بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bila kita amati, cukup banyak ORANG-ORANG CERDIK CENDEKIAWAN telah berupaya hendak mencari pembenaran agama memakai nalar IDEA
ataupun melalui DALIL AQLI dengan berbagai-bagai cara seperti menyusun KITAB ATAU BUKU yang telah diterbitkan, bahkan telah diupayakan melalui seminar- seminar, saran maupun petunjuk, tetapi persatuan pendapat belum dapat diwujudkan secara komprehensif. Bahkan yang terjadi, perbedaan pendapat yang tidak pernah berakhir, yang menimbulkan perpecahan, yang berakibat munculnya berbagai FIRQAH ATAU GOLONGAN- GOLONGAN yang tidak dapat dielakkan. Sebaliknya, upaya dengan niat yang baik tersebut, masih terus berlangsung guna memperoleh kebenaran yang sesungguhnya.
Tapi apa daya, PERSELISIHAN DEMI PERSELISIHAN, PERBANTAHAN DEMI PERBANTAHAN TIDAK PERNAH BERHENTI, masing-masing golongan merasa DIRINYA-LAH YANG LEBIH BENAR DARI GOLONGAAN LAINNYA. Tuhan telah mengingatkan melalui firmanNYa, bahwa berkelompok-kelompok tersebut tidak menghasilkan suatu yang final. Hal demikian disebabkan karena KEMAMPUAN BERPIKIR MANUSIA YANG SANGAT TERBATAS, DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR YANG TERBATAS, DENGAN NALAR YANG TERBATAS, MELALUI TEKS DAN KONTEKS YANG JUGA TERBATAS.
Kenapa demikian? MANUSIA BUKAN DIJADIKAN DARI MANUSIA. Manusia DIJADIKAN ALLAH melalui perbuatan seorang laki-laki dan perempuan; kemudian ditiupkan RUH juga datang dari Allah. Jadi wajarlah kemampuan berpikir manusia melalui nalarnya
TIDAK DAPAT MENYELESAIKANNYA. Oleh karena itu hendaklah kita KEMBALI KEPADA DUA PUSAKA ABADI QUR'AN DAN SUNNAH (HADITS).
Lihat Firman Tuha QS(4)59 dan QS(8)46:
QS(4)59: "Yaw ayyuhal ladziina aamanuu athii'ullaaha wa athii'ur rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza'tum fii syai-in fa rudduuhu ilallaahi war rasuuli in kuntum tu'minuuna billaahi wal yaumil aakhiri dzaalika khairuw wa ahsanu ta'wiilaa."
Artinya:
"Hai orang beriman IKUT oleh kamu akan ALLAH dan ikut olehmu akan RASUL dan KEPADA PEMANGKU KEKUASAAN DI ANTARA KAMU; jika kamu BERSELISIH dalam suatu urusan, kembalilah kepada Allah dan RAsulNYA, jika kamu benar-benar berriman terhadap Allah dan hari kemudian. Itulah yang lebih baik kesudahannya."
QS(8)46: "Wa athii'ullaaha wa rasuulahuu wa laa tanaaza'uu fa tafsyaluu wa tadzhaba riihukum wash biruu inndlaaha ma'ash shaabiriin."
Artinya: "IKUT OLEHMU AKAN ALLAH DAN IKUT OLEHMU AKAN RASUL. Kalau memang benar kamu mengikut Allah dan Mengikut Rasul, JANGAN KAMU BERBANTAH-BANTAHAN, NANTI KAMU MENJADI LEMAH DAN HILANG KEKUATANMU, DAN BERSABARLAH, sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar."
Dari firman di atas, ternyata Allah TIDAK MENGHENDAKI MANUSIA-MANUSIA BIASA BERPERAN DALAM MENYELESAIKAN PERSELISIHAN-PERSELISIHAN TERSEBUT.
Bagaimana cara Allah menyelesaikannya?
DALAM MENYELESAIKAN PERSELISIHAN tersebut, Allah telah mengutus para auliya dan ambiya 124.313 orang, yang telah habis tugasnya; mulai dari Nabi Adam sampai Nabi Isa a.s.
DALAM BAHASA KAUMNYA; seperti bahasa Suryani, bahasa Ibrani, bahasa Kabti, bahasa Kaab, maupun bahasa ARAB. Abu Dzar R.A berkata; "Aku masuk ke Masjid dimana Muhammad saw berada di dalamnya, maka aku bertanya kepada Nabi, 'Berapakah jumlah Nabi semuanya?" Nabi menjawab, "Semuanya ada 124.000 Nabi. Dan berapakah jumlah Rasul? beliau menjawab 313 Rasul. ( HR. Hakim, Al Baihaqi), jadi sebelum Dilahirkannya Muhammad saw, telah diutus oleh Allah 124.313 aulia dan ambiya dari mulai Adam sampai kepada Isa A.S (dan telah habis tugasnya).
QS(14)4: "Wa maa arsalnaa mir rasuulin illaa bi llisaani qaumihiii li yubayyina lahum fa yudhillullahu yasyaa-u wa yahdii may yasyaa-u wa huwall 'aziizul hakiim."
Artinya: "Kami tidak mengutus seorang RASULpun melainkan dengan BAHASA KAUMNYA, SUPAYA DIA MENERANGKAN KEPADA MEREKA. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Kepada para nabi tersebut (auliya dan ambiya di atas), Allah mengutus dengan KITABNYA (BUKAN KITAB YANG DITULIS OLEH TANGANNYA SENDIRI).
QS(2)213: "Kaanan naasu ummataw waahidatan fa ba'atsallaahun nabiyyiina mubasysyiriina wa mundziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi li yahkuma bainan naasi fii makh talafuu fiihi wa makh talafa fiihi illal ladziina uutuuhu mim ba'di maa jaa at-humul bayyinaatu baghyam bainahum fa hadallaahul Iadziina aamanuu li makh talafuu fiihi minal haqqi bi idznihii wallaahu yahdii may yasyaa-u ilaa shiraathim mustaqiim."
Artinya: "Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Dan ALLAH MENURUNKAN BERSAMA MEREKA KITAB DENGAN BENAR supaya dapat memberi keputusan bagi manusia DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN. Tidak-lah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata Karena dengki di antara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu ke jalan yang benar dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus."
QS(10)19: "Wa maa kaanan naasu illaa ummataw waahidatan fakh talafuu wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika la qudhiya bainahum fii maa fiihi yakhtalifuun."
Artinya: "Sungguh manusia itu dahulunya adalah SATU UMAT kemudian MEREKA BERSELISIH, dan kalau tidak karena telah terdahulu ketentuan dari Tuhanmu, niscaya diputuskan perkara dalam hal yang MEREKA PERSELISIHKAN itu."
QS(11)118-119: "
Wa lau syaa-a rabbuka la ja'alan naasa ummataw waahidataw wa laa yazaaluuna mukhtalifiin. Illaa mar rahima rabbuka wa li dzaalika khalaqahum wa tammat kalimatu rabbika la amla-anna jahannama minal jinnati wan naasi ajma'iin."
Artinya: "Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya DIA menjadikan MANUSIA SATU UMAT, tetapi mereka senantiasa BERSELISIH, Kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dari Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dan telah sempurnalah Kalimat Tuhanmu, sungguh Aku akan penuhi jahannam itu dengan Jin dan manusia."
Peringatan Tuhan tentang KEBERADAAN KITAB yang diturunkan oleh Allah kepada tiap-tiap manusia.
Firman Tuhan QS(2)78-79:
Ayat 78: "Wa minhum ummiyyuuna laa ya'lamu maa yusiruuna wa mn yu'linuun."
Artinya: "Dan DI ANTARA MEREKA ADA YANG BUTA HURUF TENTANG KITAB melainkan ANGAN-ANGAN SAJA; dan tiadalah mereka (mengetahui) melainkan MENGIRA-NGIRA."
Ayat 79: "Fa wailul lil ladziina yaktubuunal kitaaba bi aidiihim tsumma yaquuluuna haadzaa min 'indillaahi li yasytaruu bihii tsamanan qaliilan fa wailul lahum mim maa katabat aidiihim wa wailul lahum mim maa yaksibuun."
Artinya: "MAKA KECELAKAAN BESARLAH bagi orang-orang yang MENULIS KITAB DENGAN TANGAN MEREKA SENDIRI, lalu dikatakannya, "ini dari Allah," karena mereka hendak MEMPEROLEH KEUNTUNGAN SEDIKIT. Maka KECELAKAAN BESARLAH bagi mereka, karena apa yang ditulis oleh tangan mereka itu, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, karena apa yang mereka kerjakan."
Lalu Allah mengingatkan melalui firman-Nya QS(2)175-176, disebabkan mereka tidak mengetahui KITAB yang diturunkan Allah BERSAMAAN DITIUPKAN Ruh.
Ayat 175: "Ulaa-ikal ladziinasy tarawudh dhalaalata bil hudaa wal 'adzaaba bil maghfirati fa maa ashbaruhum 'alan naar."
Artinya: "MEREKA ITULAH ORANG-ORANG YANG MEMBELI SESAT DENGAN PETUNJUK, MEMBELI SIKSA DENGAN AMPUN. Alangkah ajaibnya mereka itu SABAR MASUK NERAKA."
Ayat 176: "Dzaalika i annallaaha nazzalal kitaaba bil haqqi wa innal ladziinakh talafuu fil kitaabi la fii syiqaaqim ba'iid."
Artinya: "Yang demikian itu DISEBABKAN sesungguhnya Allah telah menurunkan KITAB YANG SEBENARNYA dan bahwa orang-orang yang BERSELISIH PAHAM TENTANG KITAB itu benar-benar dalam KESESATAN YANG NYATA."
PERTIMBANGAN SELANJUTNYA:
ALLAH TIDAK PERNAH MENULIS DI ATAS KERTAS.
Firman Tuhan QS(6)7:
"Wa lau nazzalna 'alaika kitaaban fii qirrthaasin fa lamaasuuhu bi aidiihim la qalal ladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrum muubiin."
Artinya: "Dan kalau Kami TURUNKAN KEPADA MEREKA TULISAN DI ATAS KERTAS, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka, tentulah orang-orang kafir itu berkata, "Ini tidak lain ADALAH SIHIR YANG NYATA."
NABI MUHAMMAD TIDAK PERNAH MEMBACA BUKU DAN TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANNYA. Maka BERTAMBAH TIDAK PERCAYA kita kepada Nabi Muhammad saw.
Firman Tuhan QS(29)48:
"Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabiw wa laa takhuththuhuu bi yamiiinika idzal lar taabal mubthiluun."
Artinya: "Dan Muhammad TIDAK PERNAH MEMBACA KITAB sebelumnya, dan Engkau TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANNYA. Jikalau demikian niscaya makin ragulah orang yang membatalkan itu."
Sesungguhnya Allah yang menurunkan KITAB KE DALAM HATI SETIAP MANUSIA BERSAMAAN DENGAN DITIUPKANNYA RUH.
Firman Tuhan QS(42)17:
"Allahul ladzii anzalal kitaaba bil haqqi wal miizaana wa maa yudriika
la'allas saa'ata qariib."
Artinya: "Allah yang MENURUNKAN KITAB DENGAN KEBENARAN DAN NERACA. Dan tahukah engkau, boleh jadi kiamat itu dekat?"
Firman Tuhan QS(42)51-52:
Ayat 51: “Wa maa kaana li basyarin ay yukallimahullaahu illaa wahyan au miw waraa-I hijaabin au yursila rasuulan fa yuuhiya bi idznihii maa yasyaa-u innahu ‘aliyyun hakiim."
Artinya: "Dan tiadalah bagi seorang manusia bahwa Allah berkata-kata kepada manusia, melainkan dengan WAHYU atau dari BALIK DINDING, atau Dia mengirim UTUSAN, lalu Dia mewahyukan dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana."
Ayat 52 : “Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."
Artinya: "Dan demikianlah Kami WAHYUKAN KEPADA RUH dengan perintah kami. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. (jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). Melalui kitab itu, Kami memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus."
Dengan demikian, barulah kita dapat mengerti dan memahami: BAHWA RUH itu IMAN, RUH ITU KITAB, RUH ITU NUR ATAU CAHAYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar