Firman Tuhan Tentang kehidupan manusia

Firman Tuhan yang mengatur tentang kehidupan manusia dalam berkomunikasi guna menciptakan saling hormat-menghormati satu sama lain (menciptakan toleransi yang tinggi).

Peringatan Tuhan:


Allah melarang setiap manusia berbantah-bantahan:


QS(4)59 "Yaw ayyuhal ladziina aamanuu athii'ullaaha wa athii'ur rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza'tum fii syai-in fa rudduuhu ilallaahi war rasuuli in kuntum tu'minuuna billaahi wal yaumil aakhiri dzaalika khairuw wa ahsanu ta'wiilaa."


Artinya: "Wahai orang yang beriman, Ikut Allah dan ikut Rasul, dan pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berelisih tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Qur'an dan Sunnah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."


QS(8)46: "Wa athii'ullaaha wa rasuulahuu wa laa tanaaza'uu fa tafsyaluu wa tadzhaba

riihukum wash biruu inndlaaha ma'ash shaabiriin."


Artinya: "Ikut olehmu akan Allah dan ikut olehmu akan Rasul. Kalau memang benar kamu mengikut Allah dan Mengikut Rasul, JANGAN kamu Berbantah-Bantahan, nanti kamu menjadi lemah dan hilang kekuatanmu, dan bersabarlah sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar."


HANYA ALLAH MENGANJURKAN kepada setiap manusia,  BERMUSYAWARAH DENGAN KEBENARAN DAN KESABARAN.


QS(103): "Wal 'ashr(i). Innaal-insaana lafii khusrin. Ilaal-ladziina aamanuu wa'amiluush-shaalihaati watawaashau bil haqqi watawaashau bish-shabr(i)."


Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, supaya mengikuti kebenaran, dan saling nasihat- menasihati dengan kebenaran dan kesabaran."


Apa sebab, Karena pada umumnya manusia itu tidak mau kelintasan, tidak mau

kerendahan, tidak mau kekurangan dan tidak mau kalah. Sifat inilah yang kemudian menghasilkan nafsu lawamah dan nafsu amarah. Nafsu lawamah itu dikenal juga dengan 10 maksiat Bathin, yaitu: ajib-ria- takabur-iri-dengki-hasut-fitnah-tamak-loba dan sombong.


QS(75)2: “Wa laa uqsimu bin NAFSIL LAWWAAMAH."


Artinya: “dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri."


QS(12)53: “Wa maa ubarri-u nafsii innan NAFSA LA AMMAARATUM bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."


Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya NAFSU itu MENYURUH KEPADA KEJAHATAN kecuali siapa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Mengenal Hal-ikhwal manusia. Manusia itu umat yang satu, Tuhannya satu,  yang tidak membedakan bangsa dan karena itu tidak ada manusia yang ingin dilahirkan disatu suku bangsa manapun.


QS(49)13: “Yaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min dzakariw wa untsaa wa ja’alnaakum syu’uubaw wa qabaa-ila li ta’aarafuu inna akramakum ‘indallaahi atqaakum innallaaha ‘aliimun khabiir.”


Artinya: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami MENCIPTAKAN KAMU DARI SEORANG LAKI-LAKI DAN SEORANG PEREMPUAN, dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.(bukan untuk saling membenci-memfitnah-dlsbnya). Sesungguhnya SEMULIA-MULIA kamu DI SISI ALLAH ialah yang lebih TAQWA di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."


Karena manusia itu umat yang satu, maka Allah mengingatkan bahwa syakwa sangka itu dosa, maukah kamu memakan bangkai saudaramu sendiri ?


QS(49)11-12: "Ya ayyuhal ladz'iina aamanuu laa yaskhar qaumum min qaumin 'asaa ay

yakuunuu khairam minhum wa laa nisaaum min nisan-in 'asas ay yakunna khairamminhunna wa laa talmizuu anfusakum wa laa tanaabazuu bil alqaabi bi'sal ismul fusuuqu ba'dal iimaani wa mal lam yatub fa ulaa-ika humuzh zhaalimuun. Yaa ayyuhal ladziina aamanuj tabibuu katsiiram minazh zhanni inna ba'dhazhzhanni itsmuw wa laa tajassasuu wa laa yaghtab ba'dhukum ba'dhan a yuhibbu ahadukum ay ya'kula lahma akhiihi maitan fa karihtumuuhu wat taqullaaha innallaaha tawwaabur rahiim."


Artinya: "(11) Hai sekalian orang-orang yang beriman, JANGANLAH SATU KAUM

MENGOLOK OLOKKAN KAUM YANG LAIN, BOLEH JADI MEREKA (kaum yang mengolok-olokkan itu) LEBIH BAIK DARI MEREKA (YANG MEPEROLOK-OLOKKAN), dan jangan (pula) perempuan-perempuan mengolok-olokkan perempuan  perempuan (yang lain), boleh jadi perempuan-perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang memperolok-olokkan), dan janganlahkamu mencela dirimu sendiri, dan JANGANLAH KAMU PANGGIL- MEMANGGIL DENGAN GELAR-GELAR YANG BURUK, seburuk-buruk Nama (panggilan) ialah PANGGILAN FASIK SESUDAH BERIMAN. Dan BARANGSIAPA yang TIDAK BERTAUBAT, maka mereka itulah ORANG YANG zalim


(12) Hai orang-orang yang beriman, JAUHILAH KEBANYAKAN PRASANGKA, sesungguhnya SEBAHAGIAN PRASANGKA itu adalah DOSA. Dan JANGANLAH KAMU MENCARI KEBURUKAN orang lain dan JANGANLAH sebahagian kamu MENGGUNJING atas sebahagian yang lain. Adakah DI ANATARA KAMU MEMAKAN BANGKAI SAUDARA KAMU SENDIRI yang? mati Maka kamu membencikannya. Dan BERTAQWALAH KEPADA ALLAH. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."


Peringatan Tuhan:

Satu orang kamu bunuh sama dengan membunuh semua orang,  satu orang kamu benci sama dengan membenci semua orang, satu orang kamu berbuat baik sama dengan berbuat baik kepada semua orang.


QS(5)32: "Min ajli dzaalika katabnaa 'alaa banii israa-iila annahuu man qatala nafsam bi ghairi nafsin au fasaadin fil ardhi fa ka annamaa qatalan naasa jamii'aw wa man ahyaahaa fa ka annamaa ahyan naasa jamii'aw wa la qad jaa-at- hum rusulunaa bii bayyinaati tsumma inna katsiiram minhum ba'da dzaalika fil ardhi la musrifuun.”


Artinya: "Karena itu Kami tetapkan kepada Bani israil bahwa YANG MEMBUNUH SEORANG MANUSIA bukan karena hukuman pembunuhan, atau karena membuat bencana di bumi, maka SEAKAN-AKAN DIA TELAH MEMBUNUH MANUSIA SELURUHNYA. Dan barangsiapa yang MEMELIHARA KEHIDUPAN SEORANG MANUSIA, maka seolah-olah DIA telah MEMELIHARA KEHIDUPAN MANUSIA SELURUHNYA. Dan sesungguhnya TELAH DATANG RASUL-RASUL KAMI kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan, kemudian sesungguhnya banyak diantara mereka sesudah itu melampaui batas di bumi."


"Mengenal manusia melalui sifatnya".


Bagaimana sifat manusia?


QS(100) 6 "Innal insaana li rabbihii la kanuud", sesungguhnya MANUSIA itu KAFIR atau

ENGKAR KEPADA TUHANNYA."


QS(70)19-20: "Innal insaana khuliqa haluu'aa. Idzaa massahusy syarru jazuu'aa."


Artinya: "MANUSIA itu BERSIFAT KELUH KESAH, SUKA MENANTANG, KALAU DIA SUSAH

BERPUTUS ASA, KALAU dia MENDAPAT KESENANGAN DIA KIKIR."


Berdasarkan firman Tuhan di atas ternyata manusia itu tidak sempurna. Orang tidur semua lengkap,  ada otak, mata, telinga, mulut dan anggota tubuh, namun tidak dapat berbuat apa-apa. Apalagi dalam KEADAAN MATI. Untuk menyempurnakan manusia,  maka Allah mrnyempurnakannya dengan meniupkan Ruh. Sehingga manusia dapat berpikir, dapat melihat, dapat mencium, dapat berkata, merasa,  dapat melakukan sesuatu akitivitas, SEMUA KARENA RUH.


QS(32)9: “Tsumma sawwahu wa nafakha fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus sam’a wal abshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun."


Artinya: “Aku SEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA, AKU TIUPKAN RUH, AKU BERIKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI. NAMUN SEDIKIT SEKALI MANUSIA BERTERIMA KASIH."


Hati yang disebut, namun yang dituju adalah yang di dalam hati,  yang MENGHASILKAN SUARA HATI. Karena yang di dalan hati itu adalah "NIKMAT", 


nikmat itu adalah RASA,  rasa itu adalah ZAT.

Dengan adanya nikmat ini,  maka kita dapat menikmati segala sesuatu, dapat menimbang segala sesuatu,  baik ataupun buruknya.


QS(2)216: "Kutiba 'alaikumul qitaalu wahuwa kurhun lakum wa'asa an takrahuu syai-an wahuwa khairun lakum wa'asa an tuhibbuu syai-an wahuwa syarrun lakum wallahu ya'lamu wa-antum laa ta'lamuun(a)."


Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang (PERANG MELAWAN HAWA NAFSU), padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. BOLEH JADI KAMU MEMBENCI SESUATU, PADAHAL IA AMAT BAIK BAGIMU, dan BOLEH JADI KAMU MENYUKAI SESUATU, PADAHAL IA AMAT BURUK BAGIMU, 

ALLAH MENGETAHUI, sedang KAMU TIDAK MENGETAHUI."


Nikmat inilah yang memancarkan cahaya atau nur,  dia adalah Ruh. Karena nikmat ini esensinya adalah KEBENARAN yang tidak dapat didustakan,  maka seluruh manusia akan mengetahui dia sedang berdusta, dia sedang syakwa, sangka dia sedang sombong, sedang angkuh,  karena RUH itu murni kebenaran yang datang daripada Allah, Alhaqqu mirrabbika, Kebenaran itu dari Tuhanmu. Dengan adanya nikmat tadi memancarkan Ruh atau Nur yang esensinya adalah kebenaran,  maka untuk mempertahankan kebenaran itu,  dia harus dididik oleh "SANG PENCIPTA YANG MAHA KUASA",  yaitu ALLAH SWT.


QS(17)85: "Wa yas-aluunaka 'anir ruuhi qulir ruuhu min amri rabbii wa maa uutiitum minal 'ilmi illaa qaliilaa.


Artinya: "Kalau ada orang bertanya tentang Ruh, katakan RUH itu URUSAN TUHAN, dan tiada yang mengetahuinya melainkan sedikit sekali." 


Bagaimana cara Tuhan mengurus Ruh?

Kepada Ruh diperintahkan SHALAT. Tempat ruh mendirikan shalat adalah di BAITULLAH,  tandanya Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim.


"Kutiba 'alaikumul qitaalu wahuwa kurhun lakum wa'asa an takrahuu syai-an wahuwa khairun lakum wa'asa an tuhibbuu syai-an wahuwa syarrun lakum

wallahu ya'lamu wa-antum laa ta'lamuun(a)."


Artinya: "Diwajibkan atas kamu berperang (PERANG MELAWAN HAWA NAFSU), padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. BOLEH JADI KAMU MEMBENCI SESUATU, PADAHAL IA AMAT BAIK BAGIMU, dan BOLEH JADI KAMU MENYUKAI SESUATU, PADAHAL IA AMAT BURUK BAGIMU ALLAH MENGETAHUI, sedang KAMU TIDAK MENGETAHUI."


Nikmat inilah yang memancarkan cahaya atau nur,  dia adalah Ruh. Karena nikmat ini esensinya adalah KEBENARAN yang tidak dapat didustakan,  maka seluruh manusia akan mengetahui dia sedang berdusta, dia sedang syakwa sangka, dia sedang sombong, sedang angkuh,  karena RUH itu murni kebenaran yang datang daripada Allah, Alhaqqu mirrabbika, Kebenaran itu dari Tuhanmu. Dengan adanya nikmat tadi memancarkan Ruh atau Nur yang esensinya adalah kebenaran,  maka untuk mempertahankan kebenaran itu, dia harus

dididik oleh "SANG PENCIPTA YANG MAHA KUASA",  yaitu ALLAH SWT.


QS(17)85: "Wa yas-aluunaka 'anir ruuhi qulir ruuhu min amri rabbii wa maa uutiitum minal 'ilmi illaa qaliilaa.


Artinya: "Kalau ada orang bertanya tentang Ruh, katakan RUH itu URUSAN TUHAN, dan tiada yang mengetahuinya melainkan sedikit sekali."


Bagaimana cara Tuhan mengurus Ruh?

Kepada Ruh diperintahkan SHALAT. Tempat ruh mendirikan shalat adalah di BAITULLAH,  tandanya Ka’bah yang dibangun oleh Ibrahim. Jadi, Tanda Ka’bah itu Maqom Ibrahim, tanda Baitullah itu adalah Ka’bah. Maka dari itu seluruh Umat Islam menghadap kiblat ketika shalat.yang menghadap itu bukan fisik, tapi non-fisik yaitu Ruh. Tapi dalam menghadap kiblat mendirikan shalat,  wajib mengikut Rasul. Karena itulah yang dihisab pertama kali adalah shalat karena shalat itu tiang agama, kalau shalatnya baik, otomatis hatinya-sikap prilakunya baik, kalau hatinya baik otomatis dia dapat menciptakan kehidupan yang "sakinah-mawaddah warrahmah".


Hadits:

Inna awwala maa yuhasabu bihil 'abdu indallahi ashshalah. AshShalatu 'immaduddin, fa man aqamaha faqad aqamaddin,  waman hada maha faqad hada maddin.


Dimana shalat pada hakikatnya?


QS(2)125: "Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud."


Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami MENJADIKAN RUMAH itu BAITULLAH (BUKAN KA'BAH), untuk pulang pergi manusia, dan tempat yang aman. Dan AMBIL- LAH BAITULLAH itu untuk TEMPAT SHALAT. Bersihkanlah rumahKu untuk orang yang tawaf, i'tikaf, ruku dan sujud." Bagaimana kalau shalat TIDAK di Baitullah pada hakikatnya? Hukumnya KAFIR.


QS(8)35: "Wa ma kaana shalaatuhum 'indal baiti illa mukaa-aw wa tashdiyatan fa dzuuqul 'adzaaba bi maa kuntum takfuruun.


Artinya: "Dan TIDAKLAH SHALAT MEREKA ITU DI BAITULLAH PADA HAKIKATNYA, LAIN TIDAK SEBAGAI BERSIUL-SIUL dan BERTEPUK TANGAN ATAU BERMAIN-MAIN SAJA,  rasai siksa oleh karena mereka itu KAFIR."


Shalatlah yang dapat menciptakan kebersihan kesucian hati.


Pirman Tuhan QS(87)14-15:

“Qad aflaha man tazakka. Wa dzakarasma rabbihii fa shallaa."


Artinya: "BERUNTUNGLAH ORANG YANG MENSUCIKAN DIRInya yaitu DENGAN

MENGINGAT DAN SHALAT."

Shalatlah yang dapat menciptakan situasi rukun dan damai. Ketika Allah menyempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan ruh,  barulah dapat kita membaca karena dialah yang melihat pada mata, yang mendengar pada telinga, karena dialah yang mengaktifkan sel-sel otak sehingga dapat kita berpikir dan anggota tubuh lainnya. Maka berdayalah manusia itu,  berjayalah manusia itu. Jadi kata-kata la hawla wala quwwata illa billah, "tiada daya upaya melainkan dengan izin Allah", Ruh itulah yang diizinkan Allah, sehingga terwujudlah kehidupan manusia tadi. Nikmat itulah sumber daya manusia. Sumber daya manusia itu akan menghasilkan sesuatu yang efisien seperti sains dan teknologi,  bila Ruh itu diurus oleh Tuhan. Itulahsebabnya RASA ITU DITIMBANG: jangan cepat dikatakan itu salah atau benar tapi TIMBANG RASA, RASA ITU DITIMBANG. Pada rasa itulah terjadi proses berpikir, bukan pada otak. Setelah kita membaca, mendengar, lalu kita AKALI (REASON)-mengadakan sesuatu dari TIADA MENJADI ADA" - lari ke alam FIKIR (THOUGHT), hayal itu menjadi jembatannya (ILLUSION),  lalu tiba-tiba kita menjadi paham (UNDERSTANDING), barulah dapat kita menghasilkan segala sesuatu (KNOWLEDGE), mulai dari manusia menciptakan adat istiadat, kultur, adanya budaya, bila masuk dalam ranah pendidikan dia menghasilkan Sains dan Teknologi. Sains dan teknologi adalah PRODUK MANUSIA MELALUI RASA atau NIKMAT tadi. Madalah PRODUK TUHAN. Karena itu "Sains dan Teknologi" TIDAK AKAN PERNAH menjadi manusia,  "MANUSIA TIDAK AKAN PERNAH MENJADI TUHAN". Maka untuk menciptakan kehidupan yang serba santun, tawaduk, saling hormat menghormati, yang tua dimuliakan, yang sama besar dihormati, yang kecil dikasihi, maka Allah mengutus para nabi dan wali 124.313 orang, alaihissalam semuanya, yang telah habis tugas. 


Dari Abu Dzar R.A berkata, 

"Aku masuk ke Masjid dimana Muhammad saw berada di dalamnya, maka aku bertanya kepada Nabi,  'Berapakahjumlah Nabi semuanya?" Nabi menjawab, "Semuanya ada124.000 Nabi. Dan berapakah jumlah Rasul? beliau menjawab 313 Rasul. ( HR. Hakim, Al Baihaqi),


jadi sebelum Dilahirkannya Muhammad saw, telah diutus oleh Allah 124.313 aulia dan ambiya dari mulai Adam sampai kepada Isa a.s (dan telah "habis tugas", itulah sebabnya kita TIDAK LAGI MENGANUT AGAMA YG LAIN SELAIN ISLAM),  313 rasul-rasul, tapi yang dirasulkan Allah HANYA SATU, Muhammadan Abduhu wa Rasuluh.


Kenapa kita memeluk agama Islam?

Kenapa tidak memeluk agama-agama yang lain?

Karena nabi Muhammad-lah yang diutus oleh Allah dengan membawa petunjuk dan agama yang benar mengalahkan agama-agama yang lain,   walaupunb orang musyrik itu.


QS(9)33: “Huwal-ladzii arsala rasuulahu bil huda wadiinil haqqi liyuzhhirahu 'aladdiini kullihi walau karihal musyrikuun(a).”


Artinya: “Dianya Allah yang mengutus SEORANG RASUL yang MEMBAWA PETUNJUK DAN AGAMA YANG BENAR,  yang mengalahkan agama-agama lain, walaupun benci orang musyrik itu.”


QS(48)28: “Huwal-ladzii arsala rasuulahu bil huda wadiinil haqqi liyuzhhirahu 'aladdiini kullihi wakafa billahi syahiidan.”


Artinya: “Dianya Allah yang mengutus SEIRANG RASUL yang MEMBAWA PETUNJUK DAN

AGAMA YANG BENAR,  yang mengalahkan agama-agama lain, cukuplah Allah menjadi saksi.“


QS(61)9: “Huwal-ladzii arsala rasuulahu bil huda wadiinil haqqi liyuzhhirahu 'aladdiini kullihi walau karihal musyrikuun(a).”


Artinya: “Dianya Allah yang mengutus SEIRANG RASUL yang MEMBAWA PETUNJUK DAN

AGAMA YANG BENAR,  yang mengalahkan agama-agama lain, walaupun benci orang musyrik itu.”


Yang selaras dengan tujuan dilahirkannya Muhammad Rasulullah saw:


"innama buistu liutamimma makarimal akhlaq melalui dua pusaka abadi Al-Quran dan Sunnah,  


fiikum amraini maa in tamassaktum bihima lan tadhillu 'abadan Kitabullaahi wa Sunnaturrasulih,

Sedang nabi-nabi yang lain hanya memberikan kabar suka kabar takut,  tapi tidak membawa petunjuk dan agama yang benar yang dapat "mencegah perbuatan keji dan mungkar" yang ditimbulkan oleh bisikan syetan sebangsa jin dan manusia.


QS(114): "Qul a'uudzu bi rabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril khannaas.Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas."


Artinya: "Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan manusia, yang menguasai manusia, TUHAN MANUSIA, DARI KEJAHATAN YANG MERAGU-RAGU DARI BISIKAN SYETAN YANG TERSEMBUNYI. YANG NEMBISIKKAN DALAM DADA, MANUSIA SEBANGSA JIN DAN MANUSIA."


Karena itu Tuhan mengingatkan kepada kita semua, 


QS(2)44: "A ta'muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wan antum tatluunal wa fa laa ta'qiluun."


Artinya: "Kenapa engkau menyuruh MANUSIA berbuat kebajikan, engkau LUPA DIRI engkau sendiri, sedang engkau membaca KITAB Tuhan, adakah tidak engkau BERAKAL?"


Firman ini mengingatkan kita: "Sebelum kita menilai orang lain, sebaiknya kita menilai diri kita sendiri lebih dulu".Karena itu, "boleh jadi kamu membenci sesuatu tapi dia baik bagi kamu", boleh jadi kamu menyukai sesuatu tapi dia tidak baik buat kamu. Kamu tidak tahu,  hanya Allah yang mengetahui.

Karena Allah: "tidak melihat rupamu dan amalmu,  hanya melihat pada hatimu dan niat kamu  yang berniat- bersuara di dalam hati itu yang dilihat Allah. (VOICE OF THE HEART). 


Hadits Riwayat Muslim:

“Innallaha la yanzuru ila suarikum wa amwalukum, wa lakin yanzuru ila qulubikum wa a’malikum."


Jadi kesimpulannya:

1. Setelah lima belas abad ditinggalkan Nabi Muhammad,  semua hanya tinggal bacaan  lalu diperdebatkan. Padahal Allah tidak punya literatur

berupa buku atau tulisan, Nabi Muhammad juga tidak pernah menulis.


QS(6)7: "Wa lau nazzalnaa 'alaika kitaaban fii qirthaasin fa lamasuuhu bi aidiihim la qaalal ladziina kafaruu in haadzaa illaa sihrum mubiin."


Artinya: "Dan kalau Kami TURUNKAN KEPADA MEREKA TULISAN DI ATAS KERTAS, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka, maka orang-orangk itu berkata, "Ini tidak lain adalah SIHIR YANG NYATA."


QS(29)48: "Wa maa kunta tatluu min qablihii min kitaabiw wa laa takhuthuhuu biy idzal lar taabal mubthiluun."


Artinya: "Dan Muhammad TIDAK PERNAH MEMBACA KITAB SEBELUMNYA DAN ENGKAU

TIDAK PERNAH MENULIS DENGAN TANGAN KANANMU. Jikalau demikian niscaya makin ragulah orang-orang yang membatalkan itu." Quran pun demikian,  "tidak ada bagi mereka itu menyentuh Quran melainkan dalam keadaan bersuci.


Orang yang bersuci itu adalah orang yang berupaya mensucikan dirinya dengan mengingat dan mendirikan shalat.


2. Itulah sebabnya yang dihitung yang dihisab pertama kali adalah shalat. Setelah kita mengenal shalat,  barulah kita dapat melaksanakan shalat lima

waktu yang di dalamnya terkandung rukun Qalbi, Qauli dan Fi’li.


Tiga belas rukun shalat yang mesti dirukunkan oleh shalat,  yaitu:

1. Niat

2. Tegak berdiri betul

3. Takbiratul Ihram

4. Membaca Fathihah

5. Rukuk

6. I'tidal

7. Sujud

8. Duduk antara dua sujud

9. Duduk Tahyat

10. Membaca Tahyat

11. Salawat atas Nabi

12. Salam yang pertama

13. Tertib,  artinya mendahulukan yang dahulu, mengemudiankan yang kemudian.


3. Hilangnya hakikat shalat.

Umat islam tidak lagi mengenal Baitullah yg di bangun oleh Allah SWT, dan HANYA mengenal Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim, 


QS(2)127: "Wa idz yarfa'u ibraahiimul qawaa'ida minal baiti wa ismaa'iilu rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim."


Artinya: “dan ingatlah ketika IBRAHIM membangun KA'BAH- guna MENINGGIKAN BAITULLAH bersama Ismail seraya berdoa, 'Ya Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau yang Maha

Mendengar lagi Maha Mengetahui." Mana Baitullah:


QS(3)96: "Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin.“


Artinya: "Sesungguhnya inilah mula-mula RUMAH (BAITULLAH DI MAKKAH),  BELUM ADA RUMAH DI PERMUKAAN BUMI INI, termasuk MASJIDIL AQSA,

karena itu dibangun di zaman Nabi Sulaiman),YANG AKU NYATAKAN BAGI MANUSIA, BERKAT UNTUK IBADAH (artinya ibadah yang dilakukan oleh akan MEMPUNYAI NILAI HAKEKAT, bila MENGETAHUI setiap ibadahnya, MENGHADAP KIBLAT INGATANNYA DI BAITULLAH),  PETUNJUK SEISI

ALAM (BUKAN BAGI ALAM, TETAPI ALAM INSAN, yaitu RUH yang bersemayam di dalam dada).”


Demikianlah secara singkat yang dapat kami sampaikan sebagai bahan pertimbangan guna meperoleh makna yang sesungguhnya.


Mohon maaf dan terima kasih.

Wass wr wb.

AR Yusuf

Bekasi, 21-11-2017



Tidak ada komentar:

Posting Komentar