Selayang Pandang Tentang "Peran Umat Islam Indonesia Melalui Dua Pusaka Abadi Quran dan Sunnahnya Berlandaskan Pancasila dan UUD 1945"

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Negara Republik Indonesia Landasan idealnya: Pancasila.Landasan konstitusionalnya: Undang-Undang Dasar 1945. Umat Islam Indonesia semestinyalah ikut berperan serta memperjuangkan melalui Qur'an dan
Sunnah Nabi Besar Muhammad SAW.
Kenapa berazaskan Pancasila?
Kita ada Zahir dan ada Batin.
Dengan adanya zahir, tentu tiap-tiap lubuk lain ikan, lain padang, lain belalang.
Padang itu 'Negara Republik Indonesia'.
Negara itu wadahnya, Republik itu batasnya.
Oleh sebab itu Pancasila dan UUD '45 itu, Pusaka yang Abadi dalam Negara Republik Indonesia.
Itulah sebabnya dimana bumi di pijak di situ langit di junjung, dimana sumur di gali di situ air di sauk; masuk kampung yang satu harus turut adat istiadat kampung tersebut.

Jadi, adat Indonesia ini Pancasila dan UUD '45, itu abadi. Selama berada dalam Negara Republik Indonesia, harus tunduk dengan dua pusaka abadi tersebut 
Akan tetapi keluar dari Negara Republik Indonesia, tidak lagi berlaku Pancasila dan UUD '45. Musti di turut adat negara lain melalui UUD nya pula. Kalau tidak kita patuh, tentu kita akan di deportasi dari negara tersebut.

Kemudian kita juga ada Batin. Negara Republik Indonesia; masyarakat Indonesia dijiwai oleh berbagai Agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Khususnya kita umat Islam wajib kembali kepada Dua Pusaka Abadi.

Sabda Rasulullah SAW dalam Hadistnya:
"Taraktu fiiqum amroiin fa'in tamassaktum bihiimaa lantadhilluu abadan, kitabullahi wasunnatur rasulih"

Artinya: Aku tinggalkan kepadamu hai umat Islam dua pusaka abadi. Apabila engkau berpegang kepada keduanya maka selamatlah kamu dunia dan akhirat.

Dua Pusaka Abadi tersebut yaitu Qur'an dan Sunnahnya;

Tidak terbatas hanya dalam Negara Republik Indonesia saja.

Sebab tiap-tiap manusia di dunia punya batin (ruh-mukmin).

Dari kutub ke kutub hingga dunia dan akhirat; wajib diamalkan. Oleh karena itu kita tidak pernah berhenti berbuat-beramal. Kalau ruh berhenti, maka barulah kita berhenti berbuat-beramal.

Sebab itu, hidup kita ini atas dua negeri, "Hayyun fiddaroiini". Satu hidup di dunia; satu hidup di akhirat.

Apa gunanya hidup di dunia?
Dunia itu kebun akhirat. "Ad dunya zamratul akhirah". Makin banyak kita beramal sudah barang tentu banyak berguna, banyak bermanfaat untuk kesenangan dunia dan akhirat. Akan tetapi perjalanan ruh dan malaikat satu hari akhirat imbangannya 50 ribu tahun hari dunia.

QS(70)4, "Ta'rujul malaa-ikatu war ruuhu ilaihi fii yaumin kaana migdaaruhuu khamsiina alfa sanah."

Artinya Jadi turun dan naiknya malaikat dan ruh satu hari lamanya di ukur dengan hari dunia ini 50 ribu tahun. Kalau umur kita 100 tahun berarti tidak sampai satu hari umur nya.

Oleh karena itu hendaknya manusia merenungkan;

MENGAPA harus BERBUAT JAHAT SESAMA MANUSIA, INGATlah bahwa BERAPA LAMA nian HIDUP DI DUNIA INI. Karenanya kasihilah dirimu sendiri dan jangan kamu membenci diri kamu sendiri dan kedua Ibu Bapakmu.

Bagaimana membenci diri sendiri?
Kalau kamu membenci orang lain sudah barang tentu kamu membenci diri kamu sendiri. Bahkan puluhan, ratusan orang akan ikut benci pada diri kita. Jadi kalau mau melihat diri, melihatlah kepada orang lain. Sebab sifat-sifat pembawaan manusia itu tidak dapat di jadikan keputusan-ukuran; ambilah jadi bahan pertimbangan.

Karena itu Negara Republik Indonesia ini bila ber-azaskan kepada Pancasila dan UUD '45  Keputusan ada di tangan rakyat, yaitu melalui sila ke-empat Pancasila berbunyi
"Kerakyatan Yang Di Pimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan"

Jadi untuk siapa semua itu? Tentu untuk rakyat. Oleh karena itu keputusan bukan di tangan pemerintah, tapi di tangan rakyat.
Pemerintah hanya melaksanakan kehendak rakyat.

Dunia begitu pula:
Dia yang menjadikan isi bumi dan langit untuk kamu semua-utk Ruh

QS(2)29 ."Huwal ladzii khalaqa lakum maa fil ardhi jamii'an"

Artinya  Dianya Allah menjadikan isi bumi dan langit untuk kamu semua.

"Manusia". Al insan abdir-ruh artinya manusia itu budak ruh.

Kenapa ruh diperbudak oleh manusia? Itulah gunanya dua Pusaka Abadi:
Qur'an dan Sunnah, IKUT SERTA BERPERAN,
TIDAK DAPAT DITINGGAL.

"Pepatah orang tua-tua dulu:
"Adat bersendi sarak, sarak bersendi kitabullah". Sendi itu "Pasak".
Sarak itu "batin", itulah sunnahNya, dialah yang bersifat siddiq amanah tabliq fathanah;

ada pada tiap-tiap manusia.
Itulah sifat Muhammad SAW.
Kitabullah itu Qur'an. (tentu bukan tulisan).
Menurut adat: "Negara Republik Indonesia di lingkung oleh batang yang empat, di gendong oleh lawang yang dua".

Mana batang yang empat itu ?
Itulah yang di sebut empat jenis yaitu:
Pemuda,
Orang Tua,
Cerdik Pandai dan
Agama.

Di gendong oleh lawang yang dua yaitu:
Adat dengan Sarak. Dikatakan adat bersendi sarak sebab: Zahir itu adat;
Batinnya di isi dengan sarak.

Negara Republik Indonesia BOLEH berbeda agama atau berlainan kepercayaan.

Prinsipnya Batin itu Agama.
Bagaimana kita umat Islam?
Disinilah perannya dua Pusaka Abadi Qur'an dan Sunnah tadi.

Undang undang mengatur, bukan menyelesaikan. Yang menyelesaikan adalah ruh melalui Agama.

Qur'an dan Sunnah itu tidak terbatas dalam Negara Republik Indonesia, dari kutub ke kutub bahkan dunia dan akhirat, itu abadi.

Kalau Pancasila dan UUD '45 sehingga akhir hayatlah. Semasa masih hidup masih di lingkung oleh Pancasila dan UUD '45. Begitu janji telah sampai maka berakhirlah.

Begitupun keluar dari Negara Republik Indonesia tidak di lingkung lagi oleh Pancasila dan UUD 45. Tentu berlaku UUD di negara nya.

Bagaimana dengan Agama? Tidak terbatas dunia saja bahkan sampai akhirat.

Kesimpulannya:
  1. Agama dengan Pancasila dan UUD '45 itu selaras, artinya sama-sama tidak dapat ditinggal 
  2. Menurut fisik tentu kita bekerja harus menurut Pancasila dan UUD '45.
Kalau Agama turut undang undang Agama masing-masing;

Maka, 'Baina Rajulisy Syirki wal kufro tarkush sholaah', batas antara islam dengan kafir itu Shalat.

Orang yang tidak Shalat, Kafir juga hukumnya.

Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna memperoleh makna yang sesungguhnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar