIA, SIFAT JIN tidak dapat dirasakan ADANYA bagi ORANG TIDUR apalagi ORANG MATI. Barulah kemudian setelah dikembalikan RUH, setiap manusia DAPAT MENYADARI, MERASAKAN ADANYA SIFAT-SIFAT TERSEBUT. Itulah sebabnya, hanya ALLAH-lah yang dapat MENANGGULANGINYA.
Dengan adanya SIFAT MANUSIA, SIFAT SYEITAN, SIFAT JIN pada setiap manusia itulah yang menyebabkan manusia itu tidak berhenti BERSELISIH.
BAGAIMANA ALLAH MENYELESAIKANNYA?
Diutuslah para Nabi dan Rasul-rasul, teristimewa dengan lahirnya NABI MUHAMMAD SAW, guna MEMPERBAIKI sekaligus MEMBERI TAHU PENYEBABNYA sehingga MANUSIA DAPAT MEMILIKI AKHLAK DAN BUDI yang MULIA, dengan cara :
MENDIRIKAN SHALAT, mengikut RASUL, pada HAKEKATNYA DI BAITULLAH
MENGENAL SIFAT
MANUSIA MELALUI SUARA HATI
Suara hati dapat dirasakan dan diketahui oleh setiap Insan karena Tuhan telah memberikan ZAT atau RASA atau NIKMAT bersamaan disempurnakan kejadian Manusia dengan meniupkan RUH kepadanya.
Setiap Insan atau manusia melalui suara hati akan dapat merasakan sehingga dapat mengenal, mengetahui dan mendengar adanya suara hati, yang menyeru kepada kebajikan dan yang menyeru kepada kejahatan. Bila kedua suara hati ini sepenuhnya dapat disadari oleh setiap manusia, maka secara perlahan perdamaian dapat diwujudkan.
Kenapa manusia senantiasa terburu-buru, tergesa-gesa dalam menyikapi sesuatu, baik mengungkapkannya melalui perkataan ataupun perbuatan? Maka suara hati akan menjadi penentu semua itu. Bila setiap manusia memulai sesuatu dengan tidak menyadari suara hati, maka sifat terburu-buru selalu menguasai dalam menyikapi sesuatu, yang berdampak kepada perpecahan yang dimulai dengan rasa curiga, syakwa-sangka, sifat tidak mau kalah, tidak mau disalahkan, tidak mau kerendahan, sehingga menimbulkan sikap emosional, tidak lagi mau menerima kebenaran dari siapapun.
Oleh sebab itu semua bermuara dari suara hati, bila kita senantiasa memulai sesuatu dengan suara hati yang menyeru kepada kejahatan, maka perdamaian tidak akan pernah terwujud, tapi bila sesuatu yang akan diperbuat itu dimulai dengan suara hati yang menyeru kepada kebajikan, maka sudah barang tentu secara perlahan perdamaian itu akan terwujud dengan nyata. Pandangan ini disampaikan sebagai bahan pertimbangan bahwa perdamaian itu tidak akan terwujud bila belum menyadari dan belum mengetahui apa penyebab tidak terwujudnya perdamaian tersebut. Berbagai nasehat telah diberikan, segala petunjuk telah disampaikan, namun perdamaian tetap belum terwujud, hal ini disebabkan belum menyentuh substansi penyebabnya dan belum memberikan solusi secara komprehensif terhadap perdamaian itu sendiri.
Insan atau manusia dijadikan Tuhan dari berbagai suku bangsa yang tidak membedakan bangsanya-berlainan bahasa, berdusun-dusun, bermacam macam umat untuk saling kenal-mengenal satu sama lain, bukan untuk saling membenci dan bermusuhan. Bila direnungkan, suara hati yang menyeru kepada kejahatan tersebut, tidak dapat diketahui bila Allah belum menyempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan Ruh kepadanya. Ruh ini Kudus-Suci, sifatnya sidiq-amanah-tabliq-fatanah, Dia adalah Nur atau Cahaya.
Mulut berkata TIDAK, DIA barkata benar. Mulut berdusta "DIA TAU". Diam-diam kita IRI, DENGKI, BENCI kepada orang lain, "DIA TAHU". Pokoknya sesuatu yang tidak benar kita ucapkan atau kita rasakan, seperti, PEMBOHONG, PENDUSTA, BENCI, CINTA DIAM-DIAM, pasti DIA TAHU.
Artinya : Segala sesuatu yang TIDAK BENAR, DIA PASTI TAHU. Silahkan, untuk dirasakan hal demikian melalui SUARA HATI. DIA sama sekali TIDAK DAPAT DIBOHONGI. "DIA datang dari pada Allah" akan kembali kepada Allah", itulah yang dinamakan RUHANIAH pada setiap manusia, yang tidak dapat membedakan bangsa dan bahasanya. DISEBUT SUARA HATI. Dia tidak laki-laki, tidak perempuan. Yang laki-laki perempuan itu, MANUSIA.
Oleh karena itu Tuhan, melalui agama yang dibawa oleh masing-masing para Aulia-Ambiya dengan bahasa kaumnya membicarakan tentang diri manusia, khusus suara hati tadi secara komprehensif, tapi sayang manusia melihatnya secara subyektif melalui nalar Idea yang menghasilkan Idiologi, berdampak perpecahan, menimbulkan berbagai aliran dalam agama. Kepintaranlah yang ditonjolkan guna mencari kebenaran, ingin ikut serta menyelesaikan perilaku manusia yang bercorak ragam tersebut, yang menimbulkan perdebatan serta perbantahan yang tiada akhirnya. Manusia dijadikan Tuhan dengan perantara seorang laki-laki dan perempuan, dicetak dalam rahim seorang Ibu, lalu Allah menyempurnakannya dengan meniupkan Ruh kepadanya, Ruhaniah berasal dari ALLAH. Itulah RUH yang bernama mukmin. Dia tidak laki-laki dan tidak perempuan, berada dalam dada laki-laki dan dalam dada perempuan, yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya. Kejadian ini sama bagi setiap manusia di permukaan bumi ini. Karena itulah Allah menyuruh manusia itu, berbuat baiklah kepada sesama manusia, sebagaimana Allah berbuat baik kepada manusia itu sendiri.
Berdasarkan usul kejadian yang sama tersebut, maka Allah melarang setiap manusia berburuk sangka. BERBURUK SANGKA itu adalah dosa, maukah kamu memakan bangkai saudaramu sendiri yang telah mati? Apalah lagi membunuh seseorang, satu orang dibunuh sama hukumnya dengan membunuh semua orang, satu orang kita benci sama dengan membenci semua orang, satu orang kita berbuat baik sama dengan berbuat baik kepada semua orang.
Begitulah Tuhan mengingatkan manusia agar manusia itu dapat memahami bahwa manusia itu umat yang satu. Oleh sebab itu, tidak ada satupun manusia berkehendak dilahirkan di Amerika, Jepang, Cina, Arab, Belanda, Perancis, Inggris, Indonesia pada umumnya, berbagai bagai suku bangsa dengan berlainan bahasa. Namun, BAHASA HATI TIDAK ADA YANG BERBEDA. Itulah sebabnya, Allah tidak melihat rupamu dan amalmu, Hanya ALLAH melihat pada HATIMU, YANG BERNIAT DALAM HATI ITU. Yang berniat dalam hati itu, yang dilihat oleh Allah. MANUSIA ITU UMAT YANG SATU, Tuhannya satu, agar tercapai kehidupan manusia yang menyenangkan, kehidupan yang baik dan kehidupan yang bermanfaat (bermakna).
Kenapa kita dapat mendengarkan suara hati? Allah menganugerahkan NIKMAT atau RASA.
Bila diketahui, Allah menganugerahkan NIKMAT (ZAT/RASA), 31 ayat dalam surat Ar-Rahman Fabiai-yi aalaa-i rabbikumaa tukadz-dzibaan(i), NIKMAT TUHAN MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN. Kejahatan hati dapat didengar dan dirasakan oleh setiap manusia, oleh karena ada nikmat atau zat atau rasa tadi dalam dada setiap manusia, kejahatan hati yang dapat didengar dan dirasakan itulah yang disebut sebagai BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA.
BISIKAN SYETAN itu berupa PEMBOHONGAN, PENDUSTAAN, MENGADU DOMBA dan MENGADA-ADA. Akibatnya TERJADI KEKACAUAN dalam keluarga, lingkungan, dan masyarakat banyak.
BISIKAN SYETAN SEBANGSA MANUSIA: PUTUS ASA, akibat berputus asa tadi, seseorang itu dapat MELAKUKAN TINDAKAN PANIK, MEMBABI BUTA, bisa melakukan BUNUH DIRI, apabila dia KAYA dia KIKIR, tetapi dapat dipergunakan sebagai alat untuk berbuat yang tidak senonoh, baik dalam kejahatan seksual maupun kejahatan lain. BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN, bisa membunuh, bisa merampok, memperkosa, tidak peduli apakah itu kaum kerabat, apa itu saudara sendiri, apalagi orang lain, TIDAK PANDANG BULU.
Oleh karena itu alangkah lebih baik selain pendidikan formal yang telah diberikan atau yang akan diberikan, apakah itu melalui buku-buku, melalui pendidikan sekolah, pendidikan di madrasah, ataupun di rumah, TIDAK AKAN DAPAT PENYELESAIANNYA, BILA TIDAK MEMILIKI DAN DIBERIKANNYA PENGETAHUAN AGAMA YANG BENAR, silahkan sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tetapi dalam islam, wajib kembali kepada dua pusaka abadi Quran dan Sunnah/Hadits.
MENGENAL HUKUMAN MATI DARI SUDUT PANDANG AGAMA ISLAM:
Firman Tuhan QS(5)32:
"Min ajli dzaalika katabnaa 'alaa banii israa-iila annahuu man qatala nafsam bi ghairi nafsin au fasaadin fil ardhi fa ka annamaa qatalan naasa jamii'aw wa man ahyaahaa fa ka annamaa ahyan naasa jamii'aw wa la qad jaa-at-hum rusulunaa bii bayyinaati tsumma inna katsiiram minhum ba'da dzaalika fil ardhi la musrifuun".
Artinya: "Karena itu Kami tetapkan kepada Bani israil bahwa YANG MEMBUNUH SEORANG MANUSIA BUKANKARENA HUKUMAN PEMBUNUHAN, ATAU KARENA MEMBUAT BENCANA DI BUMI, maka SEAKAN-AKAN DIA TELAH MEMBUNUH MANUSIA SELURUHNYA. Dan barangsiapa yang MEMELIHARA KEHIDUPAN SEORANG MANUSIA, maka seolah-olah DIA telah MEMELIHARA KEHIDUPAN MANUSIA SELURUHNYA. Dan sesungguhnya TELAH DATANG RASUL-RASUL KAMI kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan, kemudian sesungguhnya banyak di antara mereka sesudah itu melampaui batas di bumi."
Firman Tuhan QS(4)92-93:
"Wa maa kaana lil mu'minin ay yaqtula mu'minan illaa khatha-aw wa man qatala mu'minan khatha-an fa tahriiru raqabatim mu'minatiw wa diyatum musallamatun ilaa ahlihii illaa ay yashshaddaqquu fa in kaana min qaumin 'aduwwil lakum wa huwa mu'minun fa tahriiru raqabatim mu'minatin fa mal lam yajid fa shiyaamu syahraini mutataabi'aini taubatam minallaahi wa kaanallaahu 'aliiman hakiima. Wa may yaqtul mu'minam muta'ammidan fa jazaa-uhuu jahannamu khaalidan fiihaa wa ghadhiballaahu 'alaihi wa la'anahuu wa 'adda lahuu 'adzaaban 'azhiimaa."
Artinya:
"Dan TIDAK PATUT BAGI SEORANG MUKMIN MEMBUNUH SEORANG MUKMIN (lainnya), KECUALI KARENA TERSALAH, dan BARANGSIAPA MEMBUNUH MUKMIN KARENA TERSALAH, maka (hendaklah) DIA MEMERDEKAKAN SEORANG BUDAK yang BERIMAN serta MEMBAYAR DIYAT (DENDA) yang DISERAHKAN KEPADA KELUARGANYA (yang terbunuh), kecuali kalau mereka bersedekah (membebaskan dari diyat).
JIKA yang TERBUNUH itu DARI KAUM yang MENJADI MUSUHMU, padahal dia mukmin maka WAJIB MEMERDEKAKAN SEORANG MUKMIN. Dan jika YANG TERBUNUH dari KAUM KAFIR yang ada perjanjian antara kamu dan mereka, maka HENDAKLAH si PEMBUNUH MEMBAYAR DIYAT yang DISERAHKAN kepada KELUARGANYA dan MEMERDEKAKAN SEORANG BUDAK yang BERIMAN. Maka BARANGSIAPA TIDAK MEMPEROLEHNYA hendaklah dia BERPUASA DUA BULAN BERTURUT TURUT SEBAGAI PENERIMAAN TAUBAT DARI ALLAH. Dan Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan BARANGSIAPA YANG MEMBUNUH SEORANG MUKMIN DENGAN SENGAJA, maka BALASANNYA adalah JAHANNAM, KEKAL DI DALAMNYA dan ALLAH MURKA atasnya dan MELAKNATNYA serta MENYEDIAKAN AZAB yang BERAT."
KENAPA DEMIKIAN?
Karena manusia itu umat yang satu, Tuhannya satu.
QS(21)92: "Inna haadzihi ummatukum ummataw waahidataw wa ana rabbukum fa' buduun".
Artinya: "Sesungguhnya manusia itu UMAT YANG SATU, Tuhannya SATU. Karna itu, sembahlah Aku, dan bertaqwalah kepada-Ku.
QS(23)52: "Wa inna haadzhihii ummatukum ummataw waahidataw wa ana rabbukum fat taquun".
Artinya: "Dan Sesungguhnya manusia itu UMAT YANG SATU, Tuhannya SATU. Karna itu, sembahlah Aku, dan bertaqwalah kepada-Ku."
QS(10)19: "Wa maa kaanan naasu illaa ummataw waahidatan fakh talafuu wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika la qudhiya bainahum fii maa fiihi yakhtalifuun"
Artinya: " sungguh MANUSIA ITU DAHULUNYA adalah SATU UMAT (satu keimanan) KEMUDIAN mereka BERSELISIH, dan KALAU TIDAK karena telah terdahulu KETENTUAN dari TUHANMU, niscaya Diputuskan PERKARA dalam hal yang mereka PERSELISIHKAN itu"
QS(11)118: "Wa lau syaa-a rabbuka la ja'alan naasa ummataw waahidataw wa laa yazaaluuna mukhtalifin"
Artinya:"Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya DIA MENJADIKAN MANUSIA SATU UMAT, tetapi MEREKA senantiasa BERSELISIH,"
Qs11/119: "Illaa mar rahima rabbuka wa li dzaalika khalaqahum wa tammat kalimatu rabbika la amla-anna jahannama minal jinnati wan naasi ajma'iin"
Artinya:"KECUALI ORANG-ORANG yang MEMPEROLEH RAHMAT DARI TUHANMU dan untuk itulah ALLAH menciptakan mereka. Dan telah SEMPURNALAH KALIMAT TUHANMU, sungguh AKU akan penuhi JAHANNAM itu dengan JIN dan MANUSIA".
QS(2)213: "Kaanan naasu ummataw waahidatan fa ba'atsallaahun nabiyyiina mubasysyiriina wa mundziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi li yahkuma bainan naasi fii makh talafuu fiihi wa makh talafa fiihi illal ladziina uutuuhu mim ba'di maa jaa at-humul bayyinaatu baghyam bainahum fa hadallaahul Iadziina aamanuu li makh talafuu fiihi minal haqqi bi idznihii wallaahu yahdii may yasyaa-u ilaa shiraathim mustaqiim."
Artinya: "Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Dan ALLAH MENURUNKAN BERSAMA MEREKA KITAB DENGAN BENAR supaya dapat memberi keputusan bagi manusia DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN. Tidak-lah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata Karena dengki di antara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu ke jalan yang benar dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus."
Jadi, personalitas manusia PADA UMUMNYA dibentuk struktur kepribadiannya berdasarkan: BISIKAN SYEITAN sebangsa JIN dan MANUSIA. Itulah yang menyebabkan manusia itu tidak henti-hentinya BERSELISIH diantar manusia itu sendiri.
Dengan alasan tersebut, Allah mengutus para NABI dan RASUL dengan tujuan:A manusia dapat berkelakuan BAIK, SANTUN, TAWADUK, saling HORMAT MENGHORMATI, SAYANG MENYAYANGI serta RUKUN dan DAMAI. Oleh karena itu, siapa sebenarnya YANG WAJIB MEMIMPIN RUHANIAH pada setiap manusia?:
Jawabannya adalah:
ALLAH DAN RASULNYA SERTA ORANG-ORANG YANG BERIMAN.
QS (21)73: "Wa ja'alnaahum a-immatay yahduuna bi amriina wa auhainaa ilaihim fi'lal khairaati wa iqaamash shalaati wa iitaa-azzakaati wa kaanuu lanaa 'aabidiin."
Artinya: "DAN KAMI jadikan mereka sebagai PEMIMPIN-PEMIMPIN yang memberikan PETUNJUK DENGAN PERINTAH KAMI, dan KAMI WAHYUKAN KEPADA MEREKA untuk MENGERJAKAN PERBUATAN PERBUATAN BAIK dan MENEGAKKAN SHALAT serta MENGELUARKAN ZAKAT. Dan MEREKA adalah ORANG-ORANG YANG MENGABDI KEPADA KAMI."
QS(5)55: "Innamaa walii-yukumullahu warasuuluhu waal-ladziina aamanuul-ladziina yuqiimuunash-shalaata wayu'tuunazzakaata wahum raaki'uun(a)."
Artinya: "Hanya SESUNGGUHNYA PEMIMPIN KAMU ADALAH ALLAH DAN RASULNYA, serta ORANG-ORANG YANG BERIMAN, yaitu orang-orang YANG MENDIRIKAN SHALAT MENGELUARKAN ZAKAT dan mereka TUNDUK KEPADA ALLAH."
QS(5)56: "Waman yatawallallaha warasuulahu waal-ladziina aamanuu fa-inna hizballahi humul ghaalibuun(a)."
Artinya: "Dan BARANGSIAPA menjadikan Allah dan Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, MENJADI PEMIMPINNYA, maka sesungguhnya, pengikut Allah itulah yang PASTI MENANG."
BAGAIMANA CARA ALLAH MENDIDIK MANUSIA?
Jawabannya:
MELALUI RUH. KENAPA DEMIKIAN?
QS(42)51-52:
Ayat 51: “Wa maa kaana li basyarin ay yukallimahullaahu illaa wahyan au miw waraa-I hijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa-u innahu ‘aliyyun hakiim."
Artinya: "Dan TIADALAH BAGU SEORANG MANUSIA bahwa ALLAH BERKATA-KATA KEPADA MANUSIA, melainkan dengan WAHYU atau dari BALIK DINDING, atau Dia mengirim UTUSAN, LALU DIA MEWAHYUKAN dengan IZIN-NYA apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya DIA MAHA TINGGI lagi MAHA BIJAKSANA."
Ayat 52 : “Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."
Artinya: "Dan demikianlah KAMI WAHYUKAN KEPADA RUH DENHAN PERINTAH KAMI. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. (jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). MELALUI KITAB ITU, KAMI MEMBERIKAN PETUNJUK kepada ORANG-ORANG YANG KAMI KEHENDAKI di antara HAMBA-HAMBA Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus."
Ternyata Ruh itu adalah Nur/Cahaya. Maka melalui Ruh itulah Allah DAPAT MEMIMPIN DAN MENDIDIK SETIAP MANUSIA, akan tetapi, tentu WAJIB MENGETAHUI ALAMATNYA, itulah BAITULLAH.
Perhatikan firman TUHAN ,
BERULANG KALI ALLAH MEMERINTAHKAN KEPADA SETIAP MANUSA MELALUI RUHNYA, AGAR MEMALINGKAN WAJAHNYA KE ARAH MASJIDIL HARAM.
Perhatikan FIRMAN di bawah ini:
QS(2)144: "Qad naraa taqalluba wajhika fissamaa-i fa la nuwalliyannaka qiblatan tardhaahaa fa walli wajhaka syathral masjidilharaami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakum syathrahuu wa innal ladziina uutul kitaaba la ya'lamuuna annahulhaqqu mir rabbihim wa mallaahu bighaafilin 'am maa ya'muuun."
Artinya: "Sesungguhnya Kami melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh KAMI PALINGKAN ENGKAU (ke arah) KIBLAT yang engkau menyukainya. Maka PALINGKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM. Dan dimana saja kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab (Taurat dan Injil) mengetahui bahwa, (berkiblat ke Masjidil Haram) adalah benar dari Tuhan mereka, dan Allah tidak lalai dari apa yang mereka kerjakan."
Kita dapat MENGENAL SUBSTANSI BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN dan MANUSIA tersebut dalam bentuk: KERAGU-RAGUAN atau SAKWA SANGKA.
BAGAIMANA ALLAH MENYELESAIKAN BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA TERSEBUT? (Dalam bentuk keragu-raguan atau syakwa sangka).
Peringatan TUHAN: Allah TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG yang ada pada DIRINYA."
APANYA YANG DIRUBAH?
Jawabannya:
NIKMAT ATAU RASA BERUPA SYAKWA SANGKA DAN RAGU TADI.
Firman Tuhan QS(13)11:
"Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazhuunahuu min amrillaahi innallaaha laa yughayyiru maa bi quamin hattaa yughayyiruu maa bian fusihim wa idzaa araadallaahu bi qaumin suu-an fa laa maradda lahuu wa maalahum min duunihii miw waal."
Artinya: Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."
Firman Tuhan QS(8)53:
"Dzaalika bi annallaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qaumin hatta yughayyiru maa bi anfusihim wa annallaaha samii'un 'aliim."
Artinya: "Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MERUBAH NIKMAT ATAU RASA YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."
PERHATIKAN FIRMAN TUHAN DI BAWAH INI:
QS(147-150):
"Alhaqqu mir rabbika fa laa takuunanna minal mumtariin. (149) Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa innahuu lal haqqu mir rabbika wa mallaahu bi ghaafilin 'ammaa ta'maluun. (150) Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakumsyathra huu li-allaa yakuuna lin naasi 'alaikum hujjatun illat ladziina zhalamuu minhum fa laa takhsyauhum wakh syaunii wa li-u timma ni'matii 'alaikum wa la'allakum tahtaduun."
Artinya:
147. KEBENARAN ITU dari TUHANMU, maka JANGANLAH ENGKAU termasuk ORANG-ORANG YANG RAGU-SAKWA SANGKA,
BAGAIMANA CARANYA? Dan DIMANA MENGENDALIKAN KERAGU-RAGUAN ATAU SAKWA SANGKA ITU?
Perhatikan FIRMAN di bawah ini :
QS(2)149
149. Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KELUAR, maka HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM, SESUNGGUHNHA ITULAH KEBENARAN DARI TUHANMU. Dan Allah tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.
QS(2)150
150.Dan dari mana saja engkau KELUAR maka HADAPKANLAH wajahmu (dalam shalat) ke arah MAJIDIL HARAM. Dan di mana saja KAMU BERADA, maka HADAPKANLAH wajahmu ke ARAH MASJIDIL HARAM, AGAR ORANG-ORANG ITU TIDAK MEMPUNYAI ALASAN RAGU ATAU SAKWA SANGKA LAGI kecuali ORANG-ORANG YANG ZALIM (MENGANIAYA DIRINYA SENDIRI). maka janganlah KAMU TAKUT kepada mereka dan TAKUTLAH KEPADAKU, dan agar AKU SEMPURNAKAN NIKMATKU ATAS KAMU dan supaya KAMU MENDAPAT PETUNJUK.
Cara penyelesaiannya:
Firman Tuhan QS(2)151,152,153:
QS(2)151: "Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunu ta'lamuun."
Artinya: "SEBAGAIMANA KAMI MENGUTUS SEORANG RASUL dari golonganmu yang MEMBACAKAN AYAT-AYAT KAMI KEPADA KAMU dan MENSUCIKAN KAMU dan MENGAJARKAN KAMU KITAB, HIKMAH dan MENGAJARKAN KEPADAMU APA-APA YANG BELUM KAMU KETAHUI."
CARANYA:
QS(2)152-153: "Fadz kuruuni adzkurkum wasy kuruu lii wa la takfuruun."
Artinya: "Sebab itu INGATLAH OLEHMU AKAN DAKU, HANYA MENGINGATKAN AKU AKAN DI ENGKAU dan bersyukurlah kepadaKu dan JANGAN KUFUR DENGAN NIKMAT."
"Yaa ayyuhal ladziina aamanus ta'iinuu bishshabri washshalati innallaaha ma'ashaabiriin.
Artinya: "Hai orang yang beriman, MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHALAT. SESUNGGUHNHA ALLAH BESERTA ORANG-ORANG YANG SABAR."
Kita perhatikan AMANAT RASULULLAH SAW ketika Beliau memberikan TAUSIYAH WADA': (yang berupa kejahatan hati dan perbuatan diri), yang berbunyi:
"Alhamdulillahi nahmaduhu wanas ta'iinuhu wanastaghfiruhu wanatuubu ilaihi, wana'uuzu billahi min syuduuri anfusinaa wamin sayyi aati a'maalina, man yahdihiillahu falaa mudhillalah, waman yudhlil falaa Haadiyalah, wa ashadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa ashadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh."
Artinya: Segala PUJI bagi Allah, kami memujikan. Kami mohon ampun dan taubat kepadaMU, kami mohon perlindungan kepadaMU dari KEJAHATAN HATI DAN DARI PERBUATAN DIRI. Barang siapa yang mendapat petunjuk, tidak ada satu pun orang yang dapat menghentikannya. Begitupun sebaliknya."
CARA PENYELESAIAN ATAU SOLUSINYA
Penyelesaian terbaik dalam agama ISLAM adalah: MENDIRIKAN SHALAT dan MENGERJAKAN SHALAT LIMA WAKTU. Sebab, SHALAT-LAH yang DAPAT MENCEGAH PERBUATAN KEJI dan MUNGKAR yang ditimbulkan oleh BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA.
QS(29)45: "Utlu maa uuhiya ilaika minal kitaabi wa aqimish shalaata innash shalaata tanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wa la dzikrullaahi akbaru wallaahu ya'lamu maa tashna'uun."
Artinya: "Bacakanlah Hai Muhammad apa-apa yang engkau wahyukan daripada Kitab dan DIRIKANLAH SHALAT, SESUNGGUHNYA SHALAT MENCEGAH dari PERBUATAN KEJI dan MUNGKAR, dan sungguh Allah mengingat lebih besar. Dan Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan."
DIMANA MENDIRIKAN SHALAT DAN SHALAT LIMA WAKTU?
QS(2)125: "Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud."
Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu (BAITULLAH) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim (BAITULLAH) untuk tempat SHALAT. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahin dan Ismail, "bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang TAWAF, yang I'TIKAF, yang RUKU' dan yang SUJUD."
QS(22)26: "Wa idz bawwa'naa li Ibrahiima makaanal baiti al laa tusyrik bii syai-aw wa thahhir baitiya lith thaa-ifiina walqaaimiina wa rukka'is sujuud."
Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempatnya di BAITULLAH. Seraya firman Kami, " JANGAN ADA YANG MENSYARIKATI-KU DENGAN SEGALA SESUATU". Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang yang TAWAF, orang yang I'TIKAF (berkumpul RUH secara HAKEKAT dari jarak jauh), dan orang-orang yang RUKUK dan SUJUD."
Yang SHALAT itu adalah MUKMIN. MUKMIN itu nama RUH.
"Abdi fi qalbu mukminin", HAMBA-KU dalam hati mereka namanya MUKMIN, tidak LAKI-LAKI, tidak PEREMPUAN. Yang laki-laki dan perempuan itu adalah MANUSIA.
QS(23)1-5: "Qad aflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uun. Wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridhuun. Wal ladziina hum liz zakaati faa 'iluun. Wal ladziinahum li furuujihim haafizhuun."
Artinya: "Sungguh BERBAHAGIA pasti MENANG orang MUKMIN (RUH) dalam SHALATNYA (KHUSYUK dan TAWADUK) kepada ALLAH. BERPALING dari PERBUATAN SIA-SIA, mengeluarkan ZAKAT, dan MENJAGA KEHORMATANNYA."
SYARAT MENDIRIKAN SHALAT DI BAITULLAH, WAJIB MENGIKUT RASUL, GUNA MENYEMBAH ALLAH SWT.
QS(24)56: "Wa aqiimush shalaata wa aatuz zakaata wa athii'ur rasuula la'allakum turhamuun."
Artinya: "dan DIRIKAN SHALAT, keluarkan zakat, IKUT RASUL, supaya kamu mendapat rahmat."
Oleh sebab itu, Agama ISLAM lebih mengutamakan pendidikan BATHIN, sedangkan pendidikan Science dan pendidikan Knowledge adalah urusan MANUSIA SEMATA-MATA. Di BAITULLAH itulah TUHAN MENGURUS RUH atau BATHIN SETIAP UMAT ISLAM DAN SEKALIGUS YANG MENYEMBAHNYA.
QS(17)85: "Wa yas-aluunaka 'anit ruuhi wulir ruuhi min amri robbii wa maa uutiitum minal 'ilmi illaa qaliilaa."
Artinya: "Apabila orang bertanya kepadamu tentang Ruh, katakan RUH ITU URUSAN TUHAN, dan tiada yang mengetahui nya kecuali sedikit sekali."
QS(27)91: "Innamaa umirtu an a'buda rabba haadzijil baldatil ladzii harramahaa wa lahuu kulli syai-iw wa umirtu an akuuna minal muslimiin."
Artinya: Sesungguhnya aku terperintah MENYEMBAH TUHAN DI DALAM NEGERI YANG TERHORMAT (BAITULLAH), dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu. Dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
QS Al-Quraisy ayat 3:
"Fal ya'buduu rabba haadzal bait."
Artinya: "Sembah oleh mu Tuhan ini Rumah (Baitullah)."
BILA PENDIDIKAN BATHIN TELAH MENJDI BAIK, DAPAT TERKENDALI, maka secara otomatis setiap umat ISLAM dapat MENGONTROL DIRINYA atau MAWAS DIRI. Sehingga, KEJAHATAN dalam bentuk apapun DAPAT DICEGAH.
KESIMPULAN:
1. BAGAIMANA DENGAN HUKUMAN MATI?
Seyogyanyalah, SEBELUM HUKUMAN MATI DITETAPKAN HARUS EKSTRA HATI-HATI, karena MANUSIA ITU CIPTAAN ALLAH, yang DIJADIKAN dengan PERANTARA KEDUA IBU BAPAK, berarti MANUSIA itu KEPUNYAAN ALLAH.
MENGAPA DEMIKIAN?
JANGANKAN HUKUMAN MATI, SYAKWA SANGKA SAJA DOSA. Bila KELIRU menjatuhkan HUKUMAN MATI, maka ALLAH akan MELAKNATNYA.
Karena itu:
PEPATAH ORANG TUA DULU:
"ADAT BERSENDI SARA', SARA' BERSENDI KITABULLAH".
SENDI itu "PASAK", SARA' itu "BATHIN",
itulah RUH yang bersifat: SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHANAH, ada pada tiap-tiap manusia yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya,
KITABULLAH ITU ADALAH QURAN (BUKAN TULISAN).
MENURUT ADAT:
"Negara Republik Indonesia di LINGKUNG oleh BATANG YANG EMPAT, DI GENDONG OLEH LAWANG YANG DUA." Mana batang YANG EMPAT ?
Itulah yang disebut EMPAT JENIS yaitu: PEMUDA, ORANG TUA, CERDIK PANDAI dan ULAMA.
Di gendong oleh lawang YANG DUA yaitu ADAT dengan SARA'. Maka dikatakan: ADAT BERSENDI SARA' (sebab zahir itu adat), batin itu adalah SARA'.
Negara Republik Indonesia boleh berbeda Agama atau berlainan kepercayaan. PRINSIP: BATHINNYA WAJIB DIURUS OLEH AGAMA.
BAGAIMANA KITA UMAT ISLAM?
Disinilah PERAN DUA PUSAKA ABADI QURAN dan SUNNAH (hadits). Undang undang SEBAGAI PRODUK PEMIKIRAN MANUSIA HANYA DAPAT MENGATUR, TAPI TIDAK DAPAT MENYELESAIKAN. YANG MENYELESAIKAN adalah HATI, yaitu RUH MELALUI AJARAN AGAMA ISLAM yang BENAR. QUR'AN dan SUNNAH tersebut TIDAK TERBATAS dalam Negara Republik Indonesia, tapi dari kutub ke kutub bahkan dunia dan akhirat, dan itu ABADI. Kalau PANCASILA dan UUD '45 sehingga AKHIR HAYATLAH, semasa masih hidup masih di lingkung oleh Pancasila dan UUD '45. Begitu janji telah sampai/meninggal dunia, maka berakhirlah. Begitupun apabila keluar dari Negara Republik Indonesia TIDAK LAGI DI LINGKUNG oleh Pancasila dan UUD '45, tentu berlaku Undang-Undang DI NEGARANYA MASING-MASING.
BAGAIMANA DENGAN AGAMA?
TIDAK TERBATAS DI DUNIA SAJA, bahkan SAMPAI KE AKHIRAT.
ADAT MENGHASILKAN ADAT ISTIADAT,
ISI ADAT ADA EMPAT PEMBAHAGIAN:
PUSAKA: JANJI YANG DIBUAT atau DISEPAKATI BERSAMA secara MUSYAWARAH MUFAKAT. Untuk ZAHIR, rakyat Indonesia wajib berlaku dua pusaka, yaitu UNDANG-UNDANG DASAR '45 dan PANCASILA. Untuk BATHIN, kita orang ISLAM WAJIB BERPEGANG TEGUH kepada DUA PUSAKA ABADI, yaitu QURAN dan SUNNAH (Hadits).
LEMBAGA, yaitu TEMPAT KEJADIAN:
Di TELITI, Artinya di INVESTIGASI dengan BENAR-olah TKP yang benar, mengumpulkan data sebanyak-banyak, melalui berbagai bukti dan saksi-saksi yang benar,
Di DIJERAMI, artinya DISARING, mana data yang objektif mana yang tidak, yang akan dijadikan alat bukti,
DILUKIS, untuk mengambil kesimpulan semua data SEBELUM MELIHAT UNDANG-UNDANG,
DI TIMBANG, artinya ditimbang dulu dengan RASA, MOHON PETUNJUK KEPADA ALLAH DAN RASULNYA SEBELUM MEMBERIKAN KEPUTUSAN, sebab kalau KELIRU kita MENJATUHKAN HUKUMAN, maka akan berbalik kepada orang yang MEMUTUSKANNYA.
Setelah DATA LENGKAP, melalui penelitian yang seksama, barulah kemudian DILIHAT UNDANG-UNDANG.
C. SEBAIKNYA TIDAK MELIHAT
UNDANG-UNDANG TERLEBIH DULU, sebab AKAN dapat MENIMBULKAN BERBAGAI INISIATIF PERMAINAN, seperti KOMPROMI HUKUM, sebagaimana yang terjadi sampai saat ini. Pada akhirnya yang berkuasa dalam menetapkan suatu KUALITAS kejahatan atau perkara adalah: MATERI, yang dapat MENENTUKAN: besarnya hukuman, lamanya hukuman, besar kecilnya denda dalam bentuk, apakah dibebaskan atau beberapa bulan, atau beberapa tahun.
MENGAPA UNDANG-UNDANG TIDAK BOLEH DILIHAT LEBIH DULU?
Sebab: "HUKUM TIDAK TERLETAK KEPADA UNDANG-UNDANG, akan tetapi HUKUM TERLETAK KEPADA ORANG YANG BERBUAT".
SIAPA SAJA YANG MELANGGAR HUKUM, maka WAJIB DIBERLAKUKAN HUKUMAN SESUAI dengan UNDANG-UNDANG di NKRI,
2. Tampaknya, HUKUMAN MATI TIDAK DAPAT MEMBERIKAN EFEK JERA KEPADA MANUSIA, selama MANUSIA TERSEBUT belum diberikan sebuah informasi tentang bagaimana MENGENAL, MENGETAHUI, serta MENYADARI, mengapa "IA" BERBUAT KEJAHATAN tersebut.
3. TUNTUNAN AGAMA-LAH yang dapat menjawab-menyelesaikan semua hal ikhwal tersebut.
4. Kita orang ISLAM WAJIB KEMBALI KEPADA DUA PUSAKA ABADI QUR'AN DAN SUNNAHNYA, supaya dapat mengetahui sebab musababnya serta solusi dalam penyelesaiannya.
5. Rasa-rasanya PENDIDIKAN FORMAL SAJA terhadap manusia, seperti mengatur kehidupan manusia supaya berkepatutan, TIDAKLAH CUKUP.
PENDIDIKAN FORMAL BOLEH SAJA SETINGGI-TINGGINYA, tetapi PENDIDIKAN BATHIN-LAH yang sangat MENENTUKAN HASIL AKHIRNYA baik atau buruknya.
MAKA LENGKAPLAH bila PENDIDIKAN FORMAL didukung atau ditunjang PENDIDIKAN RUHANIAH melalui PENDIDIKAN AGAMA YANG BENAR.
JANGAN LAGI SEPENUHNYA DIKUASAI NALAR IDE atau PENDAPAT-PENDAPAT, sudah barang tentu TIDAK AKAN memberikan penyelesaian yang komprehensif.
6. Itulah sebabnya dalam agama ISLAM yang PERTAMA DI HISAB ADALAH SHALAT. Sebab SHALAT ADALAH TIANG AGAMA, dan SHALAT DAPAT MENCEGAH PERBUATAN KEJI DAN MUNGKAR.
Karena itu :
Awal yang dihisab pertama kali itu adalah SHALAT. Apabila sholat nya baik, mesti amalannya baik. Apabila sholatnya tidak baik, tentu amalannya tidak baik.
"Assholatu imanuddin, man aqaamahaa faqad aqaamaddiin, waman hadamahaa faqad hadamaddiin".
Sehingga TERCAPAILAH KESUCIAN KEBERSIHAN HATI dengan INGAT dan MENDIRIKAN SHALAT.
KETAHUILAH SAINS dan TEKNOLOGI adalah CIPTAAN MANUSIA, MANUSIA CIPTAAN ALLAH.
Karena itu SAINS dan TEKNOLOGI TIDAK AKAN PERNAH MENJADI MANUSIA, MANUSIA TIDAK AKAN PERNAH MENJADI ALLAH.
SANINS dan TEKNOLOGI AKAN MEMBERIKAN EFISIENSI APABILA MANUSIA DI URUS oleh TUHANNYA.
Sains dan teknologi ataupun sains dan knowledge BOLEH-BOLEH SAJA MENGATUR KEHIDUPAN MANUSIA secara berkepatutan, tapi JANGAN DILUPAKAN KEWAJIBAN BAHWA RUHANIAH WAJIB DI URUS OLEH TUHAN dengan KEWAJIBAN MENDIRIKAN SHALAT MENGIKUT ALLAH DAN RASULNYA di BAITULLAH.
Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan guna memperoleh makna yang sesungguhnnya. RimaNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar