PENULIS : RELIGI : TEKNIK MESIN : FACEBOOK : MULTISERVIS : DEWI JMI FASHION : KAFILLAH : MEDICAL : ELECTRONIC REPAIR
PENDAHULUAN
Peran SCIENCE AND KNOWLEDGE atau ILMU PENGETAHUAN sudah sejak lama ingin BERPERAN atau intervensi terhadap bagaimana MENYELESAIKAN TINGKAH LAKU MANUSIA dengan berbagai dampak yang tidak baik. Dimulai dari PERTIKAIAN YANG SEDERHANA, yang kemudian menimbulkan PERMUSUHAN, apabila masuk ke ranah sebuah musyawarah akan terjadi PERTIKAIAN, PERBANTAHAN yang tidak pernah habis-habisnya Mereka memulainya dengan BERPIKIR memakai NALAR IDEA atau OBJEKTIF, namun kemudian menimbulkan sesuatu yang kurang baik; dimana kehidupan manusia menjadi BERKELOMPOK-KELOMPOK dan menimbulkan PERPECAHAN yang tidak dapat dielakkan. Akhirnya timbullah berbagai-bagai FIRQOH atau aliran yang muncul akibat PERBEDAAN
KEMAMPUAN DALAM MENAFSIR
Bisakah science and knowledge menjawab, kenapa munculnya perilaku manusia dengan berbagai-bagai fi'il yang kadangkala mereka yang pintar itu sendiri, bila kembali kepada dirinya di saat mereka galau; mereka tidak dapat menjawab darimana sumbernya kegalauan ini? Bagaimana menyelesaikannya. Kenapa mereka menjadi tidak senang kepada orang lain dan sebab munculnya pertikaian itu sendiri, selain mereka tidak menyadari dari mana datangnya, merekapun tidak dapat menyelesaikannya; padahal niatnya sebenarnya baik, ingin semua manusia dapat mengerti dan paham, tentang apa-apa yang termaktub makna yang terkandung di dalam Kitab Al-Qur'an dan Hadits
Mari kita coba mengutip berbagai keterangan yang menyangkut tentang Akhlak dan Budi manusia. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk, berasal dari bahasa arab, yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat
Secara etimologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Kata akhlak jika diartikan sebagai perangai, maka memiliki arti yang lebih dalam karena telah menjadi sifat dan watak. Sifat dan watak yang telah melekat pada diri pribadi maka menjadi kepribadian. Pembentukan perangai kearah lebih baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar lingkungan. Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul di setiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari
Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk
Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia
Definisi Budi Pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, akhlak, dan perangai. Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana, dan manusiawi
Budi pekerti di dorong oleh kekuatan rohani manusia yaitu, rasio, rasa, dan karsa yang akhirnya muncul menjadi perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehidupan. Rasio memiliki kecenderungan kepada rasa ingin tahu dan sikap logis manusia yang tidak mau menerima sesuatu yang bersifat anlogis
Disamping unsur rasio, manusia juga memiliki unsur rasa. Rasa memiliki kecenderungan pada keindahan yang terletak pada keharmonisan susuan sesuatu; harmonis antara unsur jasmani dan rohani; harmonis antara cipta, rasa, dan karsa; harmonis susunan keluarga; harmonis hubungan antar keluarga.
Hal ini tentunya akan menciptakan rasa nyaman dalam hati. Dari dua unsur tadi, terbentuklah karsa. Karsa berarti kehendak atas suatu perbuatan. Pengertian ini berbeda dengan keinginan
Keinginan disini berarti lebih mendekati pada senang atau cinta yang terkadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum menuju pada pelaksanaan. Sedangkan kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan
Perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan kehendak dapat disebut sebagai budi pekerti
T E L A A H A N
Berbicara tentang akhlak budi, darimana kita akan memulainya KALAU BELUM MENGETAHUI MANA AKHLAK DAN MANA BUDI. Karena itu, diingatkan oleh Tuhan dalam Quran
QS(61)2-3: "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu lima taquuluuna maa laa taf'aluun. Kabura maqtan 'indallahi an taquuluu maa laa taf'aluun."
Artinya: "Hai orang-orang beriman, JANGAN KAMU MEMPERKATAKAN SESUATU YANG TIDAK KAMU KETAHUI, BESAR SEKALI BENCI ALLAH LANTARAN MEREKA MEMPERKATAKAN BARANG SESUATU, HUKUMNYA TIDAK DIA PERBUAT."
Kalau sudah menyangkut tentang akhlak budi manusia, sudah pasti erat sekali hubungannya dengan KEJADIAN MANUSIA yang DISEMPURNAKAN KEJADIAN TERSEBUT DENGAN DITIUPKANNYA RUH.
Firman Tuhan QS(57)3:
"Huwal awwalu wal aakhiru wazh zhaahiru wal bathiinu wa huwa bi kulli syaiin 'aliim." Kalau memakai Dalil Aqli, tentu dikatakan Allah yang AWAL, Allah yang AKHIR, Allah yang ZAHIR, Allah yang BATHIN. Sebaliknya bila kita RENUNGKAN, rasa-rasanya ALLAH BUKAN AWAL, ALLAH BUKAN AKHIR; KALAU ADA ALLAH AWAL, ADA ALLAH AKHIR; BUKAN ALLAH NAMANYA. Tapi justru ALLAH MENGAWALI DAN MENGAKHIRINYA, ketika DITIUPKANNYA RUH KEPADA SETIAP MANUSIA, maka AWAL-LAH KEHIDUPAN MANUSIA tadi, kemudian DIAMBIL KEMBALI, Maka BERAKHIRLAH KEHIDUPAN MANUSIA sementara hidup di dunia. Dengan ada ditiupkannya Ruh, AWAL-lah KEHIDUPAN; Terpancarlah Pendengaran pada telinga, Penglihatan pada mata, Penciuman pada hidung, Perasaan pada lidah, Perkataan pada mulut, disebut PANCA INDERA YANG LIMA. DINAMAKAN BUDI. Pancaran BUDI itu berasal dari Nur atau Cahaya yang TERBIT DARI NIKMAT ATAU RASA; ITULAH BATHIN, BERNAMA DIA AKHLAK. Dari akhlak itulah BERMULANYA PROSES BERPIKIR, YANG DIAWALI DARI MENGAKALI SESUATU DARI TIADA MENJADI ADA, selanjutnya masuk ke ALAM PIKIR, kemudian ILUSI, kemudian menjadi PAHAM, sehingga kita dapat TAHU; ILMU namanya. Jadi akhlak itu disimpulkan sebagai SUMBER IDEA YANG BERMULA DARI AKAL, PIKIR, KHAYAL, PAHAM, ILMU; ITULAH YANG DINAMAKAN AKHLAK.
Peran SCIENCE AND KNOWLEDGE atau ILMU PENGETAHUAN sudah sejak lama ingin BERPERAN atau intervensi terhadap bagaimana MENYELESAIKAN TINGKAH LAKU MANUSIA dengan berbagai dampak yang tidak baik. Dimulai dari PERTIKAIAN YANG SEDERHANA, yang kemudian menimbulkan PERMUSUHAN, apabila masuk ke ranah sebuah musyawarah akan terjadi PERTIKAIAN, PERBANTAHAN yang tidak pernah habis-habisnya Mereka memulainya dengan BERPIKIR memakai NALAR IDEA atau OBJEKTIF, namun kemudian menimbulkan sesuatu yang kurang baik; dimana kehidupan manusia menjadi BERKELOMPOK-KELOMPOK dan menimbulkan PERPECAHAN yang tidak dapat dielakkan. Akhirnya timbullah berbagai-bagai FIRQOH atau aliran yang muncul akibat PERBEDAAN
KEMAMPUAN DALAM MENAFSIR
Bisakah science and knowledge menjawab, kenapa munculnya perilaku manusia dengan berbagai-bagai fi'il yang kadangkala mereka yang pintar itu sendiri, bila kembali kepada dirinya di saat mereka galau; mereka tidak dapat menjawab darimana sumbernya kegalauan ini? Bagaimana menyelesaikannya. Kenapa mereka menjadi tidak senang kepada orang lain dan sebab munculnya pertikaian itu sendiri, selain mereka tidak menyadari dari mana datangnya, merekapun tidak dapat menyelesaikannya; padahal niatnya sebenarnya baik, ingin semua manusia dapat mengerti dan paham, tentang apa-apa yang termaktub makna yang terkandung di dalam Kitab Al-Qur'an dan Hadits
Mari kita coba mengutip berbagai keterangan yang menyangkut tentang Akhlak dan Budi manusia. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluk, berasal dari bahasa arab, yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat
Secara etimologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Kata akhlak jika diartikan sebagai perangai, maka memiliki arti yang lebih dalam karena telah menjadi sifat dan watak. Sifat dan watak yang telah melekat pada diri pribadi maka menjadi kepribadian. Pembentukan perangai kearah lebih baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar lingkungan. Menurut Al Ghazali akhlak adalah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah tanpa banyak pertimbangan lagi. Sedangkan sebagaian ulama yang lain mengatakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam di dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul di setiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari
Perbuatan akhlak adalah perbutan yang dilakukan atas dasar kemauan, pilihan dan keputusan yang bersangkutan. Bahwa ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas tentang perbuatan manusia yang dapat dinilai baik atau buruk
Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio atau karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh hati, yang disebut behavior. Jadi budi pekerti adalah merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang termanifestasikan pada karsa dan tingkah laku manusia
Definisi Budi Pekerti dalam kamus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku, akhlak, dan perangai. Budi pekerti adalah perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia. Budi pekerti mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana, dan manusiawi
Budi pekerti di dorong oleh kekuatan rohani manusia yaitu, rasio, rasa, dan karsa yang akhirnya muncul menjadi perilaku yang dapat terukur dan menjadi kenyataan dalam kehidupan. Rasio memiliki kecenderungan kepada rasa ingin tahu dan sikap logis manusia yang tidak mau menerima sesuatu yang bersifat anlogis
Disamping unsur rasio, manusia juga memiliki unsur rasa. Rasa memiliki kecenderungan pada keindahan yang terletak pada keharmonisan susuan sesuatu; harmonis antara unsur jasmani dan rohani; harmonis antara cipta, rasa, dan karsa; harmonis susunan keluarga; harmonis hubungan antar keluarga.
Hal ini tentunya akan menciptakan rasa nyaman dalam hati. Dari dua unsur tadi, terbentuklah karsa. Karsa berarti kehendak atas suatu perbuatan. Pengertian ini berbeda dengan keinginan
Keinginan disini berarti lebih mendekati pada senang atau cinta yang terkadang berlawanan antara satu keinginan dengan keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum menuju pada pelaksanaan. Sedangkan kehendak atau kemauan adalah keinginan yang dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan
Perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dan kehendak dapat disebut sebagai budi pekerti
T E L A A H A N
Berbicara tentang akhlak budi, darimana kita akan memulainya KALAU BELUM MENGETAHUI MANA AKHLAK DAN MANA BUDI. Karena itu, diingatkan oleh Tuhan dalam Quran
QS(61)2-3: "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu lima taquuluuna maa laa taf'aluun. Kabura maqtan 'indallahi an taquuluu maa laa taf'aluun."
Artinya: "Hai orang-orang beriman, JANGAN KAMU MEMPERKATAKAN SESUATU YANG TIDAK KAMU KETAHUI, BESAR SEKALI BENCI ALLAH LANTARAN MEREKA MEMPERKATAKAN BARANG SESUATU, HUKUMNYA TIDAK DIA PERBUAT."
Kalau sudah menyangkut tentang akhlak budi manusia, sudah pasti erat sekali hubungannya dengan KEJADIAN MANUSIA yang DISEMPURNAKAN KEJADIAN TERSEBUT DENGAN DITIUPKANNYA RUH.
Firman Tuhan QS(57)3:
"Huwal awwalu wal aakhiru wazh zhaahiru wal bathiinu wa huwa bi kulli syaiin 'aliim." Kalau memakai Dalil Aqli, tentu dikatakan Allah yang AWAL, Allah yang AKHIR, Allah yang ZAHIR, Allah yang BATHIN. Sebaliknya bila kita RENUNGKAN, rasa-rasanya ALLAH BUKAN AWAL, ALLAH BUKAN AKHIR; KALAU ADA ALLAH AWAL, ADA ALLAH AKHIR; BUKAN ALLAH NAMANYA. Tapi justru ALLAH MENGAWALI DAN MENGAKHIRINYA, ketika DITIUPKANNYA RUH KEPADA SETIAP MANUSIA, maka AWAL-LAH KEHIDUPAN MANUSIA tadi, kemudian DIAMBIL KEMBALI, Maka BERAKHIRLAH KEHIDUPAN MANUSIA sementara hidup di dunia. Dengan ada ditiupkannya Ruh, AWAL-lah KEHIDUPAN; Terpancarlah Pendengaran pada telinga, Penglihatan pada mata, Penciuman pada hidung, Perasaan pada lidah, Perkataan pada mulut, disebut PANCA INDERA YANG LIMA. DINAMAKAN BUDI. Pancaran BUDI itu berasal dari Nur atau Cahaya yang TERBIT DARI NIKMAT ATAU RASA; ITULAH BATHIN, BERNAMA DIA AKHLAK. Dari akhlak itulah BERMULANYA PROSES BERPIKIR, YANG DIAWALI DARI MENGAKALI SESUATU DARI TIADA MENJADI ADA, selanjutnya masuk ke ALAM PIKIR, kemudian ILUSI, kemudian menjadi PAHAM, sehingga kita dapat TAHU; ILMU namanya. Jadi akhlak itu disimpulkan sebagai SUMBER IDEA YANG BERMULA DARI AKAL, PIKIR, KHAYAL, PAHAM, ILMU; ITULAH YANG DINAMAKAN AKHLAK.
Dari proses berpikir yang bermula dari nikmat yang terkandung pada Ruh itu, maka barulah kita mengenal science and knowledge atau Ilmu Pengetahuan; artinya Pengetahuan YANG BERSUMBER DARI ILMU FISUDUR DALAM DADA KITA, DIALAH SUMBER DAYA MANUSIA, BUKAN OTAK, BUKAN PULA HATI.
KENAPA DIA RUSAK?
Di awal kehidupan manusia dimana ditiupkan Ruh, hendaknya dari sinilah munculnya hal yang menyangkut tentang akhlak dan budi. Akhlak muncul dari NIKMAT yang BERMULA DARI SIFAT SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH, DIA SUCI, BERSIH, JERNIH, yang berasal dari TUHAN bahwa PEMIKIRAN YANG MUNCUL DARI RASA ITU PASTI BENAR. Lalu kemudian, KENAPA KETIKA DIA MENGELUARKAN MELALUI UCAPANNYA, TERJADI KATA, LAIN YANG MUNCUL DARI NIKMAT DALAM HATI TADI, LAIN PULA YANG KELUAR DARI UCAPANNYA. Perbedaan yang muncul ke permukaan tadi, dikatakan oleh Tuhan sebagai sebuah PERSELISIHAN yang ditandai sebagai KERAGU-RAGUAN atau SYAKWA SANGKA. Kenapa demikian? Sebab Allah menciptakan manusia dari kedua ibu bapak, Adam dari tanah, manusia dari Adam, generasi berikutnya dari setetes air mani yang hina, dari seorang laki-laki, dan seorang perempuan, yang bersifat HAWA NAFSU, yang dalam Qur'an disebut sebagai NAFSU LAWWAMAH dan NAFSU AMARAH. Sedangkan NAFSU yang ditimbulkan oleh sifat SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH adalah NAFSU MUTHMAINNAH (nafsu yang tenang).
Firman Tuhan QS(75)2:
“Wa laa uqsimu bin NAFSIL LAWWAAMAH." Artinya: “dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri."
Firman Tuhan QS(12)53:
“Wa maa ubarri-u nafsii innan NAFSA LA AMMAARATUM bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya NAFSU itu MENYURUH KEPADA KEJAHATAN kecuali siapa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Firman Tuhan QS(89)27-29:
"Ya ayyatuhan nafsul muthma-innah. Irji'ii illa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah. Fad khulli fii 'ibaadii."
Artinya: "Hai NAFSU yang TENANG, KEMBALILAH KAMU KEPADA TUHANMU dengan RIDHA DAN DIRIDHAI. Maka masuklah ke dalam golongan HAMBA-HAMBAKU."
Firman Tuhan (91)7-9:
"Wa nafsiw wa maa sawwaahaa. Fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa. Qad aflaha man zakkaahaa."
Artinya: "Dan DIRI serta menyempurnakannya. Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu KEJAHATAN dan KETAQWAAN. Sungguh beruntung orang-orang yang MENSUCIKAN DIRINYA."
Yang belum kita ketahui adalah, MANA ITU JIWA PADA KITA. Mana Dia-nya yang menciptakan kejahatan dan ketaqwaan itu? Dan, bagaimana kita mensucikan diri kita sendiri?
Firman Tuhan QS(64)2:
"Huwal ladzii khalaqakum fa minkum kaafiruw wa minkum mu'minuw wallaahu bi-maa ta'maluuna bashiir."
Artinya:"DIAnya ALLAH YANG MENJADIKAN KAMU, DI ANTARAMU ada yang KAFIR dan ada yang MUKMIN."
KAFIR bahasa Arab, bahasa kita ENGKAR. Yang engkar, Dijadikan dari kedua ibu-bapak kita. Itulah yang BATHIL. Karena yang engkar itu adalah MANUSIA, BUKAN FISIK.
Firman Tuhan QS(100)6:
"Innal insaana li rabbihii la kanuud", sesungguhnya MANUSIA itu KAFIR atau EGKAR KEPADA TUHANNYA."
Firman Tuhan QS(70)19-20:
KENAPA DIA RUSAK?
Di awal kehidupan manusia dimana ditiupkan Ruh, hendaknya dari sinilah munculnya hal yang menyangkut tentang akhlak dan budi. Akhlak muncul dari NIKMAT yang BERMULA DARI SIFAT SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH, DIA SUCI, BERSIH, JERNIH, yang berasal dari TUHAN bahwa PEMIKIRAN YANG MUNCUL DARI RASA ITU PASTI BENAR. Lalu kemudian, KENAPA KETIKA DIA MENGELUARKAN MELALUI UCAPANNYA, TERJADI KATA, LAIN YANG MUNCUL DARI NIKMAT DALAM HATI TADI, LAIN PULA YANG KELUAR DARI UCAPANNYA. Perbedaan yang muncul ke permukaan tadi, dikatakan oleh Tuhan sebagai sebuah PERSELISIHAN yang ditandai sebagai KERAGU-RAGUAN atau SYAKWA SANGKA. Kenapa demikian? Sebab Allah menciptakan manusia dari kedua ibu bapak, Adam dari tanah, manusia dari Adam, generasi berikutnya dari setetes air mani yang hina, dari seorang laki-laki, dan seorang perempuan, yang bersifat HAWA NAFSU, yang dalam Qur'an disebut sebagai NAFSU LAWWAMAH dan NAFSU AMARAH. Sedangkan NAFSU yang ditimbulkan oleh sifat SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH adalah NAFSU MUTHMAINNAH (nafsu yang tenang).
Firman Tuhan QS(75)2:
“Wa laa uqsimu bin NAFSIL LAWWAAMAH." Artinya: “dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri."
Firman Tuhan QS(12)53:
“Wa maa ubarri-u nafsii innan NAFSA LA AMMAARATUM bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya NAFSU itu MENYURUH KEPADA KEJAHATAN kecuali siapa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Firman Tuhan QS(89)27-29:
"Ya ayyatuhan nafsul muthma-innah. Irji'ii illa rabbiki raadhiyatam mardhiyyah. Fad khulli fii 'ibaadii."
Artinya: "Hai NAFSU yang TENANG, KEMBALILAH KAMU KEPADA TUHANMU dengan RIDHA DAN DIRIDHAI. Maka masuklah ke dalam golongan HAMBA-HAMBAKU."
Firman Tuhan (91)7-9:
"Wa nafsiw wa maa sawwaahaa. Fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa. Qad aflaha man zakkaahaa."
Artinya: "Dan DIRI serta menyempurnakannya. Maka Dia mengilhamkan kepada jiwa itu KEJAHATAN dan KETAQWAAN. Sungguh beruntung orang-orang yang MENSUCIKAN DIRINYA."
Yang belum kita ketahui adalah, MANA ITU JIWA PADA KITA. Mana Dia-nya yang menciptakan kejahatan dan ketaqwaan itu? Dan, bagaimana kita mensucikan diri kita sendiri?
Firman Tuhan QS(64)2:
"Huwal ladzii khalaqakum fa minkum kaafiruw wa minkum mu'minuw wallaahu bi-maa ta'maluuna bashiir."
Artinya:"DIAnya ALLAH YANG MENJADIKAN KAMU, DI ANTARAMU ada yang KAFIR dan ada yang MUKMIN."
KAFIR bahasa Arab, bahasa kita ENGKAR. Yang engkar, Dijadikan dari kedua ibu-bapak kita. Itulah yang BATHIL. Karena yang engkar itu adalah MANUSIA, BUKAN FISIK.
Firman Tuhan QS(100)6:
"Innal insaana li rabbihii la kanuud", sesungguhnya MANUSIA itu KAFIR atau EGKAR KEPADA TUHANNYA."
Firman Tuhan QS(70)19-20:
"Innal insaana khuliqa haluu'aa. Idzaa massahusy syarru jazuu'aa."
Artinya: "MANUSIA itu BERSIFAT KELUH KESAH, SUKA MENANTANG, KALAU DIA SUSAH BERPUTUS ASA, KALAU dia MENDAPAT KESENANGAN DIA KIKIR."
Yang mukmin, abdi filqabil mu'miniin; HAMBAKU DALAM HATI MEREKA, NAMANYA MUKMIN. Dia tidak laki-laki, tidak perempuan, ada dalam dada laki-laki, dan ada dalam dada perempuan. YANG KAFIR ITU BERSIFAT HAWA NAFSU DUNIA SYETAN. YANG MUKMIN BERSIFAT SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH (yang HAQ). Karena sifat yang kafir tadi, dan yang mukmin tadi, BERCAMPUR DI DALAM DIRI KITA, maka TERJADILAH PERSELISIHAN ATAU PERBANTAHAN yang dapat kita RASAKAN DALAM DIRI KITA MASING-MASING, sebagai sebuah AYAT ATAU TANDA yang menimbulkan KERAGU-RAGUAN pada DIRI kita (BUKAN AYAT SURAT). Dikatakan oleh Tuhan bahwa manusia itu KAFIR ATAU ENGKAR kepada Tuhannya dan bahwa MANUSIA ITU UMAT YANG SATU, KEMUDIAN DIA BERSELISIH. Dengan alasan perselisihan itulah Allah mengutus para Nabi guna mencari solusi atau penyelesaiannya. Namun para auliya dan ambiya sebelum lahir Nabi Muhammad SAW, TIDAK MAMPU MENYELESAIKAN perselisihan yang berdampak RUSAKNYA AKHLAK DAN BUDI MANUSIA. Lain tidak mereka seluruhnya MEMBAWA KEPADA AMIN. Sebaliknya, ketika lima abad ditinggalkan Nabi Isa a.s, dimana kebiadan manusia merajalela, lahirlah Nabi Muhammad SAW yang MEMBUKA RAHASIA SEBAB RUSAKNYA dan sekaligus DAPAT MENYELESAIKANNYA.
PENYELESAIAN:
HAKEKAT SHOLAT: Bagaimana kita memperoleh kepahaman tentang hakekat sholat, kalau hakekat atau ontologi itu sendiri belum diketahui, dimengerti serta dipahami? Begitupun sholat, karena selama ini bila kita bertanya tentang sholat, mereka menjawab mulai dari takbir sampai kepada salam.
Padahal Takbir dan Salam itu masuk dalam Sholat Lima Waktu yang terhimpun ke dalam Rukun Qalbi, Rukun Qauli, dan Rukun Fi'li. Yang wajib diketahui dulu adalah, mana ia-nya SHOLAT, yang dapat merukunkan adanya Rukun Qalbi, Qauli, dan Fi'li tersebut. Sayang tidak memperoleh rincian yang jelas.
Adapun HAKEKAT SHOLAT EMPAT PERKARA:
Artinya: "MANUSIA itu BERSIFAT KELUH KESAH, SUKA MENANTANG, KALAU DIA SUSAH BERPUTUS ASA, KALAU dia MENDAPAT KESENANGAN DIA KIKIR."
Yang mukmin, abdi filqabil mu'miniin; HAMBAKU DALAM HATI MEREKA, NAMANYA MUKMIN. Dia tidak laki-laki, tidak perempuan, ada dalam dada laki-laki, dan ada dalam dada perempuan. YANG KAFIR ITU BERSIFAT HAWA NAFSU DUNIA SYETAN. YANG MUKMIN BERSIFAT SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH (yang HAQ). Karena sifat yang kafir tadi, dan yang mukmin tadi, BERCAMPUR DI DALAM DIRI KITA, maka TERJADILAH PERSELISIHAN ATAU PERBANTAHAN yang dapat kita RASAKAN DALAM DIRI KITA MASING-MASING, sebagai sebuah AYAT ATAU TANDA yang menimbulkan KERAGU-RAGUAN pada DIRI kita (BUKAN AYAT SURAT). Dikatakan oleh Tuhan bahwa manusia itu KAFIR ATAU ENGKAR kepada Tuhannya dan bahwa MANUSIA ITU UMAT YANG SATU, KEMUDIAN DIA BERSELISIH. Dengan alasan perselisihan itulah Allah mengutus para Nabi guna mencari solusi atau penyelesaiannya. Namun para auliya dan ambiya sebelum lahir Nabi Muhammad SAW, TIDAK MAMPU MENYELESAIKAN perselisihan yang berdampak RUSAKNYA AKHLAK DAN BUDI MANUSIA. Lain tidak mereka seluruhnya MEMBAWA KEPADA AMIN. Sebaliknya, ketika lima abad ditinggalkan Nabi Isa a.s, dimana kebiadan manusia merajalela, lahirlah Nabi Muhammad SAW yang MEMBUKA RAHASIA SEBAB RUSAKNYA dan sekaligus DAPAT MENYELESAIKANNYA.
PENYELESAIAN:
HAKEKAT SHOLAT: Bagaimana kita memperoleh kepahaman tentang hakekat sholat, kalau hakekat atau ontologi itu sendiri belum diketahui, dimengerti serta dipahami? Begitupun sholat, karena selama ini bila kita bertanya tentang sholat, mereka menjawab mulai dari takbir sampai kepada salam.
Padahal Takbir dan Salam itu masuk dalam Sholat Lima Waktu yang terhimpun ke dalam Rukun Qalbi, Rukun Qauli, dan Rukun Fi'li. Yang wajib diketahui dulu adalah, mana ia-nya SHOLAT, yang dapat merukunkan adanya Rukun Qalbi, Qauli, dan Fi'li tersebut. Sayang tidak memperoleh rincian yang jelas.
Adapun HAKEKAT SHOLAT EMPAT PERKARA:
- MASUK SERTA ILMU, artinya masuk serta TAHU. TAHU YANG ENAM PERKARA (Yang MENYEMBAH, Yang DISEMBAH, Yang DIPERSEMBAHKAN, Dimana TEMPAT MENYEMBAH, BILAMANA WAKTU MENYEMBAH, KEMANA KEMBALI SEMBAH).
- BERDIRI SERTA MEMBESARKAN,
- MEMBAYAR SERTA MALU
- KELUAR SERTA TAKUT.
ADAPUN TIANG SEMBAHYANG ITU TIGA PERKARA:
NIAT, TEGAK BERDIRI BETUL, TAKBIRATUL IHRAM, MEMBACA FATHIHAH, RUKUK, I'TIDAL,SUJUD, DUDUK ANTARA DUA SUJUD,DUDUK TAHYAT, MEMBACA TAHYAT, SALAWAT ATAS NABI, SALAM YANG PERTAMA, TERTIB, artinya MENDAHULUKAN YANG DAHULU, MENGEMUDIANKAN YANG KEMUDIAN.
RUKUN QALBI adalah rukun yang diperbuat oleh hati. Adapun yang terkandung dalam RUKUN QALBI itu DUA PERKARA: NIAT dan TERTIB.
- TEGAK BERDIRI BETUL,
- HADIR HATI AKAN ZATNYA ALLAH SWT
- SEGALA BACAAN PAHAM DENGAN MAKNANYA.
- MI'RAJ,
- IHRAM,
- TAWAKAL,
- MUNAJAT.
NIAT, TEGAK BERDIRI BETUL, TAKBIRATUL IHRAM, MEMBACA FATHIHAH, RUKUK, I'TIDAL,SUJUD, DUDUK ANTARA DUA SUJUD,DUDUK TAHYAT, MEMBACA TAHYAT, SALAWAT ATAS NABI, SALAM YANG PERTAMA, TERTIB, artinya MENDAHULUKAN YANG DAHULU, MENGEMUDIANKAN YANG KEMUDIAN.
RUKUN QALBI adalah rukun yang diperbuat oleh hati. Adapun yang terkandung dalam RUKUN QALBI itu DUA PERKARA: NIAT dan TERTIB.
RUKUN QAULI adalah rukun yang diperbuat oleh lidah. Adapun yang terkandung dalam RUKUN QAULI itu LIMA PERKARA:
TAKBIRATUL IHRAM, MEMBACA FATHIHAH, MEMBACA TAHYAT, SALAWAT ATAS NABI, SALAM YANG PERTAMA.
RUKUN FI'LI adalah rukun yang diperbuat oleh anggota Adapun yang terkandung dalam RUKUN FI'LI itu ENAM PERKARA
TEGAK BERDIRI BETUL, RUKUK, I'TIDAL, SUJUD,DUDUK ANTARA DUA SUJUD, DUDUK TAHYAT atau PENGHABISAN.
Adapun RUKUN QALBI, QAULI, dan FI'LI itu, TERHIMPUN PULA KEPADA QASAD, TA'RAT, TA'YIN. QASAD artinya MENYENGAJA AKAN SHOLAT.
TA'RAT artinya MENYATAKAN FARDHUNYA.
TA'YIN artinya MENENTUKAN WAKTUNYA.
Adapun QASAD, TA'RAT, TA'YIN itu TERHIMPUN PULA KEPADA HURUF YANG DUA, DELAPAN; "ALIF LAM LAM HA; ALIF KA BA RO", ALLAHU AKBAR bunyinya,
NAMANYA TAKBIRATUL IHRAM.
Adapun NIAT SEMBAHYANG itu terbagi Empat Pembahagian:
Niat tuza'iyyah, artinya menyusul lafadz dengan niat. Dia mau shalat, tetapi saat dia akan mengambil wudhu, dia berniat akan melaksanakan sembahyang, sehingga pada waktu shalat dia tidak berniat lagi; Niat basyithah, artinya membagi lafadz dengan niat; Allahu Akbar kata mulut, Allah maha besar kata hati; Niat Hurufiyah, artinya sebelum dia mengangkat takbiratul ihram, dia telah berniat lebih dulu dgn lafaz "sengaja aku sembahyang..., ....rakaat karena Allah ta'ala"; NIAT KAMALIYAH artinya KESEMPURNAAN NIAT, NIAT PARA AULIYA DAN AMBIYA yaitu AL IMANU AKDUN BI QALBI, WA IQRARUN BIL LISANI, WA AMALUN BIL ALQAN.
Artinya iman termaktub (tersimpan) dalam hati, di sinilah bermula niat diikrar dengan lidah, diamal dengan anggota. Terhimpun kepada qasad, ta'rat, ta'yin. Terhimpun pula kepada Allahu Akbar, tentu PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH. Sebab sholat itu iman, iman itu kepercayaan Allah, namanya Mukmin, dia yang sholat. Oleh karena itu, niat wajib dimulai dalam hati. Artinya SUDAHKAH NIAT KAMU TEGAK BERDIRI BETUL DI BAITULLAH APA BELUM? Kalau belum, JANGAN JATUHKAN TAKBIRATUL IHRAM. APABILA SUDAH TEGAK BERDIRI BETUL, maka disusul dengan TAKBIRATUL IHRAM. Artinya TIDAK CONDONG KE KANAN, TIDAK CONDONG KE KIRI, TIDAK CONDONG KE MUKA, DAN TIDAK CONDONG KE BELAKANG. TEPAT DI PUSAT ATAU CENTER POINT BAITULLAH. SIAPA YANG SHOLAT? adalah MUKMIN,
QS(23)1-5: "Qad aflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uun. Wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridhuun. Wal ladziina hum liz zakaati faa'iluun. Wal ladziina hum li furuujihim haafizhuun."
Artinya: "Sungguh MENANG PASTI MENANG ORANG MUKMIN DALAM SHOLAT khusyuk dan tawaduk kepada Allah. Dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan sia-sia. Dan orang-orang yang mengeluarkan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kehormatannya."
MUKMIN itu nama RUH. Karena itu ketika dia disuruh sholat, HAYYA 'ALASH SHOLAH, kita menjawabnya BUKAN ANA HADZA SHOLAH, tetapi LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYUL AZIIM. Artinya SHOLAT BUKAN DITUJUKAN KEPADA MANUSIA ATAUPUN BUKAN KEPADA JASMANIAH. Karena MUKMIN ITU ADALAH RUH, RUH ITU NUR atau CAHAYA, maka sudah barang tentu SHOLAT ITU BERHAKEKAT kepada TUJUAN HAKEKAT, yaitu DI BAITULLAH. Itulah sebabnya kita jawab LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYUL AZIIM. Alamatnya atau TEMPAT SHOLAT artinya MENEMPATKAN TUJUAN NIATNYA, MENEMPATKAN HAKEKAT DI BAITULLAH PADA INGATAN, itulah yang dikenal dengan sebutan TAQWA, TERBIT DARI HATI YANG TAQWA; FA INNAHAA MIN TAQWAL QULUUB; BUKAN DARI HAWA NAFSU. Maka NIAT ITU PERLU DITERTIBKAN SEBELUM MENGANGKAT TAKBIR. Tujuan MENDIRIKAN SHOLAT pada HAKEKAT DI BAITULLAH agar dapat MENCEGAH PERBUATAN KEJI dan MUNGKAR; supaya dapat mempertahankan sifat SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH, supaya dapat menjaga secara konsisten KEBERSIHAN HATI.
Firman Tuhan QS(87)14-15,
"Qad aflaha man tazakka, wa dzakarasma rabbihi fa shallaa." Artinya: "Beruntunglah orang yang MENSUCIKAN DIRINYA, DENGAN MENGINGAT, LALU DIA SHOLAT."
BAGAIMANA TUHAN MENYELESAIKANNYA? Peringatan Tuhan: Allah TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG yang ada pada DIRINYA."
Firman Tuhan QS(13)11:
"Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazhuunahuu min amrillaahi innallaaha laa yughayyiru maa bi quamin hattaa yughayyiruu maa bian fusihim wa idzaa araadallaahu bi qaumin suu-an fa laa maradda lahuu wa maalahum min duunihii miw waal.
Artinya: "Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG suatu kaum sehingga mereka merubah BARANG YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."
Kemudian muncul pertanyaan, APA YANG DIRUBAH, BAGAIMANA MERUBAHNYA?
Firman Tuhan QS(8)53:
"Dzaalika bi annallaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qaumin hatta yughayyiru maa bi anfusihim wa annallaaha samii'un 'aliim."
TAKBIRATUL IHRAM, MEMBACA FATHIHAH, MEMBACA TAHYAT, SALAWAT ATAS NABI, SALAM YANG PERTAMA.
RUKUN FI'LI adalah rukun yang diperbuat oleh anggota Adapun yang terkandung dalam RUKUN FI'LI itu ENAM PERKARA
TEGAK BERDIRI BETUL, RUKUK, I'TIDAL, SUJUD,DUDUK ANTARA DUA SUJUD, DUDUK TAHYAT atau PENGHABISAN.
Adapun RUKUN QALBI, QAULI, dan FI'LI itu, TERHIMPUN PULA KEPADA QASAD, TA'RAT, TA'YIN. QASAD artinya MENYENGAJA AKAN SHOLAT.
TA'RAT artinya MENYATAKAN FARDHUNYA.
TA'YIN artinya MENENTUKAN WAKTUNYA.
Adapun QASAD, TA'RAT, TA'YIN itu TERHIMPUN PULA KEPADA HURUF YANG DUA, DELAPAN; "ALIF LAM LAM HA; ALIF KA BA RO", ALLAHU AKBAR bunyinya,
NAMANYA TAKBIRATUL IHRAM.
Adapun NIAT SEMBAHYANG itu terbagi Empat Pembahagian:
Niat tuza'iyyah, artinya menyusul lafadz dengan niat. Dia mau shalat, tetapi saat dia akan mengambil wudhu, dia berniat akan melaksanakan sembahyang, sehingga pada waktu shalat dia tidak berniat lagi; Niat basyithah, artinya membagi lafadz dengan niat; Allahu Akbar kata mulut, Allah maha besar kata hati; Niat Hurufiyah, artinya sebelum dia mengangkat takbiratul ihram, dia telah berniat lebih dulu dgn lafaz "sengaja aku sembahyang..., ....rakaat karena Allah ta'ala"; NIAT KAMALIYAH artinya KESEMPURNAAN NIAT, NIAT PARA AULIYA DAN AMBIYA yaitu AL IMANU AKDUN BI QALBI, WA IQRARUN BIL LISANI, WA AMALUN BIL ALQAN.
Artinya iman termaktub (tersimpan) dalam hati, di sinilah bermula niat diikrar dengan lidah, diamal dengan anggota. Terhimpun kepada qasad, ta'rat, ta'yin. Terhimpun pula kepada Allahu Akbar, tentu PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH. Sebab sholat itu iman, iman itu kepercayaan Allah, namanya Mukmin, dia yang sholat. Oleh karena itu, niat wajib dimulai dalam hati. Artinya SUDAHKAH NIAT KAMU TEGAK BERDIRI BETUL DI BAITULLAH APA BELUM? Kalau belum, JANGAN JATUHKAN TAKBIRATUL IHRAM. APABILA SUDAH TEGAK BERDIRI BETUL, maka disusul dengan TAKBIRATUL IHRAM. Artinya TIDAK CONDONG KE KANAN, TIDAK CONDONG KE KIRI, TIDAK CONDONG KE MUKA, DAN TIDAK CONDONG KE BELAKANG. TEPAT DI PUSAT ATAU CENTER POINT BAITULLAH. SIAPA YANG SHOLAT? adalah MUKMIN,
QS(23)1-5: "Qad aflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uun. Wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridhuun. Wal ladziina hum liz zakaati faa'iluun. Wal ladziina hum li furuujihim haafizhuun."
Artinya: "Sungguh MENANG PASTI MENANG ORANG MUKMIN DALAM SHOLAT khusyuk dan tawaduk kepada Allah. Dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan sia-sia. Dan orang-orang yang mengeluarkan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kehormatannya."
MUKMIN itu nama RUH. Karena itu ketika dia disuruh sholat, HAYYA 'ALASH SHOLAH, kita menjawabnya BUKAN ANA HADZA SHOLAH, tetapi LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYUL AZIIM. Artinya SHOLAT BUKAN DITUJUKAN KEPADA MANUSIA ATAUPUN BUKAN KEPADA JASMANIAH. Karena MUKMIN ITU ADALAH RUH, RUH ITU NUR atau CAHAYA, maka sudah barang tentu SHOLAT ITU BERHAKEKAT kepada TUJUAN HAKEKAT, yaitu DI BAITULLAH. Itulah sebabnya kita jawab LA HAWLA WALA QUWWATA ILLA BILLAHIL 'ALIYYUL AZIIM. Alamatnya atau TEMPAT SHOLAT artinya MENEMPATKAN TUJUAN NIATNYA, MENEMPATKAN HAKEKAT DI BAITULLAH PADA INGATAN, itulah yang dikenal dengan sebutan TAQWA, TERBIT DARI HATI YANG TAQWA; FA INNAHAA MIN TAQWAL QULUUB; BUKAN DARI HAWA NAFSU. Maka NIAT ITU PERLU DITERTIBKAN SEBELUM MENGANGKAT TAKBIR. Tujuan MENDIRIKAN SHOLAT pada HAKEKAT DI BAITULLAH agar dapat MENCEGAH PERBUATAN KEJI dan MUNGKAR; supaya dapat mempertahankan sifat SIDDIQ AMANAH TABLIGH FATHONAH, supaya dapat menjaga secara konsisten KEBERSIHAN HATI.
Firman Tuhan QS(87)14-15,
"Qad aflaha man tazakka, wa dzakarasma rabbihi fa shallaa." Artinya: "Beruntunglah orang yang MENSUCIKAN DIRINYA, DENGAN MENGINGAT, LALU DIA SHOLAT."
BAGAIMANA TUHAN MENYELESAIKANNYA? Peringatan Tuhan: Allah TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM, sehingga mereka MERUBAH BARANG yang ada pada DIRINYA."
Firman Tuhan QS(13)11:
"Lahuu mu'aqqibaatum mim baini yadaihi wa min khalfihii yahfazhuunahuu min amrillaahi innallaaha laa yughayyiru maa bi quamin hattaa yughayyiruu maa bian fusihim wa idzaa araadallaahu bi qaumin suu-an fa laa maradda lahuu wa maalahum min duunihii miw waal.
Artinya: "Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG suatu kaum sehingga mereka merubah BARANG YANG ADA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."
Kemudian muncul pertanyaan, APA YANG DIRUBAH, BAGAIMANA MERUBAHNYA?
Firman Tuhan QS(8)53:
"Dzaalika bi annallaaha lam yaku mughayyiran ni'matan an'amahaa 'alaa qaumin hatta yughayyiru maa bi anfusihim wa annallaaha samii'un 'aliim."
Artinya: "Bagi manusia ada (malaikat) mengikutnya bergantian di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya ALLAH TIDAK MERUBAH BARANG SUATU KAUM SEHINGGA MEREKA MERUBAH NIKMAT ATAU RASA PADA DIRI MEREKA SENDIRI. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya, dan tidak ada pelindung bagi mereka selain-Nya."
Ternyata yang dirubah itu adalah NIKMAT atau RASA yang muncul BERUPA SYAKWA SANGKA DAN RAGU.
Firman Tuhan QS(2)147:
"Alhaqqu mir rabbika fa laa takuunanna minal mumtariin."
Artinya: "KEBENARAN itu DARI TUHANMU, maka JANGANLAH ENGKAU TERMASUK ORANG YANG RAGU (SYAKWA SANGKA)."
QS(2)149: "Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa innahuu lal haqqu mir rabbika wa mallaahu bi ghaafilin 'ammaa ta'maluun."
Artinya: "Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KELUAR, maka HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM, sesungguhnya ITULAH KEBENARAN DARI TUHANMU. Dan Allah tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan."
QS(2)150-153:
Ayat 150: "Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakumsyathra huu li-allaa yakuuna lin naasi 'alaikum hujjatun illat ladziina zhalamuu minhum fa laa takhsyauhum wakh syaunii wa li-u timma ni'matii 'alaikum wa la'allakum tahtaduun."
Artinya
(150) "Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KE LUAR, MAKA HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM (DALAM SHOLAT). Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arahnya, DENGAN DEMIKIAN TIDAK ADA ALASAN UNTUK SYAKWA SANGKA ATAU RAGU LAGI, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu, dan agar Aku SEMPURNAKAN NIKMATKU ATAS KAMU (DENGAN DISEMPURNAKANNYA RASA YANG RAGU TADI) dan supaya kamu mendapat petunjuk (DENGAN JALAN MEMPEROLEH TAUFIQ DAN HIDAYAH atau petunjuk)."
(151) "Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunu ta'lamuun."
Artinya: "Sebagaimana KAMI MENGUTUS SEORANG RASUL yang IANYA SALAH SEORANG DI ANTARA KAMU,
MEMBACAKAN AYAT-AYAT KAMI (BUKAN AYAT SURAT, dalam bentuk KERAGUAN tadi) kepada kamu dan MENSUCIKAN KAMU DARI PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH (yaitu KERAGU-RAGUAN) dan MENGAJARKAN KITAB setelah tidak ragu lagi, MENGAJARKAN HIKMAH (artinya sesuatu yang bermanfaat, MENGERTI AKAN BAIK BURUK, baik yang akan diucapkan maupun yang akan dilakukan), danMENGAJARKAN KAMU apa-apa yang BELUM KAMU KETAHUI, (yaitu BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN MUHAMMAD, BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN ALLAH, DAN BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN BAITULLAH)." BAGAIMANA CARANYA?
Ayat 152: "Fadz kuruuni adzkurkum wasy kuruu lii wa la takfuruun." Artinya:
"INGAT OLEHMU AKAN DAKU, HANYA MENGINGATKAN AKU AKAN DI ENGKAU dan bersyukurlah kepadaKu dan JANGAN KAMU KUFUR ATAU KAFIR ATAU ENGKAR TERHADAP NIKMAT (ATAU TERHADAP RASA TADI)."
Kalau kita mendengarkan SUARA YANG MELARANG, HARUS SEGERA DIHENTIKAN. APA YANG KITA RASAKAN YANG MUNCUL DARI NIKMAT TADI, KITA TIDAK BOLEH MENGINGKARINYA. KALAU KITA INGKARI, berarti KITA KUFUR ATAU KAFIR ATAU ENGKAR KEPADA RASA TADI. Orang yang Engkar terhadap nikmat atau rasa itu, artinya mereka itu MENGKINGKARI APA YANG TELAH DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADA TIAP-TIAP MANUSIA. Apabila kita langgar, maka ALLAH TIDAK MENYUKAINYA.
Firman Tuhan QS(8)27: "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa takhuunullaaha war rasuula wa takhuunuu amanaatikum wa antum ta'lamuun."
Artinya: "Hai orang yang beriman, Allah TIDAK SUKA ORANG YANG BERKHIANAT KEPADA APA YANG DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADA MASING-MASING MANUSIA. MEREKA YANG SEPERTI ITU SAMA DENGAN BERKHIANAT KEPADA ALLAH DAN RASULNYA."
QS(2)153: "Yaa ayyuhal ladziina aamanus ta'iinuu bishshabri washshalati innallaaha ma'ashaabiriin.
Artinya: "Hai orang yang beriman, MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHOLAT. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."SABAR DAN SHOLAT TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. Sebab sabar tidak bisa diperoleh dengan melihat SIKAP DIAM seseorang. Orang DIAM, SEBENARNYA BANYAK SUARA GALAU DALAM HATINYA. Begitu juga ORANG yang BANYAK BICARA adalah PELAMPIASAN DARI BENTUK KEGALAUAN ITU. KARENA TIDAK TAHU ARAH, TIDAK ADA PENYELESAIANYA, TIDAK ADA FINALNYA. Ketidaksabaran itu justru muncul dari sifat HAWA NAFSU yang datang dari MANUSIA. maka MELALUI SHOLAT-LAH KESABARAN ITU DAPAT DIWUJUDKAN.
Firman Tuhan QS(2)2-3:
"Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin." TIDAK SAK DAN RAGU PADANYA ITU KITAB (KITAB YANG ADA DALAM DADA KITA), PETUNJUK BAGI ORANG TAQWA. Keraguan itu akan lenyap, bila PERBUATAN ITU TERBIT DARI HATI YANG TAQWA (melalui NIAT dengan TERTIB), dengan cara MENERTIBKAN NIAT; "Alladziina yu'minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash shalaata wa mim maa razaqnaahum yunfiquun." Iman itu GHAIB (dia KITAB, dia RUH, dia SHOLAT, dia NUR) DENGAN YANG GHAIB-GHAIB, BIL GHAIBI; (Ghaib artinya Tersembunyi); maksudnya bila MENDIRIKAN SHOLAT WAJIB MENGIKUT RASUL, MEREKA ITULAH MENGIKUT ALLAH. Itulah yang dimaknai IMAN ITU DENGAN YANG GHAIB-GHAIB dan diri mereka itu sholat. Oleh karena itulah, maka Sabda Rasulullah SAW: Hari ini AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU, AKU CUKUPKAN NIKMAT ATAU RASA, AKU RIDHA ISLAM AGAMAMU.
QS(5)3:
"...... Al yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu 'alaikum ni'matii wa radhiitu lamkumul islaama diina...." Jadi wajarlah science and knowledge TIDAK MAMPU MEMPERBAIKI AKHLAK DAN BUDI MANUSIA karena science and konwledge atau ilmu pengetahuan TIDAK MENGETAHUI SUBSTANSI yang MENDASAR mengenai KEJADIAN MANUSIA dan darimana ASAL munculnya science and knowledge atau Ilmu Pengetahuan tadi. Perlu menjadi perhatian kita bahwa TANPA RUH, kita TIDAK DAPAT BERBUAT BANYAK. Itulah alasannya bahwa PERHATIAN KITA sangat KONSENTRASI KEPADA PERAN ROHANIAH. Sebab Ruh ini KITA PAKAI SETIAP HARI. Seperti kita berjalan, kita berucap, kita makan, kita minum, kita melihat, kita mendengar, kita berpikir; SEMUA KARENA RUH. Dua jam saja dtinggalkan oleh Ruh, maka jasmaniah kita ini sudah membusuk. Karena itulah Ruh itu wajib DIURUS OLEH TUHANNYA, sehingga kehidupan manusia di dunia ini, akan berjalan dengan baik, harmonis, penuh kasih sayang, DALAM LINDUNGAN ALLAH DAN RASULNYA. Tentu sudah sepatutnya-lah kita bersyukur, artinya kita berterima kasih dengan adanya yang di anugerahkan Allah itu, berupa Ruh dengan Nikmat; dengan Rasa. Sebab masa tugas Ruh sangat terbatas. Sudah barang tentu sepertinya, tidak alasan bagi kita berjalan di permukaan bumi ini dengan LUPA DIRI, MENYOMBONGKAN DIRI, dimana kita mengerti bahwasannya tugas Ruh TIDAK DAPAT DITENTUKAN OLEH SCIENCE AND KNOWLEDGE atau Ilmu Pengetahuan. Firman Tuhan tentang masa tugas Ruh pada masing-masing tubuh:
Firman Tuhan QS(7)34: "Wa li kulli ummatin ajalun fa idzaa jaa-a ajaluhum laa yasta'khiruuna saa'ataw wa laa yastaqdimuun."
QS(2)149: "Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa innahuu lal haqqu mir rabbika wa mallaahu bi ghaafilin 'ammaa ta'maluun."
Artinya: "Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KELUAR, maka HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM, sesungguhnya ITULAH KEBENARAN DARI TUHANMU. Dan Allah tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan."
QS(2)150-153:
Ayat 150: "Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syathral masjidil haraami wa haitsu maa kuntum fa walluu wujuuhakumsyathra huu li-allaa yakuuna lin naasi 'alaikum hujjatun illat ladziina zhalamuu minhum fa laa takhsyauhum wakh syaunii wa li-u timma ni'matii 'alaikum wa la'allakum tahtaduun."
Artinya
(150) "Dan DARI MANA SAJA ENGKAU KE LUAR, MAKA HADAPKANLAH WAJAHMU KE ARAH MASJIDIL HARAM (DALAM SHOLAT). Dan di mana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arahnya, DENGAN DEMIKIAN TIDAK ADA ALASAN UNTUK SYAKWA SANGKA ATAU RAGU LAGI, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu, dan agar Aku SEMPURNAKAN NIKMATKU ATAS KAMU (DENGAN DISEMPURNAKANNYA RASA YANG RAGU TADI) dan supaya kamu mendapat petunjuk (DENGAN JALAN MEMPEROLEH TAUFIQ DAN HIDAYAH atau petunjuk)."
(151) "Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunu ta'lamuun."
Artinya: "Sebagaimana KAMI MENGUTUS SEORANG RASUL yang IANYA SALAH SEORANG DI ANTARA KAMU,
MEMBACAKAN AYAT-AYAT KAMI (BUKAN AYAT SURAT, dalam bentuk KERAGUAN tadi) kepada kamu dan MENSUCIKAN KAMU DARI PERBUATAN YANG TIDAK SENONOH (yaitu KERAGU-RAGUAN) dan MENGAJARKAN KITAB setelah tidak ragu lagi, MENGAJARKAN HIKMAH (artinya sesuatu yang bermanfaat, MENGERTI AKAN BAIK BURUK, baik yang akan diucapkan maupun yang akan dilakukan), danMENGAJARKAN KAMU apa-apa yang BELUM KAMU KETAHUI, (yaitu BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN MUHAMMAD, BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN ALLAH, DAN BAGAIMANA HUBUNGAN KITA DENGAN BAITULLAH)." BAGAIMANA CARANYA?
Ayat 152: "Fadz kuruuni adzkurkum wasy kuruu lii wa la takfuruun." Artinya:
"INGAT OLEHMU AKAN DAKU, HANYA MENGINGATKAN AKU AKAN DI ENGKAU dan bersyukurlah kepadaKu dan JANGAN KAMU KUFUR ATAU KAFIR ATAU ENGKAR TERHADAP NIKMAT (ATAU TERHADAP RASA TADI)."
Kalau kita mendengarkan SUARA YANG MELARANG, HARUS SEGERA DIHENTIKAN. APA YANG KITA RASAKAN YANG MUNCUL DARI NIKMAT TADI, KITA TIDAK BOLEH MENGINGKARINYA. KALAU KITA INGKARI, berarti KITA KUFUR ATAU KAFIR ATAU ENGKAR KEPADA RASA TADI. Orang yang Engkar terhadap nikmat atau rasa itu, artinya mereka itu MENGKINGKARI APA YANG TELAH DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADA TIAP-TIAP MANUSIA. Apabila kita langgar, maka ALLAH TIDAK MENYUKAINYA.
Firman Tuhan QS(8)27: "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa takhuunullaaha war rasuula wa takhuunuu amanaatikum wa antum ta'lamuun."
Artinya: "Hai orang yang beriman, Allah TIDAK SUKA ORANG YANG BERKHIANAT KEPADA APA YANG DIANUGERAHKAN ALLAH KEPADA MASING-MASING MANUSIA. MEREKA YANG SEPERTI ITU SAMA DENGAN BERKHIANAT KEPADA ALLAH DAN RASULNYA."
QS(2)153: "Yaa ayyuhal ladziina aamanus ta'iinuu bishshabri washshalati innallaaha ma'ashaabiriin.
Artinya: "Hai orang yang beriman, MINTALAH PERTOLONGAN DENGAN SABAR DAN SHOLAT. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."SABAR DAN SHOLAT TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. Sebab sabar tidak bisa diperoleh dengan melihat SIKAP DIAM seseorang. Orang DIAM, SEBENARNYA BANYAK SUARA GALAU DALAM HATINYA. Begitu juga ORANG yang BANYAK BICARA adalah PELAMPIASAN DARI BENTUK KEGALAUAN ITU. KARENA TIDAK TAHU ARAH, TIDAK ADA PENYELESAIANYA, TIDAK ADA FINALNYA. Ketidaksabaran itu justru muncul dari sifat HAWA NAFSU yang datang dari MANUSIA. maka MELALUI SHOLAT-LAH KESABARAN ITU DAPAT DIWUJUDKAN.
Firman Tuhan QS(2)2-3:
"Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudal lil muttaqiin." TIDAK SAK DAN RAGU PADANYA ITU KITAB (KITAB YANG ADA DALAM DADA KITA), PETUNJUK BAGI ORANG TAQWA. Keraguan itu akan lenyap, bila PERBUATAN ITU TERBIT DARI HATI YANG TAQWA (melalui NIAT dengan TERTIB), dengan cara MENERTIBKAN NIAT; "Alladziina yu'minuuna bil ghaibi wa yuqiimuunash shalaata wa mim maa razaqnaahum yunfiquun." Iman itu GHAIB (dia KITAB, dia RUH, dia SHOLAT, dia NUR) DENGAN YANG GHAIB-GHAIB, BIL GHAIBI; (Ghaib artinya Tersembunyi); maksudnya bila MENDIRIKAN SHOLAT WAJIB MENGIKUT RASUL, MEREKA ITULAH MENGIKUT ALLAH. Itulah yang dimaknai IMAN ITU DENGAN YANG GHAIB-GHAIB dan diri mereka itu sholat. Oleh karena itulah, maka Sabda Rasulullah SAW: Hari ini AKU SEMPURNAKAN AGAMAMU, AKU CUKUPKAN NIKMAT ATAU RASA, AKU RIDHA ISLAM AGAMAMU.
QS(5)3:
"...... Al yauma akmaltu lakum diinakum wa atmamtu 'alaikum ni'matii wa radhiitu lamkumul islaama diina...." Jadi wajarlah science and knowledge TIDAK MAMPU MEMPERBAIKI AKHLAK DAN BUDI MANUSIA karena science and konwledge atau ilmu pengetahuan TIDAK MENGETAHUI SUBSTANSI yang MENDASAR mengenai KEJADIAN MANUSIA dan darimana ASAL munculnya science and knowledge atau Ilmu Pengetahuan tadi. Perlu menjadi perhatian kita bahwa TANPA RUH, kita TIDAK DAPAT BERBUAT BANYAK. Itulah alasannya bahwa PERHATIAN KITA sangat KONSENTRASI KEPADA PERAN ROHANIAH. Sebab Ruh ini KITA PAKAI SETIAP HARI. Seperti kita berjalan, kita berucap, kita makan, kita minum, kita melihat, kita mendengar, kita berpikir; SEMUA KARENA RUH. Dua jam saja dtinggalkan oleh Ruh, maka jasmaniah kita ini sudah membusuk. Karena itulah Ruh itu wajib DIURUS OLEH TUHANNYA, sehingga kehidupan manusia di dunia ini, akan berjalan dengan baik, harmonis, penuh kasih sayang, DALAM LINDUNGAN ALLAH DAN RASULNYA. Tentu sudah sepatutnya-lah kita bersyukur, artinya kita berterima kasih dengan adanya yang di anugerahkan Allah itu, berupa Ruh dengan Nikmat; dengan Rasa. Sebab masa tugas Ruh sangat terbatas. Sudah barang tentu sepertinya, tidak alasan bagi kita berjalan di permukaan bumi ini dengan LUPA DIRI, MENYOMBONGKAN DIRI, dimana kita mengerti bahwasannya tugas Ruh TIDAK DAPAT DITENTUKAN OLEH SCIENCE AND KNOWLEDGE atau Ilmu Pengetahuan. Firman Tuhan tentang masa tugas Ruh pada masing-masing tubuh:
Firman Tuhan QS(7)34: "Wa li kulli ummatin ajalun fa idzaa jaa-a ajaluhum laa yasta'khiruuna saa'ataw wa laa yastaqdimuun."
Artinya "Dan TIAP-TIAP UMAT MEMPUNYAI AJAL maka APABILA TELAH DATANG AJALnya mereka TIDAK DAPAT MENGUNDURKAN-nya BARANG SESAATpun dan TIDAK (pula) DAPAT MEMAJUKANNYA."
Firman Tuhan QS(4)78: "Ainamaa takuunuu yudrikkumul mautu walau kuntum fii buruujim musyayyadatiw wa in tushibhum hasanatuy yaquuluu haadzihii min 'indillaahi wa in tushibhum sayyi-atuy yaquuluu haadzihii min 'indika qul kullum min 'indillaahi fa maali haa-ulaa-il qaumi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsaa."
Artinya: "DI MANA SAJA KAMU berada, niscaya MAUT akan MENJEMPUT KAMU WALAUPUN KAMU berada DALAM BENTENG yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka berkata, "ini dari sisi Allah",
dan jika mereka ditimpa suatu bencana, mereka berkata, Ini dari Engkau. Katakanlah, "Semuanya dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang (munafik) hampir-hampir tidak dapat memahami perkataan sedikit pun?"
Firman Tuhan QS(15)5: "Maa tasbiqu min ummatin ajalahaa wa ma y asta'khiruun."
Artinya: "TIDAK ADA SATU UMAT YANG DAPAT MENDAHULUI AJALya dan TIDAK DAPAT MENGUNDURKANNYA."
HENDAKNYALAH SEPERTI ILMU PADI; "MAKIN BERISI, MAKIN MERUNDUK"
Begitulah seumpama hidup manusia seharusnyalah dengan kepintarannya, kemudian dia mendapat kedudukan, lalu memperoleh kekayaan, tentu tidak akan menjadi lupa diri oleh rezeki yang diberikan Allah melalui Rohaniahnya.
Peringatan Tuhan: QS(3)14-15:
(14 )"Zuyyina lin naasi hubbusy syahawaati minan nisaa-i wal baniina wal qanaathiiril muqantharati minadz dzahabi wal fidhdhati wal khailil musawwamati wal an'aami wal hartsi dzaalika mataa'ul hayaatid dun-yaa wallaahu 'indahuu husnul ma-aab."
(15) "Qul a unabbi-ukum bi khairim min dzaalikum ladziinat taqau 'inda rabbihim jannatun tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa wa azwaajun muthaharatuw wa ridhwaanum minallaahi wallaahu bashiirum bil 'ibaad."
Artinya:
"DIJADIKAN INDAH BAGI MANUSIA MENCINTAI BERMACAM-MACAM YANG DIINGINI, kepada PEREMPUAN-PEREMPUAN, Anak-anak, HARTA yang berlimpah dari Emas, Perak, Kuda yang bagus, Binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah KESENANGAN HIDUP DI DUNIA, dan PADA SISI ALLAH ADA SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI.
(15) Katakanlah, "Apakah kamu ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Yaitu untuk ORANG-ORANG YANG BERTAQWA PADA SISI TUHAN mereka ada SURGA-SURGA yang mengalir sungai di bawah pohon yang indah, dan mereka kekal di dalamnya, dan ada pasangan-pasangan yang suci serta keridhaan dari Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya."
QS(11)15-16:
(15) "Man kaana yuriidul hayaarad dun-yaa wa ziinatahaa nuwaffi ilaihim a'maalahum fiihaa wa hum fiihaa laa yubkhasuun."
(16) "Ulaa-ikal ladziina laisa lahum fii aakhirati illan naaru wa habitha maa shana'uu fiihaa wa baathilum maa kaanuu ya'maluun."
Artinya:
(15)"Barangsiapa MENGHENDAKI KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA, niscaya Kami SEMPURNAKAN PEKERJAANNYA DI DUNIA, dan mereka TIDAK DIRUGIKAN,"
(16) "Itulah ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPEROLEH DI AKHIRAT KECUALI NERAKA DAN LENYAPLAH APA YANG MEREKA USAHAKAN, dan SIA-SIALAH apa yang mereka kerjakan."
QS(33)28-29, 31-33:
(28)"Yaa ayyuhan nabiyyu qul li azwaajika in kuntunna turidnal hayaatad dun-yaa wa ziinatahaa fa ta'aalaina umatti'kunna wa usarrihkunna saraahan jamiilaa."
Artinya: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, "JIKA KAMU MENGINGINKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA, maka marilah AKU BERIKAN PEMBERIKAN KEPADAMU DAN AKAN AKU LEPASKAN KAMU DENGAN CARA YANG BAIK."
(29)" Wa in kuntunna turidnallaaha warasuulahuu wad daaral aakhirata fa innallaaha a'adda lil muhsinaati minkunna ajran azhiima."
Artinya: Dan JIKA KAMU MENGINGINKAN ALLAH DAN RASUL-NYA dan NEGERI AKHIRAT, maka sesungguhnya ALLAH MENYEDIAKAN PAHALA YANG BESAR bagi yang berbuat baik di antara kamu .
(31) Wa may yaqnut minkunna lillaahi rasuulihii wa ta'mal shaalihan nu'tihas ajrahaa marrataini wa a'tadnaa lahaa rizqan kariimaa.
Artinya: Dan BARANGSIAPA di antara kamu isteri Nabi IKUT ALLAH dan RASULNYA dan BERAMAL SALEH, niscaya Kami berikan kepadanya PAHALA DUA KALI. Dan Kami SEDIAKAN BAGINYA REZEKI YANG MULIA.
(32)Yaa nissa-an nabiyyi lastunna ka aha dim minan nisaa-i init taqaitunna fa laa takhdha'na bil qauli fa yathma'al ladzii fii qalbihii maradhuw wa quina qaulam ma'ruufaa.
Artinya: Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu JIKA KAMU BERTAQWA, maka JANGANLAH KAMU TERLALU LEMBUT DALAM BERBUCARA SEHINGGA TERTARIKLAH ORANG YANG DALAM HATINYA ADA PENYAKIT BERKEINGINAN, dan UCAPKANLAH PERKATAAN YANG BAIK.
(33) Wa qarna fii buyuutikunna wa laa tabarrajna tabarrujal jaahiliyyatil uulaa wa aqimnash shalaata wa aatiinaz zakaata wa athi'nallaaha wa rasuulahuu innamaa yuriidullaahu li yudz-hiba 'ankumur rijsa ahlal baiti wa yuthahhirakum tath-hiiraa.
Artinya: "Dan TETAPLAH KAMU DI RUMAHMU dan JANGANLAH KAMU BERHIAS SEPERTI BERHIASNYA ORANG JAHILIYAH, dan DIRIKANLAH SHOLAT, KELUARKAN ZAKAT, IKUT ALLAH DAN IKUT RASUL. Hanya sesungguhnya ALLAH MENGHENDAKI supaya MENGHILANGKAN KOTORAN DARIMU hai keluarga Nabi dan MEMBERSIHKAN KAMU SEBERSIH-BERSIHNYA."
Oleh keterbatasan ilmu pengetahuan-lah dalam mencari pembenaran agama melalui Kitab Al-Qur'an, BANYAK HAL YANG BELUM DIKETAHUI, seperti: AMIN, ALIF LAM MIM, AHMAD, ALHAMDU, THA SIN, THA SIN MIM, HA MIM, YAASIN, THAHA; dikatakan WALLAHU 'ALAM BI MURADIH, hanya ALLAH yang mengetahuinya. PADAHAL justru YANG DIKETAHUI OLEH ALLAH itulah, YANG DIKETAHUI OLEH NABI MUHAMMAD RASULULAH SAW, lalu DISAMPAIKAN KEPADA MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI INI, DICATAT, DIKUMPULKAN, dalam bentuk kabar suka kabar takut. Disitulah KELEBIHAN YANG DIMILIKI NABI MUHAMMAD SAW, MENGEMBALIKAN HAKEKAT YANG TELAH HILANG, kepada KIBLAT yang DAHULU, yaitu KIBLAT AULIYA DAN AMBIYA.
Firman Tuhan QS(3)96-97:
"Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin. Fiihi aayaatum bayyinaatum maqaamu ibraahiima wa man dakhalahuu kaana aaminaw wa lillaahi 'alan naasi hijjul baiti manis tathaa'a ilaihi sabiilaw wa man kafara fa innallaaha ghaniwun 'anil aalamiin. "Artinya "Sesungguhnya inilah mula-mula RUMAH (BAITULLAH DI MAKKAH; BELUM ADA RUMAH DI PERMUKAAN BUMI INI, termasuk MASJIDIL AQSA, karena itu dibangun di zaman Nabi Sulaiman) YANG AKU NYATAKAN BAGI MANUSIA, BERKAT UNTUK IBADAH "
Firman Tuhan QS(4)78: "Ainamaa takuunuu yudrikkumul mautu walau kuntum fii buruujim musyayyadatiw wa in tushibhum hasanatuy yaquuluu haadzihii min 'indillaahi wa in tushibhum sayyi-atuy yaquuluu haadzihii min 'indika qul kullum min 'indillaahi fa maali haa-ulaa-il qaumi laa yakaaduuna yafqahuuna hadiitsaa."
Artinya: "DI MANA SAJA KAMU berada, niscaya MAUT akan MENJEMPUT KAMU WALAUPUN KAMU berada DALAM BENTENG yang tinggi lagi kokoh. Dan jika mereka memperoleh kebaikan mereka berkata, "ini dari sisi Allah",
dan jika mereka ditimpa suatu bencana, mereka berkata, Ini dari Engkau. Katakanlah, "Semuanya dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang (munafik) hampir-hampir tidak dapat memahami perkataan sedikit pun?"
Firman Tuhan QS(15)5: "Maa tasbiqu min ummatin ajalahaa wa ma y asta'khiruun."
Artinya: "TIDAK ADA SATU UMAT YANG DAPAT MENDAHULUI AJALya dan TIDAK DAPAT MENGUNDURKANNYA."
HENDAKNYALAH SEPERTI ILMU PADI; "MAKIN BERISI, MAKIN MERUNDUK"
Begitulah seumpama hidup manusia seharusnyalah dengan kepintarannya, kemudian dia mendapat kedudukan, lalu memperoleh kekayaan, tentu tidak akan menjadi lupa diri oleh rezeki yang diberikan Allah melalui Rohaniahnya.
Peringatan Tuhan: QS(3)14-15:
(14 )"Zuyyina lin naasi hubbusy syahawaati minan nisaa-i wal baniina wal qanaathiiril muqantharati minadz dzahabi wal fidhdhati wal khailil musawwamati wal an'aami wal hartsi dzaalika mataa'ul hayaatid dun-yaa wallaahu 'indahuu husnul ma-aab."
(15) "Qul a unabbi-ukum bi khairim min dzaalikum ladziinat taqau 'inda rabbihim jannatun tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa wa azwaajun muthaharatuw wa ridhwaanum minallaahi wallaahu bashiirum bil 'ibaad."
Artinya:
"DIJADIKAN INDAH BAGI MANUSIA MENCINTAI BERMACAM-MACAM YANG DIINGINI, kepada PEREMPUAN-PEREMPUAN, Anak-anak, HARTA yang berlimpah dari Emas, Perak, Kuda yang bagus, Binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah KESENANGAN HIDUP DI DUNIA, dan PADA SISI ALLAH ADA SEBAIK-BAIK TEMPAT KEMBALI.
(15) Katakanlah, "Apakah kamu ingin aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Yaitu untuk ORANG-ORANG YANG BERTAQWA PADA SISI TUHAN mereka ada SURGA-SURGA yang mengalir sungai di bawah pohon yang indah, dan mereka kekal di dalamnya, dan ada pasangan-pasangan yang suci serta keridhaan dari Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya."
QS(11)15-16:
(15) "Man kaana yuriidul hayaarad dun-yaa wa ziinatahaa nuwaffi ilaihim a'maalahum fiihaa wa hum fiihaa laa yubkhasuun."
(16) "Ulaa-ikal ladziina laisa lahum fii aakhirati illan naaru wa habitha maa shana'uu fiihaa wa baathilum maa kaanuu ya'maluun."
Artinya:
(15)"Barangsiapa MENGHENDAKI KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA, niscaya Kami SEMPURNAKAN PEKERJAANNYA DI DUNIA, dan mereka TIDAK DIRUGIKAN,"
(16) "Itulah ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMPEROLEH DI AKHIRAT KECUALI NERAKA DAN LENYAPLAH APA YANG MEREKA USAHAKAN, dan SIA-SIALAH apa yang mereka kerjakan."
QS(33)28-29, 31-33:
(28)"Yaa ayyuhan nabiyyu qul li azwaajika in kuntunna turidnal hayaatad dun-yaa wa ziinatahaa fa ta'aalaina umatti'kunna wa usarrihkunna saraahan jamiilaa."
Artinya: "Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, "JIKA KAMU MENGINGINKAN KEHIDUPAN DUNIA DAN PERHIASANNYA, maka marilah AKU BERIKAN PEMBERIKAN KEPADAMU DAN AKAN AKU LEPASKAN KAMU DENGAN CARA YANG BAIK."
(29)" Wa in kuntunna turidnallaaha warasuulahuu wad daaral aakhirata fa innallaaha a'adda lil muhsinaati minkunna ajran azhiima."
Artinya: Dan JIKA KAMU MENGINGINKAN ALLAH DAN RASUL-NYA dan NEGERI AKHIRAT, maka sesungguhnya ALLAH MENYEDIAKAN PAHALA YANG BESAR bagi yang berbuat baik di antara kamu .
(31) Wa may yaqnut minkunna lillaahi rasuulihii wa ta'mal shaalihan nu'tihas ajrahaa marrataini wa a'tadnaa lahaa rizqan kariimaa.
Artinya: Dan BARANGSIAPA di antara kamu isteri Nabi IKUT ALLAH dan RASULNYA dan BERAMAL SALEH, niscaya Kami berikan kepadanya PAHALA DUA KALI. Dan Kami SEDIAKAN BAGINYA REZEKI YANG MULIA.
(32)Yaa nissa-an nabiyyi lastunna ka aha dim minan nisaa-i init taqaitunna fa laa takhdha'na bil qauli fa yathma'al ladzii fii qalbihii maradhuw wa quina qaulam ma'ruufaa.
Artinya: Hai isteri-isteri Nabi, tiadalah kamu seperti salah seorang dari perempuan-perempuan itu JIKA KAMU BERTAQWA, maka JANGANLAH KAMU TERLALU LEMBUT DALAM BERBUCARA SEHINGGA TERTARIKLAH ORANG YANG DALAM HATINYA ADA PENYAKIT BERKEINGINAN, dan UCAPKANLAH PERKATAAN YANG BAIK.
(33) Wa qarna fii buyuutikunna wa laa tabarrajna tabarrujal jaahiliyyatil uulaa wa aqimnash shalaata wa aatiinaz zakaata wa athi'nallaaha wa rasuulahuu innamaa yuriidullaahu li yudz-hiba 'ankumur rijsa ahlal baiti wa yuthahhirakum tath-hiiraa.
Artinya: "Dan TETAPLAH KAMU DI RUMAHMU dan JANGANLAH KAMU BERHIAS SEPERTI BERHIASNYA ORANG JAHILIYAH, dan DIRIKANLAH SHOLAT, KELUARKAN ZAKAT, IKUT ALLAH DAN IKUT RASUL. Hanya sesungguhnya ALLAH MENGHENDAKI supaya MENGHILANGKAN KOTORAN DARIMU hai keluarga Nabi dan MEMBERSIHKAN KAMU SEBERSIH-BERSIHNYA."
Oleh keterbatasan ilmu pengetahuan-lah dalam mencari pembenaran agama melalui Kitab Al-Qur'an, BANYAK HAL YANG BELUM DIKETAHUI, seperti: AMIN, ALIF LAM MIM, AHMAD, ALHAMDU, THA SIN, THA SIN MIM, HA MIM, YAASIN, THAHA; dikatakan WALLAHU 'ALAM BI MURADIH, hanya ALLAH yang mengetahuinya. PADAHAL justru YANG DIKETAHUI OLEH ALLAH itulah, YANG DIKETAHUI OLEH NABI MUHAMMAD RASULULAH SAW, lalu DISAMPAIKAN KEPADA MANUSIA DI PERMUKAAN BUMI INI, DICATAT, DIKUMPULKAN, dalam bentuk kabar suka kabar takut. Disitulah KELEBIHAN YANG DIMILIKI NABI MUHAMMAD SAW, MENGEMBALIKAN HAKEKAT YANG TELAH HILANG, kepada KIBLAT yang DAHULU, yaitu KIBLAT AULIYA DAN AMBIYA.
Firman Tuhan QS(3)96-97:
"Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin. Fiihi aayaatum bayyinaatum maqaamu ibraahiima wa man dakhalahuu kaana aaminaw wa lillaahi 'alan naasi hijjul baiti manis tathaa'a ilaihi sabiilaw wa man kafara fa innallaaha ghaniwun 'anil aalamiin. "Artinya "Sesungguhnya inilah mula-mula RUMAH (BAITULLAH DI MAKKAH; BELUM ADA RUMAH DI PERMUKAAN BUMI INI, termasuk MASJIDIL AQSA, karena itu dibangun di zaman Nabi Sulaiman) YANG AKU NYATAKAN BAGI MANUSIA, BERKAT UNTUK IBADAH "
(artinya ibadah yang dilakukan oleh manusia akan MEMPUNYAI NILAI HAKEKAT, bila MENGETAHUI setiap ibadahnya, INGATANNYA DI BAITULLAH); PETUNJUK SEISI ALAM (BUKAN BAGI ALAM, TETAPI ALAM INSAN, yaitu RUH yang bersemayam di dalam dada). Tanda yang nyata adalah Maqom Ibrahim (bekas pijaknya Ibrahim menbangun Ka'bah, MAQOM TAUHID PADA HAKEKATNYA, artinya TEMPAT KITA BERTAUHID KEPADA ALLAH DAN RASULNYA), dan barangsiapa yang masuk ke dalamnya, maka aman dia dari azabKu dunia dan akhirat."
Untuk memantabkan HAKEKAT ke BAITULLAH, maka kita berdoa pada waktu HAJI dan UMROH, ketika tawaf mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh kali. Bunyinya: “Allahumma inna hazal baita baituka walharama haramuka wal amna amnuka wal ‘abda ‘abduka wa ana ‘abduka wabnu abdika wahaza maqamul ‘a izibika minannar. Faharrim luhumana wabasyaratana ‘alannar."
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya BAIT INI RUMAHMU YA ALLAH (BUKAN KA'BAH), TANAH HAROM ini TANAH MULIA Mu ya Allah, NEGERI AMAN ini NEGERI AMAN Mu Ya Allah, aku ini hamba mu ya Allah ("Abdi fil qalbil mu’miniin”, hambaKu dalam hati mereka namanya mukmin), anak daripada hambaMu (Ana minallah wal mu'minuuna minniy), adalah tempat ini TEMPAT ORANG BERLINDUNG KEPADAMU DARI NERAKA, peliharalah daging dan kulitku dari api neraka."
KESIMPULAN:
ILMU PENGETAHUAN atau SCIENCE AND KNOWLEDGE TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMPERBAIKI KERUSAKAN AKHLAK BUDI MANUSIA, disebabkan TIDAK MENGETAHUI USUL KEJADIAN MANUSIA dan USUL DARIMANA SUMBERNYA ILMU PENGETAHUAN tersebut. Para auliya dan ambiya yang berjumlah 124.313 ORANG-PUN, TIDAK MEMPEROLEH PENGETAHUAN UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN AKHLAK DAN BUDI TERSEBUT.
Untuk memantabkan HAKEKAT ke BAITULLAH, maka kita berdoa pada waktu HAJI dan UMROH, ketika tawaf mengelilingi Baitullah sebanyak tujuh kali. Bunyinya: “Allahumma inna hazal baita baituka walharama haramuka wal amna amnuka wal ‘abda ‘abduka wa ana ‘abduka wabnu abdika wahaza maqamul ‘a izibika minannar. Faharrim luhumana wabasyaratana ‘alannar."
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya BAIT INI RUMAHMU YA ALLAH (BUKAN KA'BAH), TANAH HAROM ini TANAH MULIA Mu ya Allah, NEGERI AMAN ini NEGERI AMAN Mu Ya Allah, aku ini hamba mu ya Allah ("Abdi fil qalbil mu’miniin”, hambaKu dalam hati mereka namanya mukmin), anak daripada hambaMu (Ana minallah wal mu'minuuna minniy), adalah tempat ini TEMPAT ORANG BERLINDUNG KEPADAMU DARI NERAKA, peliharalah daging dan kulitku dari api neraka."
KESIMPULAN:
ILMU PENGETAHUAN atau SCIENCE AND KNOWLEDGE TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MEMPERBAIKI KERUSAKAN AKHLAK BUDI MANUSIA, disebabkan TIDAK MENGETAHUI USUL KEJADIAN MANUSIA dan USUL DARIMANA SUMBERNYA ILMU PENGETAHUAN tersebut. Para auliya dan ambiya yang berjumlah 124.313 ORANG-PUN, TIDAK MEMPEROLEH PENGETAHUAN UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN AKHLAK DAN BUDI TERSEBUT.
HANYA dengan DILAHIRKANNYA NABI BESAR MUHAMMAD RASULULLAH SAW, INNAMA BUISTU LITAMMIMA MAKARIMAL AKHLAQ, AKU DIBANGKITKAN UNTUK MEMPERBAIKI AKHLAK DAN BUDI, melalui KEWAJIBAN MENDIRIKAN SHOLAT, MENGIKUT RASUL, PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH, BERLANDASKAN KEPADA DUA PUSAKA ABADI QUR'AN DAN SUNNAHNYA, TAROKTU FIIKUM AMRAINI LAN TADHILLUU BIHIM KITAABALLAHI WA SUNNATA RASUULIHI, MAKA AKHLAK BUDI MANUSIA, selain DAPAT DIPERBAIKI dan sekaligus TERPELIHARA SECARA BERKEPATUTAN.
Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna memperoleh makna yang sebenarnya.
Sumber RimaNews
◀️Home▶️
Home
Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan, guna memperoleh makna yang sebenarnya.
Sumber RimaNews
◀️Home▶️
Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar