NUZULUL-NYA QUR'AN (TURUNNYA QUR'AN)

Pendahuluan:

TENTANG PERISTIWA NUZULUL-NYA QUR'AN artinya TURUNNYA QUR'AN.

Kebanyakan para intelektual Islam meraba-raba dengan berbagai-bagai kepintaran melalui nalarnya mencari pembenaran tentang makna Nuzulul-Nya Qur'an tersebut. 


Diantaranya:

ADA YANG BERPENDAPAT AL-QUR'AN DITURUNKAN SUDAH LENGKAP SEBAGAI SATU KESATUAN DI LAUHUL MAHFUZ, YAITU DI BAITUL IZZA.


Pendapat lain: AL-QUR'AN DITURUNKAN DALAM BENTUK WAHYU YANG DISAMPAIKAN OLEH MALAIKAT DJIBRIL KEPADA NABI MUHAMMAD SAW. 


Sungguh sangat mengagetkan bila KENAL SIAPA "Muhammad Rasulullah SAW",  dan SIAPA DJIBRIL. 


Malaikat Djibril adalah salah satu malaikat dari begitu banyak malaikat lain yang diberikan tugas oleh Allah

dengan fungsinya masing-masing.bagaimana kita akan berpegang kepada pendapat-pendapat yang cukup membingungkan umat islam, yang padahal QUR'AN ITU JUSTRU DITINGGALKAN SEBAGAI DUA PUSAKA ABADI, yaitu QUR'AN (BUKAN TULISAN) DAN SUNNAHNYA (BUKAN TULISAN), serta KEMBALI KEPADA ALLAH DAN RASULNYA, guna menghindari: SALAH MENYALAH DAN JAUH DARI PERBANTAHAN ATAUPUN PERSELISIHAN.


Peringatan Tuhan:


Firman Tuhan: QS(8)46, 

"Wa athii'ullaaha wa rasuulahuu wa laa tanaaza'uu fa tafsyaluu wa tadzhaba riihukum wash biruu inndlaaha ma'ash shaabiriin".


Artinya:

"IKUT OLEHMU AKAN ALLAH, IKUT OLEHMU AKAN RASUL. KALAU MEMANG KAMU MENGIKUT ALLAH DAN RASULNYA, JANGANLAH KAMU BERBANTAH BANTAHAN (BERSELISIH), NANTI KAMU AKAN LEMAH."


KALAU ADA YANG DIPERSELISIHKAN, KEMBALILAH KEPADA ALLAH DAN RASULNYA atau kembali kepada Qur'an dan Sunnahnya.


Firman Tuhan: QS(4)59: 

"Ya ayyuhal ladziina aamanuu athii'ullaaha wa athii'ur rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza'tum fii syai-in fa rudduuhu ilallaahi war rasuuli in kuntum tu'minuuna billaahi wal yaumil aakhiri dzaalika khairuw wa ahsanu ta'wiilaa".


Telahaan

Kita telah 15 abad ditinggal Nabi Muhammad SAW. Bila KITA BERTANYA MANA QUR'AN, MEREKA MENUNJUK TULISAN DI ATAS KERTAS, Mana AYAT, juga MENUNJUK kepada TULISAN, Mana KITAB, juga MENUNJUK KEPADA TULISAN DI ATAS KERTAS. Padahal ALLAH MENDENGARKAN SUARA HATI, yang disebut AYAT-AYAT ALLAH, BUKAN AYAT SURAT. Kitab-pun demikian, KITAB INILAH YANG DIBACA OLEH RASULULLAH, Firman Tuhan: QS(98)2-3,  


Kitab yang diturunkan Allah ini lah WAJIB DIBACA, agar kita dapat MENILAI DIRI KITA SENDIRI, bukan orang lain, QS(17)14. 


Coba kita toleh ke dalam hati kita, tidak sampai lima menit, kita dapat MEMBACA SELURUH PERBUATAN KITA, mulai sejak kecil sampai hari ini. 


Oleh karena itu, hindarilah atau jauhilah menilai orang lain. Alangkah lebih baik kita menilai diri kita lebih dulu, sebelum menilai orang lain,  


PERBAIKILAH DIRI KITA LEBIH DULU, sebelum ber keinginan untuk memperbaiki orang lain,  berapa banyak perbuatan yang senonoh, berapa banyak perbuatan yang tidak senonoh, kita sendirilah yang menilainya. Itulah yang mesti diselesaikan terlebih dulu, sebelum kita menghadap kepada Allah.


Firman Tuhan: QS(2)44: 

"A ta'muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wan antum tatluunal kitaaba a fa laa ta'qiluun."


Artinya:

Kenapa engkau menyuruh manusia berbuat kebajikan, engkau lupa diri engkau sendiri, sedang engkau membaca kitab tuhan, adakah tidak engkau berakal?" Qur'an-lah yang mencabut segala penyakit hati, yang bersumber dari dalam hati manusia yang dapat kita dengar melalui suara hati dan kita tidak dapat mengelakkannya dan tidak dapat mendustakannya. sayangnya kita sibuk dengan nalar idea, tetapi allah lebih sibuk lagi membaca suara hati tersebut. karena itu mencari pembenaran melalui nalar idea, tidak akan pernah dapat menyelesaikan perselisihan, perbantahan dalam bentuk keraguan pada setiap diri manusia.


BAGAIMANA MANUSIA DENGAN INTELEKTUALNYA AKAN MEMBONGKAR RAHASIA YANG SEBENARNYA, tentu jauh tidak akan memperoleh jawaban yang signifikan.

Alasannya MANUSIA DIJADIKAN ALLAH, lantaran kedua ibu bapak, "BUKAN melalui PEMIKIRAN". 


Pertama kejadian Adam dari tanah. Berikutnya kejadian manusia dari air mani yang terpancar dari seorang laki-laki, yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya. Dengan DISEMPURNAKANNYA KEJADIAN MANUSIA, DITIUPKANNYA RUH,  KARENA RUH ITU ADALAH CAHAYA ATAU NUR, maka MELALUI NUR itulah RUH MEMANCARKAN KEPINTARAN MELALUI OTAK, sehingga KITA DAPAT BERPIKIR. Ruh-lah melihat pada mata, Ruh-lah yang mendengar pada telinga, mencium pada hidung, berkata pada mulut, merasa pada lidah, MENGHASILKAN SCIENCE AND KNOWLEDGE atau ILMU-PENGETAHUAN. 


Sudah barang tentu sumber daya manusia itu BUKAN science and knowledge, JUSTRU SCIENCE DAN KNOWLEDGE ITU BERMUARA DARI CAHAYA ATAU ROHANIAH tersebut. 


Kata orang-orang tua dulu: 

"PIKIR ITU PELITA HATI (BUKAN OTAK, BUKAN HATI, ITULAH RUH),  


TIDAK DIPIKIR MERUSAK DIRI, 

TERLALU DIPIKIR BINASA DIRI." 


KEMBALI KEPADA PERISTIWA NUZULUL-NYA QUR'AN.


DAPAT KITA MEMIKIRKAN, APA PERBEDAAN YANG SEBENARNYA YANG TERJADI PADA MALAM 17 RAMADHAN ITU, DAN APA PULA YANG TERJADI PADA MALAM QADAR?


BETULKAH PADA MALAM 17 RAMADHAN ITU QUR'AN TURUN? 


BETULKAN PADA MALAM QADAR ITU QUR'AN TURUN?


Pada malam 17 Ramadhan, telah terjadi peristiwa yang sangat dahsyat. Dimana di zaman itu KEBIADABAN MANUSIA LUAR BIASA,  "Yang kuat berkuasa, yang kaya disanjung, yang miskin diinjak, wanita tidak ada harganya, semua bisa pakai. Padahal TIDAK ADA YANG LEBIH BERHARGA DARI SEORANG WANITA. Karena DARI RAHIM WANITA-LAH, BERKEMBANG MANUSIA YANG BANYAK INI. Pada saat itu, manusia BELUM MENGETAHUI apakah Muhammad itu seorang Nabi atau seorang Rasul. 


Orang banyak yang tidak senang kepadanya, bahkan benci kepada Nabi Muhammad, sebab dikatakan Muhammad itu 'UMMI'. Tentulah sukar bagi Muhammad, untuk menyampaikan hasrat yang dari pada Allah. Pada saat itu BELUM DITENTUKAN PUASA BAGI UMATNYA, tapi bagi Muhammad, telah lebih dulu mengamalkannya. 


Sampailah pada malam 17 Ramadhan itu, Nabi Muhammad datang kepada istrinya, dengan tergopoh-gopoh, menyampaikan hasrat yang daripada Allah, yang berbunyi:

"Iqra' bismi rabbikal ladzii khalaq". Namun Puasa bulan Ramadhan bagi umatnya barulah ditentukan setelah Nabi Muhammad Isra' dan Mi'raj. 


Apa yang terjadi pada malam 17 Ramadhan itu? 


Setelah kita mengetahui substansi Qur'an, bahwa QUR'AN ITU HATINYA MUHAMMAD DAN QUR'AN ITU PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA, Firman Tuhan: QS(2)97 DAN QS(69)40. 


Firman Tuhan: QS(69)40: 

"Innahuu la qaulu rasuulin kariim."


Artinya: "Sesungguhnya Qur'an itu PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA."


Firman Tuhan,  QS(2)97: 

"Qul man kaana 'aduwwal li jibbriila fa innahuu nazzalahuu 'alaa qablika bi idznillahi mushaddiqal li maa baina yadaihi wa hudaw wa busyraa lil mu'miniin."


Artinya: "Katakanlah, "Siapakah udduw Jibril itu?, adakah tidak IA (ALLAH) menurunkan QUR'AN ke DALAM HATI Engkau Hai Muhammad dengan izin Allah,  MEMBENARKAN KITAB terdahulu dan MENJADI PETUNJUK SERTA KABAR GEMBIRA."


TENTU kita bertanya: 


DIMANA TURUNNYA, KEMANA DITURUNKANNYA, nyatalah pada malam 17 Ramadhan itu, QUR'AN MENURUNKAN KATA-KATANYA, KEPADA ISTRINYA, DI RUMAHNYA, BUKAN DI GUA HIRA, BUKAN DIBAWA DJIBRIL. 


BACAANNYA, 

"Iqra' bismi rabbikal ladzii khalaq".


Firman Tuhan: QS(96)1-5: 

"Iqra' bismi rabbika ladzii khalaq. Khalaqal insaana min 'alaq. 


Iqra' wa rabbukal akram. 

Alladzii 'allama bil qalam. 

Allamal insaana maa lam ya'lam."


Artinya: "Bacalah dengan nama Tuhan engkau yang menciptakan, Dia yang menciptakan manusia dari segumpal darah yang beku. Bacalah, dan dengan nama Tuhanmu Yang Pemurah, Yang mengajar dengan Kalam, Dia yang mengajar dari tidak tahu menjadi tahu."


Sebaliknya, TIAP-TIAP BULAN RAMADHAN, TURUN QUR'AN, SEBAGAI PETUNJUK ATAU HUDA, sebagai PEMBEDA: Mana yang haq dan mana yang bathil.


Firman Tuhan: QS(2)185: 

"Syahru ramadhaanal ladzii unzila fiihil qur-aanu hudal lin naasi wa bayyinaatim minal hudaa wal furqaani fa man syahida minkumusy syahra fal yashumhu wa man kaana mariidhan au 'alaa safarin fa 'iddatum min ayyaamin ukhara yuriidullaahu bikumul yusra wa laa yuriidu bikumul 'usra wa li tuk milul 'iddata wa li tukabbirullaaha 'alaa maa hadaakum wa la 'allakum tasykuruun."


Artinya:

"Dalam bulan Ramadhan itu TURUN QUR'AN sebagai PETUNJUK untuk manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta PEMBEDA. Barangsiapa yang menyaksikan di antara kamu bulan Ramadhan hendaklah dia mempuasakannya, dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan maka (puasakanlah) bilangan (yang tidak dipuasakan itu) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan Dia tidak menghendaki kesulitan bagi kamu,  dan HENDAKLAH KAMU MENCUKUPKAN BILANGAN HARINYA DAN HENDAKLAH KAMU MENG-AGUNGKAN ALLAH atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu dan supaya kamu bersyukur."


Dengan demikian nyatalah bahwa, SELARAS DENGAN TUJUAN DILAHIRKANNYA MUHAMMAD, TURUNNYA QUR'AN lain tidak untuk MEMPERBAIKI AKHLAK DAN BUDI, zahir dan bathin manusia, melalui dua pusaka abadi Qur'an dan Sunnahnya.


"QUR'AN", KAMI TURUNKAN untuk OBAT PENYAKIT HATI dan RAHMAT bagi ORANG yang BERIMAN, bagi ORANG yang ZALIM, BERTAMBAH KERUGIANNYA. 


Firman Tuhan: QS(17)82: 

Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu'miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illa khasaaraa."


Firman Tuhan: QS(7)157: 

"Alladziina yattabi'uunar rasuulan nabiyyal ummiyyal ladzii  yajiduunahuu maktuubanindahum fit tauraati wal injiili ya'muruhum bil ma'ruufi wa yanhaahum 'anil munkari wa yuhillu lahumuth thayyibaati wa yuharrimu 'alaihimul khabaa-itsa wa yadha'u anhum ishrahum wal aghlaalal latii kaanat 'alaihim fal ladziina aamanuu bihii wa 'azzaruuhu wa nasharuuhu wat taba'un nuural ladzii unzila ma'ahuu ulaa-ika humul muflihuun."


Dari keterangan ayat di atas, orang-orang yang mengikut Rasul Muhammad Nabiyyul ummi, yang MENYERU KEPADA MA'RUF, MENCEGAH DARI YANG MUNGKAR, ITULAH yang dimaksud dengan SHOLAT, yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. 


Maka orang-orang yang MENDIRIKAN SHOLAT, MENGIKUT RASUL DAN PERCAYA KEPADANYA, LAGI MENGIKUTNYA, SERTA MENGUATKANNYA, TURUN "NUR QUR'AN"BERSAMA DIA. 


DUA BELAS TAHUN, TIGA BELAS BULAN, LIMA HARI, Nabi Muhammad berada di MAKKAH, dikenal dengan ayat-ayat Makiah.


SEMBILAN TAHUN, SEMBILAN BULAN, SEMBILAN HARI, di Madinah, dikenal dengan ayat-ayat Madiniyah. 


Nyatalah mulai tanggal 17 Ramadhan, sampai Beliau mengakhiri tugasnya sebagai Nabi, berumur 63 Tahun 10 hari, yang terjadi di Mekkah dan Madinah tersebut adalah: 


QUR'AN MENURUNKAN KATA-KATANYA KEPADA MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI. Lalu DI INGAT, DICATAT, di pelepah-pelepah, di batu-batu, di kulit unta, kemudian DIKUMPULKAN, DISUSUN, SELAMA "40 TAHUN MENJADI 1 MUSHAF". 


BERNAMA-LAH "KITAB AL-QUR'AN" YANG ADA SAMPAI HARI INI. 


Sudah barang tentu: 


QUR'AN LAIN, KITAB QUR'AN LAIN, AYAT LAIN, AYAT SURAT LAIN, KITAB LAIN. KITAB SURAT LAIN. QUR'AN ADA BENDANYA (BUKAN TULISAN), KITAB ADA BENDANYA (BUKAN TULISAN).


Substansi QUR'AN tertuju kepada HATI MUHAMMAD, 


Substansi AYAT DAN KITAB tertuju kepada RUH DI SETIAP MANUSIA. 


QUR'AN BERKATA KEPADA AYAT, DISEBUT AYAT-AYAT ALLAH (VERSES OF THE HOLY QUR'AN).


Firman Tuhan: QS(29)49: 

"Bal huwa aayatum bayyinaatun fii shuduuril ladziina uutul 'ilma wa maa yajhadu bi aayaatinaa ilazh zhaalimuun."


Artinya:

"Bahkan QUR'AN itu AYAT-AYAT YANG NYATA, YANG JELAS YANG TERANG artinya TERSIMPAN di DALAM DADA namanya ILMU (TAHU), dan tiada yang engkar kepada ayat-ayat itu melainkan orang yang zalim (aniaya). 


Kita-lah yang pertama kali yang engkar terhadap diri kita sendiri, yang telah mengingatkan kita dalam bentuk tanda atau ayat, bahwa kita sedang menganiaya diri kita sendiri. 


Nyata dalam perbuatan keseharian manusia, "LAIN KATA HATI, LAIN PULA KATA MULUT. TENTU BERBEDA DENGAN AMALANNYA."


Seperti kita ketahui, tiap-tiap bulan suci Ramadhan, "TURUN QUR'AN". 

Tentu BUKAN DALAM BENTUK TULISAN ATAU KITAB QUR'AN. Kalau kita mengerti bahwa Qur'an turun dan Qur'an itu hatinya Muhammad, dan Qur'an itu perkataan pesuruhKu yang Mulia, tentu-lah PERKATAAN ITU DAPAT DIDENGAR OLEH ORANG YANG MENDENGARKAN. ITULAH YANG DITULIS DAN DIKUMPULKAN MENJADI KITAB AL-QUR'AN.


DIKATAKAN QUR'AN TURUN, MEMANG QUR'AN TURUN, 

tapi BUKAN KITAB-NYA. Sebab KITABnya TIDAK BERUBAH, SATU KITAB INI-LAH YANG KITA PEGANG SAMPAI HARI INI. TIAP-TIAP MALAM QADAR DI BULAN RAMADHAN, TURUN QUR'AN. Dan itu terjadi TIAP-TIAP TAHUN. 


Kondisi saat inilah yang ditunggu oleh Umat Muhammad pada setiap malam Qadar.


Dapatkah kita menjumpai Malam Qadar itu, bila BELUM MENGETAHUI HUBUNGAN QUR'AN (HATI MUHAMMAD) DENGAN AYAT (HATI SETIAP MANUSIA) DI TEMPAT MENYEMBAH KEPADA ALLAH (BAITULLAH)? Firman Tuhan: QS(3)96.


QUR'AN BUKAN DIBAWA OLEH DJIBRIL, TETAPI DIBAWA OLEH RUHUL AMIN KE DALAM HATI MUHAMMAD DENGAN IZIN ALLAH DALAM BAHASA ARAB YANG FASIH. 


Sayang APA ITU AMIN TIDAK DIKETAHUI.


Firman Tuhan: QS Al-Qadr (97)

"Inna anzalnaahu fii lailatul qadr. 

Wa maa adraka maa lailatul qadr. Lailatul adri khairum min alfi syahr. Tanazzalul malaa-ikatu war ruuhu fiihaa bi idzni rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hattaa mathla 'il fajr."


Sesungguhnya pada malam Qadar itu, Qur'an Kami turunkan, sejak 10 hari menjelang berakhirnya bulan Ramadhan. 


Umat Islam menunggu datangnya malam Qadar tersebut. 


Hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.


“Artinya :

Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” :  [Hadits Riwayat Bukhari 4/225 dan Muslim 1169].


Riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.


“Artinya :

Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya”: [Hadits Riwayat Bukhari 4/221 dan Muslim 1165].


Boleh diumpamakan pada Malam Qadar itu QUR'AN TURUN dalam sebuah Musyawarah (KONGRES) dimana QUR'AN MEMIMPIN, ALLAH MENJADI HAKIM. 


ANGGOTA RAPATNYA YAITU PARA MALAIKAT, ARWAH PARA AULIYA DAN AMBIYA yang telah habis tugas, gunanya untuk MENENTUKAN SEGALA URUSAN SAMPAI FAJAR.

Hal inilah yang memberatkan, guna menyampaikan hakekat yang sebenarnya yang berlandaskan kepada Qur'an dan Sunnah, sebab 15 abad ditinggal oleh Nabi Muhammad SAW, "BACAAN SAMA, PENATALAKSANAAN SAMA, TIDAK BERBEDA DENGAN UMAT ISLAM LAINNYA, tapi TENTU TIAP-TIAP PERSAMAAN ADA PERBEDAAN


SYARIAT MEMANG SAMA,HANYA HAKEKAT ITU YANG TELAH DILUPAKAN OLEH UMAT ISLAM.


"As-syariatu bila haqiqatu, atilah,  Al-haqiqatu bila syariah, batilah.


Syariat dengan tiada Hakekat, Hampa,  Hakekat dengan tiada Syariat, Batal.


DENGAN TIADA MENGETAHUI HAKEKAT, maka UMAT ISLAM TELAH TERPECAH BELAH HATINYA, tidak satu arah dalam satu kiblat, dimana di tempat itulah Tuhan MENGURUS RUH umat Islam secara hakekat. 


Tempat itu bernama MASJIDIL HARAM (TEMPAT SUJUD YANG MULIA-BAITULLAH YANG BERADA DI MAKKAH), TEMPAT DIMANA MENDIRIKAN SHOLAT, MENGIKUT RASUL, MELAKSANAKAN HAJI DAN UMROH PADA HAKEKAT. 


PENEGASAN ALLAH TERHADAP KIBLAT: Doa ketika tawaf kedua saat umroh dan haji: 


"Allahumma inna hadzal baita baituka wal haraama haraamuka wal amna amnuka wal 'abda 'abduka wa ana abduka wa hadza maqomul 'a izibika minannar, faharrim luhumanna wabasyaratana 'alannar."


Artinya:

"Ya Allah sesungguhnya BAIT INI RUMAHMU YA ALLAH (BUKAN KA'BAH), TANAH HARAM INI TANAH MULIAMU ya Allah, NEGERI AMAN ini NEGERI AMANMU ya Allah, aku ini hambaMu ya Allah, anak daripada hambaMu, adalah tempat ini TEMPAT orang BERLINDUNG KEPADAMU dari NERAKA, peliharalah daging dan kulitku dari api neraka. 


Lima belas abad ditinggalkan nabi Muhammad, dengan hilangnya hakekat, diantaranya umat Islam telah meninggalkan BISMILLAH,  padahal Ummul Qur'an itu 7 ayat, BUKAN 6 ayat. 


Hanya pada Ummul Qur'an itulah BISMILLAH nomor 1. BISMILLAH di tempat lain tidak bernomor,  BUKAN SALAH KITA MENINGGALKAN BISMILLAH, tetapi karena belum sampai pengetahuannya, APA ITU BISMILLAH, APA MAKNA BISMILLAH. 


Seandainya kita meninggalkan BISMILLAH dalam membaca Ummul Qur'an yang 7 ayat, tentu SAMA DENGAN ORANG YANG DAHULU, SEBELUM TURUN PERINTAH KEPADA MUHAMMAD bahwa: "TIAP TIAP MEMBACA SESUATU, HENDAKLAH DENGAN NAMA TUHAN YANG MENJADIKAN ALAM", dan seterusnya. 


Sabda Rasulullah:

"Setiap Kalam/urusan yang TIDAK DIBUKA DENGAN DZIKRULLAH atau INGAT Allah azza wa jalla, maka ia BINASA dan TERPUTUS." HR ahmad bin Hanbal 8355.


Dari Abu Hurairah Sabda Rasulullah SAW: 

"Setiap urusan yang TIDAK DIMULAI dengan ALHAMDULILLAH, maka TERPUTUS."  Dirawikan oleh Abu Dawud, no. 4200, Ibnu Majah juz 4, no. 1884


Qala Rasulullah SAW:

"Setiap urusan atau pekerjaan yang TIDAK DIMULAI dengan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM, maka ia TERPUTUS."


Dari Kitab Jami' Al Hadits, juz 15, no. 15584


Sungguh berat menyampaikan kebenaran seperti di atas, karena umat Islam berpegang kepada Nalar Idea yang menimbulkan berbagai-bagai penafsiran. 


TIMBUL PERTANYAAN, kenapa surat Al-Alaq itu TIDAK TERTULIS di awal Juz Amma?


KENAPA yang ditulis itu Surah AL-Fathihah atau UMMUL QUR'AN? 


Padahal surat yang turun PERTAMA KALI adalah SURAH AL-ALAQ tersebut. 


Begitu beratnya, RINGAN DILAFAZ, BERAT DITIMBANGAN. 


SUKAR UNTUK DIPERTANGGUNG JAWABKAN KEPADA ALLAH,  sebab kata-kata A'UDZUBILLAAHI MINASY SYAITHANNIRRAJIIM, 


artinya: BERLINDUNG AKU DENGAN ALLAH,  OLEH AHLI TAFSIR DIARTIKAN BERLINDUNG KEPADA ALLAH,  kenapa demikian? 


Oleh sebab itu, carilah "NAMA atas BENDA. 


Kebanyakan kita menyebut nama, tapi kita tidak mengenal yang punya nama. 

Begitupun syetan. Kita menyebut syetan, tapi kita tidak berjumpa dengan syetan. 

Padahal perbuatan syetan itu nyata dalam diri kita, berupa PEMBOHONG, PENDUSTA, PENGHASUT DAN MEMFITNAH. Karena itu carilah mana IA-NYA YANG DENGAN NAMA ALLAH DAN MANA ITU SYETAN.


"Man abda' asma dunal ma'na fa qad kafara".


Artinya: BARANGSIAPA MENYEMBAH NAMA, TIDAK KENAL MAKNA DARIPADA NAMA ITU, MAKA SESUNGGUHNYA KAFIR, MAKA NYATA KAFIRNYA.


Perhatikan Firman Tuhan: QS(16)98: 

"Fa idzaa qara'tal qur-aana fas ta'idz billaahi minassy syaithaanir rajiim."


Artinya: "APABILA ENGKAU HENDAK MEMBACA QUR'AN, BERLINDUNG DENGAN ALLAH DARI GODAAN SYETAN YANG TERKUTUK."


Nabi berpesan DAN AKAN BERCERAI UMATKU DI AKHIR ZAMAN, menjadi 73 FIRQAH (dikarenakan mencari pembenaran melalui proses Nalar Idea tadi), kulluhum finnaar, semua itu masuk neraka. Illa millata wahidah. 


KECUALI SATU ALIRAN,  

QALA WA MAN HIYA YA RASULULLAH, 


QALA MA ANA ALAIHI. 

Bertanya sahabat, siapa yang satu itu ya Rasulullah?,  


"YANG SAMA DENGAN KU DAN PARA SAHABATKU". 


UMAT ISLAM TIDAK LAGI MENGENAL BAITULLAH, BUKAN KA'BAH. Sehingga mereka berkata BAITUL RABBI QALBU MU'MINIIN, artinya RUMAH TUHAN HATI ORANG MUKMIN, ZAHIR MEKKAH, BATHIN QALBU MU'MINIIN. 


Disamakan Ka'bah dengan Baitullah. Akhirnya mereka: DIA MENYEBUT, DIA DISEBUT, DIA MENYEMBAH, DIA DISEMBAH, DIA MEMBESARKAN, DIA DIBESARKAN, ANA ANTA - ANTA ANA, AKU ENGKAU - ENGKAU AKU. DIA TELAH MENSYARIKATI ALLAH DALAM HATINYA, karena DISURUHNYA ALLAH BERTAUHID KE DALAM HATINYA, padahal semestinya YANG DALAM HATI ITU WAJIB BERTAUHID KEPADA ALLAH DAN RASULNYA DI BAITULLAH.


MEREKA MENGINGAT ALLAH DALAM HATINYA, TELAH BERBILANG-BILANG ALLAH DI SETIAP HATI MANUSIA. Kenapa sakit perut, kenapa bisa demam, kalau Allah dalam hati? 


Padahal justru yang dalam hati itu RUH, bernama MUKMIN, karena dia CAHAYA, maka dimana-mana berada INGATAN ITU WAJIB ADA DI BAITULLAH, tentu secara hakekat.


LATAR BELAKANG TURUNNYA QUR'AN:


KEMBALI KEPADA TUJUAN DLAHIRKANNYA MUHAMMAD, MELALUI DUA PUSAKA ABADI. 


Apa yang menyebabkan rusaknya akhlak budi? Mungkinkah terjadi perang Uhud, perang Badar, perang Tabuk, KALAU BUKAN BERMUARA ATAU BERMULA DARI KEJAHATAN HATI DAN PERBUATAN DIRI?


Mari kita lihat hadits di bawah ini:

Hadits Rasulullah yang dirawikan oleh Bukhari 3120, Muslim 4881, Abu Dawud 3395,3399,3400, Ibnu Majah 3516: 


"A'udzu bi kalimatillah at-tammah min Syarri ma khalaq."


artinya : BERLINDUNG AKU DALAM KALIMAT ALLAH YANG SEMPURNA DARI KEJAHATAN MAKHLUK YANG TELAH DIJADIKAN SEJAHAT DIA."


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk,


"Roja'naa minal jihaadil ashghori ilaal jihaadil akbari. Qaaluu wamaal jihaadul akbaru, qaala jihadul qalbi."


Artinya:

"KITA TELAH KEMBALI DARI JIHAD KECIL, MENUJU JIHAD YANG LEBIH BESAR.” Mereka berkata, “APAKAH JIHAD YANG LEBIH BESAR ITU?” 


Beliau menjawab: “JIHAD HATI.” 

(HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah),  dari Ibrahim bin Abi Ablah. Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)].

Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, 


BELIAU BERSABDA, "Qadimtum khaira maqdam minal jihaadil ashgari ilaal jihaadil akbari. Qaaluu wa mal jihaadul akbaru, qaala: Mujaahadatul 'abdi hawaahu."


Artinya: "Kalian TELAH KEMBALI KE TEMPAT KEDATANGAN TERBAIK, DARI JIHAD YANG LEBIH KECIL MENUJU JIHAD YANG LEBIH BESAR.” 


Para sahabat berkata, 

“APAKAH JIHAD YANG LEBIH BESAR ITU YA RASULULLAH? 


Nabi bersabda, 

“JIHAD SEORANG HAMBA MELAWAN HAWA NAFSUNYA.”


"Alhamdulillahi na'mahu wanas ta'iinuhu wanastaghfiduhu wanatuubu ilaihi, wana'uuzu billahi min syuduuri anfusinaa wamin sayyi aati a'maalina, man yahdihiillahu falaa mudhillalah, waman yudhlil falaa Haadiyalah, wa ashadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalah, wa ashadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuuluh".


Artinya: "Aku mohon ampun dan taubat kepada Allah, mohon perlindungan kepada Allah DARI KEJAHATAN HATI DAN PERBUATAN DIRI. Barang siapa yang mendapat petunjuk, tidak ada satu pun orang yang dapat menghentikannya. Begitupun sebaliknya".


A'AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMATI MIN SYARRI MAA KHALAQ.


Artinya: "Aku berlindung dalam kalimat Allah yang Sempurna dari kejahatan yang dijadikan sejahat dia."


Firman Tuhan: QS(114):

"Qul a'uudzu bi rabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas".


Artinya: "Katakanlah, 

"Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara manusia, yang menguasai manusia, TUHAN manusia, DARI KEJAHATAM YANG MERAGU-RAGU DARI BISIKAN SETAN YANG TERSEMBUNYI. YANG NEMBISIKKAN DALAM DADA MANUSIA, DARI JIN DAN MANUSIA."


PENJELASAN


Hadits Rasulullah SAW: 

"Kullu kitaabin sirrun wa sirrul Qur'an fi awwalis surah la ya' rifuhu illa bihidayaatillah bihadiyyi Muhammad."


Artinya: Tiap-tiap Kitab ada Rahasia nya (KITAB YANG DITURUNKAN ALLAH BERSAMAAN DENGAN DITIUPKANNYA RUH), Rahasia Qur'an tersimpan di awal surat, dan tiada yang mengetahuinya melainkan orang yang ditunjuki Allah, MUHAMMAD MEMBAWA PETUNJUK ATAU HUDA yang memberikan HIKMAH atau pelajaran yang berharga bagi setiap umat Islam. Sebab wal qur'aanil hakiim, QUR'AN ITULAH YANG MEMBAWA HIKMAH (MANFAAT, BERGUNA BAGI SETIAP UMAT ISLAM DALAM MENYELESAIKAN KERAGU-RAGUAN berupa bisikan sebangsa JIN DAN MANUSIA), 


Firman Tuhan: QS(36)2. 


Dengan demikian, marilah secara perlahan KITA LENGKAPI PENGETAHUAN dari sistem belajar mengajar, guru ke guru, kepada sistem yang lebih tinggi, yaitu "WAHYU YANG DIWAHYUKAN", SEHINGGA KITA LANGSUNG KEPADA MUHAMMAD SAW, karena BELIAU YANG MEMBAWA PETUNJUK DAN AGAMA YANG BENAR, YANG MENGALAHKAN AGAMA-AGAMA YANG LAIN, WALAUPUN BENCI ORANG MUSYRIK ITU. 


Firman Tuhan: QS(9)33, QS(61)9, QS(48)28. 


"Huwal ladzii arsala rasuulahuu bil hudaa wa diinil haqqi li yuzh-hirahuu 'alad diini kulliihii wa lau karihal musyrikuun."


Kenapa demikian?

Sebab kita berpegang teguh kepada SUBSTANSI QUR'AN, AYAT dan KITAB. TIDAK LAGI BERPEGANG KEPADA TULISAN DI ATAS KERTAS. 


APA GUNANYA KITAB QUR'AN YANG ADA SEKARANG INI?


Dengan adanya kitab Qur'an itulah dapat menjawab kebenaran hakiki yang dimaksudkan oleh Allah bahwa SUBSTANSI QUR'AN ADALAH HATI MUHAMMAD, sedangkan SUBSTANSI AYAT DAN KITAB ADALAH HATI SETIAP MANUSIA, khususnya umat Islam.


"PERINGATAN TUHAN", 


QS(6)7: "Wa lau nazzalnaa 'alaika kitaaban fii qirthaasin fa lamasuuhu bi aidiihim la qaalal ladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrum mubiin."


Artinya:

"Dan kalau Kami TURUNKAN KEPADA MEREKA TULISAN DI ATAS KERTAS, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka, maka orang-orang kafir itu berkata, "Ini tidak lain adalah SIHIR YANG NYATA."


Firman Tuhan: QS(29)48: 

"Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabiw wa laa takhuthuhuu bi yaamiinika idzal lar taabal mubthiluun."


Artinya: "Dan Muhammad TIDAK PERNAH MEMBACA KITAB SEBELUMNYA DAN ENGKAU TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANMU. Jikalau demikian niscaya makin ragulah orang-orang yang membatalkan itu."


Perhatikan Firman Tuhan: QS(28)85: 


"Innal ladzii faradha 'alaikal qur-aana la raadduka ilaa ma'aadin qur rabbii a'lamu man jaa- bil hudaa wa man huwa fii dhalaalim mubiin."


Artinya:

"Bahwa sesungguhnya Allah memfardhukan MEMBACA QUR'AN yang MENGEMBALIKAN ENGKAU KEPADA TEMPAT YANG PERTAMA. 


Katakanlah TUHANKU LEBIH MENGETAHUI SIAPA YANG MEMBAWA PETUNJUK dan siapa yang dalam kesesatan yang nyata.


Orang yang mendapat petunjuk, itulah orang yang "taqwa". 


Disuruh kembali kepada tempat yang pertama, itulah BAITULLAH. yaitu "YAHDI QALBAHU", YANG DITUNJUKI ALLAH, YANG DI DALAM HATINYA (MUKMIN).


Siapa yang sesat, yang nyata itu?


Innal insaana li rabbihi lakanud.


artinya:

Sesungguhnya MANUSIA ITU "KAFIR" ATAU ENGKAR KEPADA TUHANNYA. ITULAH KESESATAN YANG NYATA. 


"Innal insaana khuliqa haluu'aa, 


Artinya: Sesungguhnya KAMI JADIKAN MANUSIA ITU BERSIFAT KELUH KESAH SUKA MENANTANG. 


JADI BUKAN SYARIATNYA YANG DIPERINTAH KEMBALI KE BAITULLAH, melainkan HAKEKATNYA. 


Kenapa demikian?


Firman Tuhan: QS(2)97, 

Katakanlah siapa 'Uduw Djibril atau musuh Djibril, adakah tidak DIA MENURUNKAN QUR'AN KE DALAM HATI ENGKAU HAI MUHAMMAD, DENGAN IZIN ALLAH? Sedangkan Dia membenarkan Kitab terdahulu dan membawa petunjuk serta kabar suka kabar takut. 


Firman Tuhan,  QS(26)192-195, 198:


"Wa innahuu la tanziilu rabbil 'aalamiin. 

Nazala bihir ruuhul amiin. 'Alaa qalbika li takuuna minal mundziriin. 

Bi lisaanin 'arabiyyim mubiin. (198) Wa lau nazzalnaahu 'alaa ba'dhil a'jamiin."


Artinya:

"Qur'an ini sebenarnya diturunkan Allah, Tuhan seru sekalian alam, dibawa RUH SUCI KE DALAM DADANYA MUHAMMAD.


Jika Kami turunkan Qur'an kepada orang 'Ajam, BUKAN ORANG ARAB, TENTU BERBAHASA  'AJAM-LAH QUR'AN INI. Lalu dibacakan kepada mereka dengan bahasanya sendiri. Niscaya mereka tiada mau beriman kepadanya (tidak mau percaya kepadanya). Mereka tidak akan mau beriman kepadanya, sampai mereka mendapat siksa yang pedih."


Maka dengan itu 


Firman Tuhan: QS(17)81-82: 


"Wa qul jaa-al haqqu wa zahaqal baathilu innal baathila kaana zahuuqaa. 


(82) Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu'miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illa khasaaraa."


Artinya

Ayat 81, 

Katakan telah datang kebenaran kepadamu (SIDDIQ, sifat RUH atau MUKMIN), dan telah lenyap yang bathil (HAWA NAFSU atau SIFAT MANUSIA), sesungguhnya yang bathil itu pasti lenyap. 


Ayat 82, 

Kami TURUNKAN QUR'AN ITU AKAN MEYEMBUH PENYAKIT HATI ATAU NAFSU YANG MENGGODA DI DALAM HATI Qur'an (yang membuat manusia GALAU, PENUH ANGAN-ANGAN, KACAU PIKIRANNYA, TIDAK TENTU ARAH). Dan RAHMAT BAGI ORANG YANG BERIMAN. 


SEDANGKAN BAGI ORANG YANG ZALIM AKAN BERTAMBAH KERUGIANNYA.


Oleh karena itu JANGAN ENGKAU MERASA KEBERATAN DAN KETAKUTAN,  SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA ALLAH DAN RASULNYA. 


KESIMPULAN:


Setelah ditinggal 15 abad oleh Nabi Muhammad SAW:


1. Umumnya manusia belum mengenal dirinya, sehingga belum mengenal ayat, belum mengenal kitab, dan belum mengenal iman. dan belum mengenal Tuhannya. 


Mengenal diri: QS(2)44, 


Mengenal kitab: QS(42)17, 51-52,


Mengenal Tuhan QS(27)91, QS(106).


2. Umumnya umat Islam belum mengenal Muhammad secara substansial, 

karena itu tidak kenal dengan Qur'an. 


Padahal Muhammad yang dimaksud adalah Muhammad yang di selawat oleh Allah dan malaikat dan mengeluarkan kita dari kegelapan kepada terang-benderang serta memberikan rahmat. 

QS(33)21, 40, 41, 42, 43, dan 56.


3. Umat Islam telah lupa dengan ALAMAT tempat menyembah kepada Allah (BAITULLAH). 


Maka belum mengetahui hakekat sholat, umroh, dan haji. QS(3)96, QS(2)125, QS(22)26.


4. Karena itu Hai umat Islam, BERPEGANG TEGUHLAH dengan QUR'AN dan SUNNAHNYA, "JANGAN" BERPEGANG DENGAN TULISANNYA,  


QUR'AN YANG MEMPUNYAI PERKATAAN, AYATPUN BERKATA TIADA HURUF TIADA SUARA, ITULAH SUNNAHNYA. QS(69)40.


5. QUR'AN BERKATA KEPADA AYAT. 

Bentuk ayat atau tanda itu adalah getaran suara, seluruh tubuh kita dapat mendengar (VOICE OF THE HEART), yang dapat MEMBERITAHU kepada masing-masing kita, salah atau benarnya. QS(29)49. 


6. QUR'AN TIDAK DITURUNKAN DI GUA HIRA,  (GUA HIRA TIDAK PANDAI MENURUNKAN KATA-KATA),  


Fisik memang berada di Gua Hira, Tapi NON-FISIK ADA DI BAITULLAH. QS(28)85.


7. QUR'AN DITURUNKAN KE DALAM HATI MUHAMMAD, TIDAK SEORANGPUN MENGETAHUINYA. QS(2)97, QS(26)192-195, 198.


8. KEMBALILAH KEPADA HAKEKAT YANG TELAH HILANG, TUJUANNYA ADA DI BAITULLAH, supaya MEMUDAHKAN MEMBACA QUR'AN, UNTUK OBAT PENYAKIT HATI, DENDAM YANG BERGELORA. QS(17)82.


9. Benarlah melalui DUA PUSAKA ABADI,  QUR'AN DALAM HATI MUHAMMAD, SUNNAH DALAM HATI MANUSIA,  DAPAT MEMPERBAIKI AKHLAK (BATHIN), BUDI itu ZAHIR (PANCA INDERA YANG LIMA), YANG TELAH RUSAK, dengan cara: MENDIRIKAN SHOLAT, IKUT RASUL DI BAITULLAH. QS(24)56, QS(2)125, QS(22)26.


Rujukan kesimpulan:


Firman Tuhan: QS(2)44: 

"A ta'muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wan antum tatluunal kitaaba a fa laa ta'qiluun."


Artinya: "Kenapa engkau MENYURUH MANUSIA BERBUAT KEBAJIKAN, ENGKAU LUPA DIRI ENGKAU SENDIRI, SEDANG ENGKAU MEMBACA KITAB TUHAN,  ADAKAH TIDAK ENGKAU BERAKAL?"


Firman Tuhan: QS(42)17: 

"Allahul ladzii anzalal kitaaba bil haqqi wal miizaana wa maa yudriika la'allas saa'ata qariib."


Artinya: "Allah yang MENURUNKAN KITAB DENGAN KEBENARAN DAN NERACA. Dan tahukah engkau, boleh jadi kiamat itu dekat?"


Firman Tuhan: QS(42)51-52:


Ayat 51: “Wa maa kaana li basyarin ay yukallimahullaahu illaa wahyan au miw waraa-I hijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa-u innahu ‘aliyyun hakiim."


Artinya: "Dan tiadalah bagi seorang manusia bahwa Allah berkata-kata kepada manusia, melainkan dengan WAHYU atau dari BALIK DINDING, atau Dia mengirim UTUSAN, lalu Dia mewahyukan dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."


Ayat 52 : “Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."

 

Artinya: "Dan demikianlah Kami WAHYUKAN KEPADA RUH dengan perintah kami. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. 


Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. (jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). 


Melalui kitab itu, Kami memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus."


Firman Tuhan: QS(27)91: 

"Innamaa umirtu an a'buda rabba haadzijil baldatil ladzii harramahaa wa lahuu kulli syai-iw wa umirtu an akuuna minal muslimiin."


Artinya: "Aku TERPERINTAH MENYEMBAH TUHAN di dalam negeri yang terhormat ini (BAITULLAH), segala sesuatu kepunyaan Allah, AKU MASUK ORANG ISLAM (SELAMAT) DI TEMPAT INI."


Firman Tuhan: QS(106): 

1) "Li-iilaafi quraisyin. 

2) Iilaafihim rihlatasy-syitaa-i wash-shaif(i)

3) Falya'buduu rabba hadzaal bait(i) 

4) Al-ladzii ath'amahum min juu'iu(n) 

5) wa-aamanahum min khauf(in)."


Artinya: "Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,   kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, SEMBAH OLEHMU TUHAN INI RUMAH (BAITULLAH), Yang telah memberi makanan kepada mereka, untuk menghilangkan lapar, dan mengamankan mereka dari ketakutan."


Firman Tuhan: QS(33)21: 

“La qad kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanatul li man kaana yarjullaaha wal yaumal aakhira wa dzakarallaaha katsiiraa.”

 

Artinya: “Sungguh PADA DIRI RASULULLAH itu TELADAN YANG BAIK BAGI KAMU, bagi orang yang MENGHARAP RAHMAT ALLAH dan HARI KEMUDIAN dan BANYAK MENGINGAT ALLAH".


Pada diri Rasul (BUKAN PAKAIAN, BUKAN JUBAHNYA, BUKAN PENAMPILANNYA, BUKAN JASMANIAHNYA), TAPI DALAM DIRI RASUL itu terdapat SURI TAULADAN

(CONTOH) yang baik bagi kamu, bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah, hari kemudian dan banyak mengingat Allah.


Ternyata DIA BUKAN ORANG ARAB. Terjawablah sudah siapa yang di dalam hati Muhammad:


Firman Tuhan: QS(33)40: 

“Maa kaana muhammadun abaa ahadim mir rijaalikum walaakir rasuulallaahi wa khaataman nabiyyina wa kaanallaahu bi kulli syai-in ‘aliimaa.”


Artinya: “MUHAMMAD TIADALAH BAPAK-BAPAK SALAH SEORANG di antara LAKI-LAKI atau PEREMPUAN KAMU, ADALAH IA RASULULLAH, Dia BERADA DI KESUDAHAN  Nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”


Setelah memperoleh keterangan dari firman di atas, BARULAH KITA DAPAT MENGINGAT ALLAH, SETELAH MENGIKUT RASUL. 


Firman Tuhan: QS(33)41: 

"Yaa ayyuhal ladziina aamanudz kuaaha dzikran katsiiraa.”


Artinya: "Hai orang beriman, ingatlah Allah dengan ingatan yan banyak.”


Kita dapat BERTASBIH MEMUJI KEBESARAN Allah.


Firman Tuhan: QS(33)42: 

"Wa sabbihuuhu bukrataw wa ashiilaa.”


Artinya: "dan bertasbihlah kepada ALLAH pagi dan petang.”


DIALAH MUHAMMAD SAW yang MENGELUARKAN KAMU DARI KEGELAPAN KEPADA yang TERANG-BENDERANG.


Bagaimana HUBUNGAN ALLAH dengan MUHAMMAD?


Firman Tuhan: QS(33)56: 

"Innallaaha wa malaa-ikatahuu yushalluuna 'alan nabiyyi yaa ayyuhal ladziina aamanu shallu 'alaihi wa sallimuu tasliimaa.”


Artinya: "Sesungguhnya ALLAH DAN MALAIKAT BERSALAWAT ATAS NABI (DALAM DIMENSI NUURUN 'ALAN NUUR). Hai ORANG BERIMAN BERSALAWATLAH KEPADA MUHAMMAD, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh.”


Firman Tuhan:QS(3)96: 

"Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin."


Artinya "Sesungguhnya inilah mula-mula RUMAH (BAITULLAH DI MAKKAH,  BELUM ADA RUMAH DI PERMUKAAN BUMI INI, termasuk MASJIDIL AQSA, karena itu dibangun di zaman Nabi Sulaiman) YANG AKU NYATAKAN BAGI MANUSIA, BERKAT UNTUK IBADAH (artinya ibadah yang dilakukan oleh manusia akan MEMPUNYAI NILAI HAKEKAT, bila MENGETAHUI setiap ibadahnya, MENGHADAP KIBLAT INGATANNYA DI BAITULLAH),  PETUNJUK SEISI ALAM (BUKAN BAGI ALAM, TETAPI ALAM INSAN, yaitu RUH yang bersemayam di dalam dada)."


Firman Tuhan: QS(2)125: 

"Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud".


Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami menjadikan rumah itu Baitullah, (bukan Ka'bah), utk pulang pergi manusia, dan tempat yang aman. 


Dan ambillah Baitullah itu untuk tempat SHALAT. Bersihkanlah rumahKu untuk orang yang tawaf, i'tikaf, ruku' dan sujud."


Firman Tuhan: QS(22)26: 

"Wa idz bawwa'naa li Ibrahiima makaanal baiti al laa tusyrik bii syai-aw wa thahhir baitiya lith thaa-ifiina walqaaimiina wa rukka'is sujuud." 


Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami tempatkan Ibrahim pada tempatnya di Baitullah, seraya firman Kami, "Jangan engkau sekutukan Aku dengan yang lain-lain, dan sucikanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang-orang yang I'tikaf dan orang-orang yang ruku' dan sujud."


Firman Tuhan: QS(69)40: 

"Innahuu la qaulu rasuulin kariim.”


Artinya: "Sesungguhnya QUR'AN itu PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA.”


Firman Tuhan: QS(29)49: 

"Bal huwa aayatum bayyinaatun fii shuduuril ladziina uutul 'ilma wa maa yajhadu bi aayaatinaa ilazh zhaalimuun."


Artinya: "Bahkan QUR'AN itu AYAT-AYAT YANG NYATA, YANG JELAS YANG TERANG artinya TERSIMPAN di DALAM DADA namanya ILMU (TAHU), dan tiada yang engkar kepada ayat-ayat itu melainkan orang yang zalim (aniaya). 


Firman Tuhan: QS(28)85: 

"Innal ladzii faradha 'alaikal qur-aana la raadduka ilaa ma'aadin qur rabbii a'lamu man jaa- bil hudaa wa man huwa fii dhalaalim mubiin."


artinya: "Bahwa sesungguhnya Allah memfardhukan MEMBACA QUR'AN yang MENGEMBALIKAN ENGKAU KEPADA TEMPAT YANG PERTAMA. 


Katakanlah TUHANKU LEBIH MENGETAHUI SIAPA YANG MEMBAWA PETUNJUK dan siapa yang dalam kesesatan yang nyata.


Orang yang mendapat petunjuk, itulah orang yang "taqwa”.


Firman Tuhan: QS(2)97: 

"Qul man kaana 'aduwwal li jibbriila fa innahuu nazzalahuu 'alaa qablika bi idznillahi mushaddiqal li maa baina yadaihi wa hudaw wa busyraa lil mu'miniin.”


Artinya: "Katakanlah, "Siapakah udduw Jibril itu?, adakah tidak IA (ALLAH) menurunkan QUR'AN ke DALAM HATI Engkau Hai Muhammad dengan izin Allah,  MEMBENARKAN KITAB terdahulu dan MENJADI PETUNJUK SERTA KABAR GEMBIRA.”


Firman Tuhan  QS(26)192-195, 198: 

"Wa innahuu la tanziilu rabbil 'aalamiin. Nazala bihir ruuhul amiin. 'Alaa qalbika li takuuna minal mundziriin. Bi lisaanin 'arabiyyim mubiin. (198) Wa lau nazzalnaahu 'alaa ba'dhil a'jamiin."


Artinya: "Dan sesungguhnya QUR'AN diturunkan TUHAN SEMESTA ALAM, Dibawa oleh RUHUL AMIIN (BUKAN DJIBRIL) KE DALAM HATIMU supaya engkau termasuk orang-orang yang memberi peringatan, dengan BAHASA ARAB YANG FASIH, DAN KALAU KAMI TURUNKAN QUR'AN KEPADA ORANG 'AJAM, MAKA AKAN BERBAHASA 'AJAM."


Firman Tuhan: QS(17)82: 

"Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu'miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illaa khasaaraa". 


Artinya: "Dan KAMI TURUNKAN QUR'AN UNTUK OBAT PENYAKIT HATI dan RAHMAT bagi orang MUKMIN, BAGI ORANG YANG ZALIM AKAN BERTAMBAH KERUGIANNYA".


Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna meperoleh makna yang sebenarnya. 


Wass wr wb.

AR Yusuf PembinaJmI

Bekasi, 15-Mei-2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar