MENGENAL KEMATIAN

Pertanyaan Prof. Dr. Dt. Shushilil Azam
Mohon izin nakanda kemukakan persoalan ini

Ruh itu adalah suci
Limpahan dari nur muhammad
Setelah matinya manusia ruh mukmin bersama abu arwah

Manakala ruh kafir diurus malaikat maut
Persoalannya:
  • Bagaimanakah berlakunya azab kubur pada jiwa yg kuffar?
  • Bagaimanakan ruh yg suci itu dikembalikan pada jasad yg berdosa untuk dihisab dan di azab?
  • Apakah ruh itu hanya untuk dihisab manusia untuk diazab dan dirasai azab itu oleh jiwa yg merasai sakit dan derita
  • Adakah ruh itu di azab oleh jiwa dan jasad hamba yg engkar.?
Semoga persoalan ini diuraikan oleh ayahandaku.

Penjelasan/telaahan:

MENGENAL KEMATIAN

PENDAHULUAN
Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan (science and knowledge), dan sebagian manusia tidak berpikir tentang kematian, bahkan ada yang berkata "HIDUP INI HANYA SEKALI", setengahnya lagi mendengar kematian merupakan sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan menakutkan. Karena itu di antaranya ada yang takut mati. Dengan sekolah tinggi melalui studi ilmu pengetahuan dalam berbagai-bagai disiplin ilmu, manusia berusaha untuk memperolehnya. Sehingga untuk mencapainya, bagi negara-negara yang berkembang, keluarganya sangat fanatik memberikan pendidikan-pendidikan yang tinggi kepada anak-anaknya, dengan maksud memperoleh pengakuan-pengakuan secara akademisi sampai kepada tingkatan yang terakhir, memperoleh sertifikat guru besar atau profesor. 

Tujuannya kelak akan memperoleh kedudukan yang layak dengan perubahan sosial ekonomi dipandang tinggi oleh manusia, yang cukup dalam memperbaiki kondisi yang sebelumnya belum mencukupi, bagi yang cukup atau bisa saja sudah mencukupi, hanya ingin memperoleh pandangan masyarakat seperti yang telah diperoleh dari keluarga sebelumnya.

Berlainan dari kalangan usahawan, mereka ingin memperoleh keuntungan yang tambahnya sebesar-besarnya, dengan menumpuk kekayaan yang melimpah. Kadang kala mereka suka dermawan, tapi sebaliknya mereka makin kaya makin kikir. Padahal umur manusia itu sangat terbatas. Tidak dapat ditambah ataupun dikurang, satu detik juapun,

Firman Tuhan: QS(4)78:
"Ainamaa takuunuu yudrikkumul mautu walau kuntum fii buruujim musyayyadatiw wa in tushibhum hasanatuy yaquuluu haadzihii min 'indillaahi wa in tushibhum sayyi-atuy yaquuluu haadzihii min 'indika qul kullum min 'indillaahi fa maali haa-ulaa-il qaumi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsaa."

Artinya: “DI MANA SAJA KAMU berada, niscaya MAUT akan MENJEMPUT KAMU WALAUPUN KAMU berada DALAM BENTENG yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka berkata, "ini dari sisi Allah", dan jika mereka ditimpa suatu bencana, mereka berkata, Ini dari Engkau. Katakanlah, "Semuanya dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang (munafik) hampir-hampir tidak dapat memahami perkataan sedikit pun?"

Firman Tuhan: QS(7)34:
“Wa li kulli ummatin ajalun fa idzaa jaa-a ajaluhum laa yasta'khiruuna saa'ataw wa laa yastaqdimuun."

Artinya: “Dan TIAP-TIAP UMAT MEMPUNYAI AJAL maka APABILA TELAH DATANG AJALnya mereka TIDAK DAPAT MENGUNDURKAN-nya BARANG SESAATpun dan TIDAK (pula) DAPAT MEMAJUKANNYA."

Firman Tuhan: QS(15)5:
“Maa tasbiqu min ummatin ajalahaa wa ma yasta'khiruun."

Artinya: “TIDAK ADA SATU UMAT YANG DAPAT MENDAHULUI Ajalnya dan TIDAK DAPAT MENGUNDURKANNYA."

BENARKAH MANUSIA itu akan MATI?
Kalau memang manusia itu mati, UNTUK APA TUHAN MENJADIKAN MANUSIA yang banyak ini?, tentu tidak ada gunanya kita beramal ibadah, SAMA SEPERTI kalau kita melihat HEWAN-HEWAN atau BINATANG-BINATANG lainnya.

Siapa sebenarnya yang mati ?
Apakah manusia itu mati? 
bagaimana kita memikirkannya?

Telaahan

1)  Perhatikanbeberapa firman Tuhan   dibawah ini :

Firman Tuhan: QS(3)185:
“Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti wa innamaa tuwaffauna ujuurakum yaumal qiyaamati fa man zuhziha 'anin naari wa udkhilal jannata fa qad faaza wa mal hayaatud dun-yaa illaa mataa'ul ghuruur."

Artinya: “tiap-tiap jiwa merasai mati, dan sesungguhnya akan dipenuhi pahala kamu di har kiamat. Maka barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh dia telah menang. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."

Firman Tuhan: QS(21)35:
“Kullu nafsin dzaa-iqatul mauti wa nabluukum bisy syarri wal khairi fitnataw wa ilainaa turja'uun."

Artinya: “tiap-tiap jiwa merasai mati. Dan Kami akan menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan."

Firman Tuhan: QS(29)57:
“Kullu nafsin dzaa=iqatul mauti tsumma ilainaa turja'uun".

Artinya: “tiap-tiap jiwa merasai mati, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan".

Berdasarkan ketiga firman di atas, yang tertera kalimat yang berbunyi "tiap-tiap jiwa akan merasakan mati", berarti ada substansi yang tidak mati dan ada yang mati.

Bagaimana mengetahuinya ?
Tiap-tiap manusia ada jasmaniah dan ada pula rohaniyah

Jasmani, berasal dari kedua ibu bapak.

Firman Tuhan: QS(49)13:
“Yaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min dzakariw wa untsaa wa ja’alnaakum syu’uubaw wa qabaa-ila li ta’aarafuu inna akramakum ‘indallaahi atqaakum innallaaha ‘aliimun khabiir."

Artinya: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi allah ialah yang lebih taqwa di antara kamu. sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha teliti."

Dibentuk di dalam rahim ibu, sebagaimana firman Tuhan:

Firman Tuhan QS(3)6:
“Huwal ladzii yushawwirukum fil arhaami kaifa yasyaa-ulaa ilaaha illaa huwal 'aziizul hakiim".

Artinya: “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim-rahim sebagaimana yang Dia kehendaki. Tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Rohaniah, berasal Allah. Itulah ruh yang bernama mukmin.

'Abdi fil qalbil mu'minin, artinya "hambaku dalam hati mereka, namanya mukmin".

Dia tidak laki-laki dan tidak perempuan, berada dalam dada laki-laki dan dalam dada perempuan, yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya.

Firman Tuhan: QS(32)9:
“Tsumma sawwahu wa nafakha fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus sam’a wal abshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun”.

Artinya: “aku sempurnakan kejadian manusia, aku tiupkan ruh, aku berikan pendengaran, penglihatan, dan hati. namun, sedikit sekali manusia berterima kasih”.

2) MENGETAHUI ADANYA RUH DI DALAM MANUSIA:

Firman Tuhan
QS(64)18, QS(6)73, QS(32)6 dan QS(13)9: "Aalimul ghaibi wasy syahadaatil 'aziizul hakiim."

Artinya: "yang tahu itu gaib (tersembunyi dalam dada manusia) menjadi saksi tentang kesalahan manusia dirinya sendiri (bukan kesalahan orang lain), sebab kita tidak dapat menjadi saksi tentang kesalahan manusia lainnya."

BAGAIMANA MENEMUKANNYA :
Allah menyempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan ruh kepadanya, bersamaan dengan diberikan nikmat-zat-rasa. dengan nikmat atau rasa tersebut, dapatlah kita menikmati sesuatu atau merasakan sesuatu, bahwa ternyata yang merasakan itu, tidak mati, karena dia innalillaahi wa inna ilaihi raji'un. artinya, datang daripada allah, kembali kepada allah.

Dengan demikian dapatlah kita mengerti dan memahaminya, yang merasakan mati itu datang daripada allah dan akan kembali kepada allah. itulah rohaniyah tadi. ketika rohaniyah itu kembali kepada allah, maka yang tinggal itu adalah jasmaniah.

Firman Tuhan: QS(39)42:
“Allaahu yatawaffal anfusa hiina mautiha wal latii lam tamut fii manaamihaa fa yumsikul latii qadhaa 'alaihal mauta wa yursilul ukhraa ilaa ajalim musamman inna fii dzaalika la aayatii li qaumiy yatafakkaruun."

Artinya: “Allah mewafat, memegang ruh orang yang tidur dan ruh orang yang mati. dipegangnya betul ruh orang yang mati dan dikembalikannya ruh orang yang tidur, sewaktu-waktu yang ditentukan. sesungguhnya yang demikian itu menjadi tanda bagi orang yang berafikir."

Orang mati dan orang tidur sama-sama dipegang ruh-nya oleh Allah,  ditahannya benar ruh orang yang mati dan dikembalikan ruh orang yang tidur, sewaktu-waktu yang ditentukan. yang demikian menjadi bahan bagi mereka yang mau berpikir.

Perhatikan kondisi orang yang tidur, ada telinga, ada mata, ada otak, ada hidung, ada lidah, ada mulut, tetapi tidak dapat berfungsi. tidak dapat melihat, tidak dapat mendengar, tidak dapat berpikir, tidak dapat mencium, berkata, dan merasa. tapi, kelihatan ada tanda-tanda kehidupan, ada pernapasan dan ada gerakan jantung, dan gerakan anggota tubuh yang terbatas.

kenapa tiap-tiap orang tidur keadaannya seperti itu?

ternyata allah menciptakan manusia itu dari empat anasir.

Hadits yang darawikan oleh jalalaludin as-suyuti dalam kitab tib: qola kullahu insana min arba'ati asyya':
  1. wa ar-rihi,
  2. min al-ma'i, 
  3. wa at-tini, 
  4. waan-nari.
Dijelaskan dalam:
Firman Tuhan: QS(15)26-28:

“Wa laqad khalaqnal-insaana min salsaalim mim hama'im masnuunin. Wal-jaanna khalaqnaahu min qablu min naarissamuum.'

Artinya: “dan sungguh, kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. dan kami telah menciptakan jin dari api yang sangat panas. dan (ingatlah), ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "sungguh, aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. 

Firman Tuhan: QS(32)7-8:

Ayat 7: “Alladzi ahsana kulla syai-in khalaqahuu wa bada-a khalaqal insaani min thiin."

Artinya: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan Dia memulai kejadian manusia dari tanah."

Ayat 8: “Tsumma ja’ala naslahuu min sulaalatim mim maa-im mahiin.”

Artinya: “Kemudian Dia menjadikan keturunan manusia dari air mani yang hina."

Firman Tuhan: QS(86)6-7:
“Khuliqa mim maa-in daafiq. Yakhruju mim bainish shulbi wattaraa-ib.”

Artinya: “dia diciptakan dari air mani yang terpancar, yang keluar dari tulang sulbi dan tulang dada (taraib)."

Secara lengkap dijelaskan dalam:

Firman Tuhan: QS(22)5:
“Yaa ayyuhan-naasu in kuntum fii raibim minal-ba'si fa innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nutfatin tsumma min alaqatin tsumma mim mudgatim mukhallaqatiw wa gairi mukhallaqatil linubayyina lakum, wa nuqirru fil-arhaami maa nasyaa'u ilaa ajalim musamman tsumma nukhrijukum tiflan tsumma litabluguu asyuddakum, wa minkum may yutawaffaa may yuraddu ilaa ardzalil-'umuri likailaa ya'lama ba"da ilmin syai'an, wataral-arda haamidatan fa izaa anzalnaa 'alaihal maa'ahtazzat wa rabat wa ambatat min kulli zaujim bahiij."

Artinya: “Wahai manusia, jika kamu meragukan hari kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang diketahuinya. Dan kamu melihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air, di atasnya, hiduplah bumi itu dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan yang indah."

Firman Tuhan: QS(23)12-14:
“Wa laqad khalaqnal min sulaalatim min thiin". Tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarim makiin. Tsumma khalaqnan nuthfata 'alaqatan fa khalaqnal 'alaqata mudhghatan fa khalaqnal mudhghata 'izhaaman fa kasaunal 'izhaama aakhara fa tabaarakallaahu ahsanul khaaliqiin."

Artinya: “Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dari sari pati tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani pada tempat yang kokoh dan terpelihara (rahim). Kemudian Kami menjadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, maka Kami liputi tulang-belulang itu dengan daging, kemudian Kami menjadikannya satu bentuk yang lain. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta."

3) Allah menjadikan manusia dari empat anasir: ANGIN, AIR, TANAH, API,Ruh  Raihan, Rahmani, Jasmani, dan 'Idafi.

Keempat ruh inilah yang disebut dengan jiwa. jadi, yang mati itu jiwa, yang merasai mati itu ruhaniah pada kita. ruh punya rasa atau nikmat atau zat. nah, karena itulah dia dapat merasakan ada yang mati,ketika dia harus kembali kepada Allah.

"MUTU QABLU ANTA MUTU",

artinya, matilah kamu sebelum mati (mematikan kehendakhawa nafsu). Baik Nafsu Lawwamah maupun Nafsu Ammarah, yang ada di Surat 75 ayat 2 dan Surat 12 ayat 53.

Firman Tuhan: QS(75)2:
“Wa laa uqsimu bin nafsil lawwaamah."

Artinya: “dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri."

Firman Tuhan: QS(12)53:
“Wa maa ubarri-u nafsii innan nafsa la ammaaratum bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."

Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan kecuali siapa yang diberi rahmat oleh tuhanku. sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Kapan itu dilakukan?

Di saat kita mendirikan shalat, menyembah allah, dengan cara taqwa.

Apa maksud mematikan tersebut? Ketika akan menghadap Allah, niat mesti ditertibkan. dia wajib tegak berdiri betul, dengan menertibkan niat kepada tujuannya, menyembah tuhannya di baitullah. niat yang ditertibkan itu dikenal dengan kata-kata taqwa. Artinya, terbit dari hati yang takwa.

Dimana mendirikan shalat itu?, sebelum melakukan rukun qalbi, qauli, dan fi'li?

Firman Tuhan: QS(2)125:
“Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud".

Artinya: “Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu Baitullah, (bukan Ka'bah), utk pulang pergi manusia, dan tempat yg aman. Dan ambillah Baitullah itu utk tempat sholat. Bersihkan lah rumahKu utk org yg tawaf, i'tikaf, ruku' dan sujud."

Firman Tuhan: QS(27)91:
“Innamaa umirtu an a'buda rabba haadzijil baldatil ladzii harramahaa wa lahuu kulli syai-iw wa umirtu an akuuna minal muslimiin".

Artinya: “sesungguhnya aku terperintah menyembah tuhan di negeri yang terhormat itu baitullah, dan kepunyaan-nyalah segala sesuatu. danaku diperintahkan supaya aku termasuk orang islam di tempat itu".

Firman Tuhan: QS(22)26:
“Wa idz bawwa'naa li Ibrahiima makaanal baiti al laa tusyrik bii syai-aw wa thahhir baitiya lith thaa-ifiina walqaaimiina wa rukka'is sujuud."

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempatnya di Baitullah, seraya firman Kami, "Jangan engkau sekutukan Aku dengan yang lain-lain, dan sucikanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang-orang yang I'tikaf dan orang-orang yang ruku' dan sujud."

Firman Tuhan QS Al-Quraisy ayat 3: "Fal ya'buduu rabba haadzal bait".

Artinya: "Sembah oleh mu Tuhan ini Rumah (Baitullah)".

Keadaan seperti itu dilakukan manusia, semasa dia masih hidup,  ketika dia mati, Ruhnya ditahan oleh Tuhannya. Nah, disanalah dia dikembalikan. Maka, dapatlah kita memahami makna dari shalat jenazah atau shalat gaib.

4.) Dikatakan jasmaniah bila masih ada empat ruh yang empat di atas. 
Dikatakan jasmaniah bila masih ada keempat anasir, 
  1. Ruh raihan, 
  2. rahmani, 
  3. Jasmani, dan 
  4. 'Idafi. 
apabila tidak ada keempat ruh tersebut disebut jasad. dikatakan ruhaniah bila manusia itu masih memiliki Ruh. Bila Ruh itu sudah tiada, maka disebut wa inna ilaihi raji'un. Pada kondisi seperti itulah kita dapat mengenal sholat jenazah.

"Makna shalat jenazah itu adalah, Aku sholat atas jenazah yang gaib ini". Selesai sholat jenazah, jenazah kembali ke asalnya (tanah), yang sholat kembali kepada Allah. Sholat gaib baru dilaksanakan jika jenazah telah dikubur."

Bila seorang manusia disaat hidupnya, dia tidak mau sholat atau malas mengerjakan sembahyang, walaupun dia mengaku Islam, masih perlukah shalat jenazah? Sedangkan shalat wajib berhakekat. Orang yang tidak berhakekat di dalam sholat di Baitullah, dikatakan Tuhan dalam, 

Firman Tuhan: QS(8)35:
“Wa ma kaana shalaatuhum 'indal baiti illa mukaa-aw wa tashdiyatan fa dzuuqul 'adzaaba bi maa kuntum takfuruun.”

Artinya: “dan tidaklah sholat mereka itu di baitullah pada hakekatnya, lain tidak hanya sebagai bersiul-siul dan bertepuk tangan, atau bermain-main saja, rasai siksa oleh karena mereka itu kafir."
  1. Dua keadaan yang menjadi perhatian kita. Satu, orang yang tidak mau shalat atau malas mengerjakan shalat. 
  2. Yang kedua, mereka shalat, tetapi tidak berhakikat di Baitullah.
Dua kondisi di atas, apakah shalat jenazah akan mencapai hakikatnya? Katakanlah, masih perlukah mereka-mereka tesebut dilakukan shalat jenazah?

Oleh karena itu, mohon dipahami, dimengerti pengertian 
  1. Shalat, 
  2. hakikat shalat, 
  3. dan di mana mendirikan 
  4. shalat, maupun shalat lima waktu.
Firman Tuhan: QS(2)45-46:
“Was ta'iinuu bish shabri wash shalaati wa innahaa la kabiiratun 'illa khaasyi'iin". Alladziina yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa annahum ilaihi raaji'uun".

Artinya: “Minta-lah dengan SABAR dan SHALAT, yang demikian memang amat berat, kecuali orang-orang yang KHUSYUK, yaitu orang-orang yang MEYAKINI BERTEMU dengan TUHANnya, dan DI SANA dia DIKEMBALIKAN."

Kesimpulan:
  1. Ternyata, ada yang TIDAK MATI di DALAM DIRI MANUSIA, itulah RUH KEPUNYAAN ALLAH Allah, dan WAJIB DIKEMBALIKAN, inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Yang mati itu dari kedua ibu bapak, keturunan Nabi Adam. Yang datang daripada Allah itu kembali kepada Allah.
  2. Shalat telah difardhukan Allah (DIWAJIBKAN) kepada tiap-tiap manusia yang TIDAK DAPAT DIWAKILKAN KEPADA ORANG LAIN, karena akan kembali kepada Allah. Kepada mereka tersebut, tentu wajib diselenggarakan shalat jenazah.
  3. Mereka yang malas mengerjakan sembahyang, tidak mau mengerjakan sembahyang dan shalatnya tidak berhakikat di baitullah, boleh-boleh saja diselenggarakan shalat jenazah, akan tetapi allah mewakilkan kepada malaikat maut untuk mematikannya.
Firman Tuhan: QS(32)11:
“Qul yatawaffaakum malakul mautil ladzii wukkila bikum tsumma ilaa rabbikum turja'uun."

Artinya: “Katakanlah, "Malaikat maut akan mematikan kamu yang telah diwakilkan untuk kamu. Kemudian kamu dikembalikan kepada Tuhanmu."

Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna memperoleh makna yang sesungguhnya.

AR Yusuf Pembina JmI
Bekasi, 17-3-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar