Pendahuluan
بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Dari Ali bin Abi Thalib r.a. Rasulullah saw; bersabda, "Sudah hampir sampai suatu masa di mana tidak tinggal lagi daripada Islam ini kecuali hanya namanya, dan tidak tinggal daripada Al-Quran itu kecuali hanya tulisannya. Masjid-masjid mereka terbangun indah, tetapi ia kosong daripada hidayah. Ulama mereka adalah sejahat-jahat makhluk yang ada di bawah kolong (naungan) langit. Dari mereka berawal fitnah, dan kepada mereka fitnah ini akan kembali." (HR. Baihaqi)
Hadis riwayat Ahmad:"Ya’ti ‘alan-nasi zamanun, yusholuna wala yusholun",
Artinya: "Akan datang suatu masa atas manusia, mereka sholat, tetapi sebenarnya tidak sholat"
Kita perhatikan "RUKUN SHALAT DAN PERBEDAANNYA MENURUT 6 MADZHAB":
1) Madzhab Syafi’i
Rukun sholat menurut Madzhab Syafi’I adalah sebagai berikut:
Niat, dilakukan bersamaan ketika melakukan takbiratul ihram
Berdiri bagi yang mampu
Takbir
Membaca Alfatihah
Ruku
I’tidal sesudah ruku’
Sujud dua kali setiap rakaat
Duduk antara dua sujud
Duduk akhir
Tasyahud akhir
Sholawat atas nabi sesudah tasyahud akhir
Salam awa
Tertib
2) Madzhab Maliki
Rukun sholat menurut Madzhab maliki:
1) Niat
2) Takbiratul ihram
3) Berdiri dalam sholat fardlu
4) Alfatihah
5) Ruku’
6) Bangun dari ruku’
7) Sujud
8) Bangun dari sujud
9) Salam
10) Duduk untuk membaca salam
11) Thuma’ninah
12) I’tidal setelah ruku’ dan sujud dan bangun darinya
13) Tertib
14) Niat menjadi ma’mum
Dalam Madzhab Maliki dari rukun sholat di atas dibagi menjadi dua bagian, yang berbentuk qauliyah dan fi’liyah. Dari rukun yang berbentuk qauliyah yang dianggap fardhlu adalah:
1) Takbiratul ihram
2) alfatihah
3) salam
Yang fi’liyah adalah:
1) Mengangkat kedua tangan disaat takbiratul ihram
2) Duduk tasyahud dan menoleh kekanan ketika salam
3) Madzhab Hanafi
Dalam Madzhab Hanafi ada istilah fardlu dan wajib, fardlu adalah sesuatu yang dilakukan dalam rukun diibaratkan seperti sudut-sudut ka’bah yang apabila hilang salah satu dari sudutnya maka akan roboh. Sedangkan wajib adalah sesuatu yang ditetapkan berdasarkan dalil bila ditinggalkan maka akan mendapatkan siksa tetapi tidak membatalkan sholat.
a. Fardhu sholat:
1) Berdiri
2) Membaca
3) Sujud
4) Duduk terakhir selama tasyahud
b. Wajib sholat:
1) Takbir
2) Al-fatihah
3) Membaca ayat sesudah al-fatihah
4) Membaca surat pada dua rakaat
5) Mendahulukan al-fatihah atas yang lain
6) Membersamakan hidung dengan dahi dalam sujud
7) Tertib
8) Thuma’ninah
9) Duduk pertama dalam sholat
10) Membaca tasyahud dalam duduk
dua rakaat awal
11) Membaca tasyahud pada duduk
terakhir
12) Secepatnya berdiri kepada raka’at
ketiga setelah membaca tasyahud
awal
13) Lafazh salam tanpa ‘alaikum
14) Mengeraskan bacaan
15) Melemahkan bacaan pada sholat
zhuhur dan ashar
16) Do’a qunut pada shalat witir
17) Membaca sejumlah takbir pada
shalat Id
18) Memperhatikan bacaan imam dan
mengikuti gerakannya dalam
sholat berjama’ah
4) Madzhab Hambali
Rukun sholat menurut madzhab Hambali adalah sebagai berikut:
1. Berdiri bagi yang mampu
2. Takbir
3. Membaca Alfatihah
4. Ruku’
5. Berdiri dari ruku’
6. I’tidal sesudah ruku’
7. Sujud
8. Bangkit dari sujud
9. Duduk antara dua sujud
10. Thuma’ninah pada setiap rukun
11. Tasyahud akhir
12. Duduk ketika tasyahud akhir
13. Salam
14. Tertib
5) Madzhab Syi’ah
Rukun sholat menurut Madzhab Syi’ah adalah sebagai berikut:
1) Niat
2) Takbiratul ihram
3) Mengangkat tangan
4) Berdiri
5) Membaca al-fatihah pada dua rakaat pertama
6) Membaca qunut pada dua rakaat
pertama
7) Ruku’
8) Membaca tasbih
9) Berdiri dari ruku’
10) Sujud
11) Duduk antara dua sujud
12) Salam
13) Tertib
6) Madzhab Zhohiri
Rukun sholat menurut Madzhab Zhohiri adalah sebagai berikut:
1) Niat, dilakukan bersamaan ketika
melakukan takbiratul ihram
2) Takbir
3) Mengangkat dua tangan saat takbir
4) Membaca Alfatihah
5) Ruku’
6) Thuma’ninah
7) Membaca tasbih
8) Berdiri I’tidal setelah ruku’
9) Membaca سمعاللهلمنحمدة
10) Membaca امين
11) Sujud dua kali
12) Duduk antara dua sujud
13) Membaca tasyahud
14) Salam awal.
Telaahan
Mengenal rukun shalat tidak dapat dipisahkan dengan KEPAHAMAN tentang SHALAT yang DAPAT MERUKUNKAN RUKUN SHALAT (sembahyang) tersebut.
SUBSTANSI SHALAT sudah kita mengenalNYA bahwa yang SHALAT itu adalah Ruhaniah pada kita, NAMAnya MUKMIN atau RUH-KEBENARAN yang daripada ALLAH , yang adalah sebuah KEBENARAN YANG ABSOLUT, yang ditiupkan ALLAH GUNA MENYEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA; yang bersumber dari NIKMAT-RASA-ZAT yang adalah NUR atau CAHAYA; yang dianugerahkan Allah bersamaan ditiupkannya Ruh kepada setiap manusia.
Oleh karena ruhaniah kita itu, substansinya adalah kebenaran; dia adalah shalat, maka ruhaniah-lah yang sangat menentukan rukun apa tidak nya sembahyang yang dilaksanakan (tuma'ninah). Kebanyakan umat islam; disangka sholat itu adalah dari mulai takbir sampai salam. Padahal takbir sampai salam itu termasuk rukun sholat, yaitu rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah).
Tinjauan:
Al-Quran tiga puluh juz terhimpun kepada: tujuh ayat (Fathihah); terhimpun kepada: LIMA HURUF,
yaitu AL HAM DU.
Dari lima huruf itu terhimpun pula kepada:
Ba kepada Sin,
Alladzi Yuwaswisu Fi Shudurinnas, minal jinnati wannas.
Jadi usul dari Rukun Sembahyang itu adalah 7 (tujuh) ayat ummul quran + an-nas 6(enam) ayat; Menjadi 13
RUKUN SHALAT(sembahyang); yang WAJIB dirukunkan oleh RUHANIYAH- KEBENARAN TADI. (shalat tersebut); supaya tidak perkara.
Adapun rukun sembahyang yang tiga belas itu terdiri dari:
1. Niat,
2. Tegak berdiri betul,
3. Takbiratul ihram,
4. Membaca fathihah,
5. Rukuk,
6. I'tidal,
7. Sujud,
8. Duduk antara dua sujud,
9. Duduk tahiyat,
10. Membaca tahiyat,
11. Salawat atas nabi,
12. Salam yang pertama,
13. Tertib.
Rukun 13 terbagi Terbagi menjadi tiga pembahagian
A) Rukun Qalbi, yaitu rukun yang diperbuat oleh hati:
1. Niat,
2. Tertib.
B) Rukun Qauli, yaitu rukun yang
diperbuat oleh lidah:
1. Takbiratul Ihram,
2. Membaca fathihah,
3. Membaca tahiyat,
4. Salawat atas nabi,
5. Salam yang pertama.
C) Rukun Fi'li, yaitu rukun yang diperbuat oleh anggota:
1. Tegak berdiri betul,
2. Rukuk,
3. I'tidal,
4. Sujud,
5. Duduk antara dua sujud,
6. Duduk tahiyat.
Adapun Tiang Sholat/Sembahyang itu, Tiga perkara:
1. Tetap segala anggota
Sudahkah tetap niat kita tegak berdiri betul di Baitullah? Kalau belum JANGAN angkat takbiratul ihram,
2. Hadir hati akan Zat-nya Allah SWT,
3. Segala bacaan paham dengan
maknanya; (BUKAN TAFSIR).
Sebelum melakukan persembahan; Hendaklah diketahui yang Enam Perkara:
1. Siapa yang Menyembah? Yakni,
DIRI YANG SEBENARNYA DIRI
PADA KITA,
2. Siapa yang Disembah? Yakni,
ZAT- NYA ALLAH SWT,
3. Apa yang dipersembahkan? Yakni,
Rukun Sembahyang yang Tiga
Belas,
4. Dimana tempat menyembah?
Yakni, DI TEMPAT YANG TIDAK
MENSYARIKATI ALLAH,
5. Bilamana waktu menyembah? Yakni,
apabila masuk waktu yang lima,
seperti Zhuhur, Ashar, Maghrib,
Isya' dan Subuh,
6. Kemana kembali sembah? Yakni,
KEPADA WUJUD ALLAH YANG
QADIM LAGI BAQA'.
Oleh karena ruhaniah itu adalah nur atau cahaya, adalah iman adalah kitab;
QS42/52
“Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."
Artinya: "Akan datang suatu masa atas manusia, mereka sholat, tetapi sebenarnya tidak sholat"
Kita perhatikan "RUKUN SHALAT DAN PERBEDAANNYA MENURUT 6 MADZHAB":
1) Madzhab Syafi’i
Rukun sholat menurut Madzhab Syafi’I adalah sebagai berikut:
Niat, dilakukan bersamaan ketika melakukan takbiratul ihram
Berdiri bagi yang mampu
Takbir
Membaca Alfatihah
Ruku
I’tidal sesudah ruku’
Sujud dua kali setiap rakaat
Duduk antara dua sujud
Duduk akhir
Tasyahud akhir
Sholawat atas nabi sesudah tasyahud akhir
Salam awa
Tertib
2) Madzhab Maliki
Rukun sholat menurut Madzhab maliki:
1) Niat
2) Takbiratul ihram
3) Berdiri dalam sholat fardlu
4) Alfatihah
5) Ruku’
6) Bangun dari ruku’
7) Sujud
8) Bangun dari sujud
9) Salam
10) Duduk untuk membaca salam
11) Thuma’ninah
12) I’tidal setelah ruku’ dan sujud dan bangun darinya
13) Tertib
14) Niat menjadi ma’mum
Dalam Madzhab Maliki dari rukun sholat di atas dibagi menjadi dua bagian, yang berbentuk qauliyah dan fi’liyah. Dari rukun yang berbentuk qauliyah yang dianggap fardhlu adalah:
1) Takbiratul ihram
2) alfatihah
3) salam
Yang fi’liyah adalah:
1) Mengangkat kedua tangan disaat takbiratul ihram
2) Duduk tasyahud dan menoleh kekanan ketika salam
3) Madzhab Hanafi
Dalam Madzhab Hanafi ada istilah fardlu dan wajib, fardlu adalah sesuatu yang dilakukan dalam rukun diibaratkan seperti sudut-sudut ka’bah yang apabila hilang salah satu dari sudutnya maka akan roboh. Sedangkan wajib adalah sesuatu yang ditetapkan berdasarkan dalil bila ditinggalkan maka akan mendapatkan siksa tetapi tidak membatalkan sholat.
a. Fardhu sholat:
1) Berdiri
2) Membaca
3) Sujud
4) Duduk terakhir selama tasyahud
b. Wajib sholat:
1) Takbir
2) Al-fatihah
3) Membaca ayat sesudah al-fatihah
4) Membaca surat pada dua rakaat
5) Mendahulukan al-fatihah atas yang lain
6) Membersamakan hidung dengan dahi dalam sujud
7) Tertib
8) Thuma’ninah
9) Duduk pertama dalam sholat
10) Membaca tasyahud dalam duduk
dua rakaat awal
11) Membaca tasyahud pada duduk
terakhir
12) Secepatnya berdiri kepada raka’at
ketiga setelah membaca tasyahud
awal
13) Lafazh salam tanpa ‘alaikum
14) Mengeraskan bacaan
15) Melemahkan bacaan pada sholat
zhuhur dan ashar
16) Do’a qunut pada shalat witir
17) Membaca sejumlah takbir pada
shalat Id
18) Memperhatikan bacaan imam dan
mengikuti gerakannya dalam
sholat berjama’ah
4) Madzhab Hambali
Rukun sholat menurut madzhab Hambali adalah sebagai berikut:
1. Berdiri bagi yang mampu
2. Takbir
3. Membaca Alfatihah
4. Ruku’
5. Berdiri dari ruku’
6. I’tidal sesudah ruku’
7. Sujud
8. Bangkit dari sujud
9. Duduk antara dua sujud
10. Thuma’ninah pada setiap rukun
11. Tasyahud akhir
12. Duduk ketika tasyahud akhir
13. Salam
14. Tertib
5) Madzhab Syi’ah
Rukun sholat menurut Madzhab Syi’ah adalah sebagai berikut:
1) Niat
2) Takbiratul ihram
3) Mengangkat tangan
4) Berdiri
5) Membaca al-fatihah pada dua rakaat pertama
6) Membaca qunut pada dua rakaat
pertama
7) Ruku’
8) Membaca tasbih
9) Berdiri dari ruku’
10) Sujud
11) Duduk antara dua sujud
12) Salam
13) Tertib
6) Madzhab Zhohiri
Rukun sholat menurut Madzhab Zhohiri adalah sebagai berikut:
1) Niat, dilakukan bersamaan ketika
melakukan takbiratul ihram
2) Takbir
3) Mengangkat dua tangan saat takbir
4) Membaca Alfatihah
5) Ruku’
6) Thuma’ninah
7) Membaca tasbih
8) Berdiri I’tidal setelah ruku’
9) Membaca سمعاللهلمنحمدة
10) Membaca امين
11) Sujud dua kali
12) Duduk antara dua sujud
13) Membaca tasyahud
14) Salam awal.
Telaahan
Mengenal rukun shalat tidak dapat dipisahkan dengan KEPAHAMAN tentang SHALAT yang DAPAT MERUKUNKAN RUKUN SHALAT (sembahyang) tersebut.
SUBSTANSI SHALAT sudah kita mengenalNYA bahwa yang SHALAT itu adalah Ruhaniah pada kita, NAMAnya MUKMIN atau RUH-KEBENARAN yang daripada ALLAH , yang adalah sebuah KEBENARAN YANG ABSOLUT, yang ditiupkan ALLAH GUNA MENYEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA; yang bersumber dari NIKMAT-RASA-ZAT yang adalah NUR atau CAHAYA; yang dianugerahkan Allah bersamaan ditiupkannya Ruh kepada setiap manusia.
Oleh karena ruhaniah kita itu, substansinya adalah kebenaran; dia adalah shalat, maka ruhaniah-lah yang sangat menentukan rukun apa tidak nya sembahyang yang dilaksanakan (tuma'ninah). Kebanyakan umat islam; disangka sholat itu adalah dari mulai takbir sampai salam. Padahal takbir sampai salam itu termasuk rukun sholat, yaitu rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah).
Tinjauan:
Al-Quran tiga puluh juz terhimpun kepada: tujuh ayat (Fathihah); terhimpun kepada: LIMA HURUF,
yaitu AL HAM DU.
Dari lima huruf itu terhimpun pula kepada:
Ba kepada Sin,
Alladzi Yuwaswisu Fi Shudurinnas, minal jinnati wannas.
Jadi usul dari Rukun Sembahyang itu adalah 7 (tujuh) ayat ummul quran + an-nas 6(enam) ayat; Menjadi 13
RUKUN SHALAT(sembahyang); yang WAJIB dirukunkan oleh RUHANIYAH- KEBENARAN TADI. (shalat tersebut); supaya tidak perkara.
Adapun rukun sembahyang yang tiga belas itu terdiri dari:
1. Niat,
2. Tegak berdiri betul,
3. Takbiratul ihram,
4. Membaca fathihah,
5. Rukuk,
6. I'tidal,
7. Sujud,
8. Duduk antara dua sujud,
9. Duduk tahiyat,
10. Membaca tahiyat,
11. Salawat atas nabi,
12. Salam yang pertama,
13. Tertib.
Rukun 13 terbagi Terbagi menjadi tiga pembahagian
A) Rukun Qalbi, yaitu rukun yang diperbuat oleh hati:
1. Niat,
2. Tertib.
B) Rukun Qauli, yaitu rukun yang
diperbuat oleh lidah:
1. Takbiratul Ihram,
2. Membaca fathihah,
3. Membaca tahiyat,
4. Salawat atas nabi,
5. Salam yang pertama.
C) Rukun Fi'li, yaitu rukun yang diperbuat oleh anggota:
1. Tegak berdiri betul,
2. Rukuk,
3. I'tidal,
4. Sujud,
5. Duduk antara dua sujud,
6. Duduk tahiyat.
Adapun Tiang Sholat/Sembahyang itu, Tiga perkara:
1. Tetap segala anggota
Sudahkah tetap niat kita tegak berdiri betul di Baitullah? Kalau belum JANGAN angkat takbiratul ihram,
2. Hadir hati akan Zat-nya Allah SWT,
3. Segala bacaan paham dengan
maknanya; (BUKAN TAFSIR).
Sebelum melakukan persembahan; Hendaklah diketahui yang Enam Perkara:
1. Siapa yang Menyembah? Yakni,
DIRI YANG SEBENARNYA DIRI
PADA KITA,
2. Siapa yang Disembah? Yakni,
ZAT- NYA ALLAH SWT,
3. Apa yang dipersembahkan? Yakni,
Rukun Sembahyang yang Tiga
Belas,
4. Dimana tempat menyembah?
Yakni, DI TEMPAT YANG TIDAK
MENSYARIKATI ALLAH,
5. Bilamana waktu menyembah? Yakni,
apabila masuk waktu yang lima,
seperti Zhuhur, Ashar, Maghrib,
Isya' dan Subuh,
6. Kemana kembali sembah? Yakni,
KEPADA WUJUD ALLAH YANG
QADIM LAGI BAQA'.
Oleh karena ruhaniah itu adalah nur atau cahaya, adalah iman adalah kitab;
QS42/52
“Waka dzaalika auhainaa ilaika ruuham min amrinaa maa kunta tadrii mal kitaabu wall al iimaanu walaakin ja’alnaahu nuuran nahdii bihii man nasyaa-u min ‘ibaadinaa wa innaka la tahdii ilaa shiraatim mustaqiim."
Artinya:
“Dan demikianlah Kami WAHYUKAN KEPADA RUH dengan perintah kami. Engkau (sebelumnya) TIDAK MENGERTI APA KITAB dan APA IMAN. Tetapi, Kami menjadikan KITAB itu CAHAYA atau NUR. ( jadi RUH, IMAN, KITAB itu adalah NUR atau CAHAYA). Melalui kitab itu, Kami memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya ALLAH menunjuki kepada jalan yang lurus."
Karena itu dikala muazin mengatakan: hayya alashsolah; kita menjawabnya: la hawla wa la quwwata illa billah; BUKAN: ana hadza sholah. Sebab tempat merukunkan yang TIGA BELAS PERKARA itu ada di BAITULLAH; shalat didirikan di Baitullah, Rukuk-Sujud di Baitullah,
QS(2)125: "Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud."
Artinya: "Dan ingatlah ketika Kami MENJADIKAN RUMAH itu BAITULLAH (BUKAN KA'BAH), untuk pulang pergi manusia, dan tempat yang aman. Dan AMBIL-LAH BAITULLAH itu untuk TEMPAT SHOLAT. Bersihkanlah rumahKu untuk orang yang tawaf, i'tikaf, ruku dan sujud."
QS(22)26: "Wa idz bawwa'naa li Ibrahiima makaanal baiti al laa tusyrik bii syai-aw wa thahhir baitiya lith thaa-ifiina walqaaimiina wa rukka'is sujuud."
Artinya Dan (ingatlah) ketika Kami TEMPATKAN IBRAHIM PADA TEMPATNYA DI BAITULLAH, seraya firman Kami, "JANGAN ENGKAU SEKUTUKAN AKU DENGAN YANG LAIN-LAIN, dan SUCIKANLAH RUMAHKU untuk orang-orang yang tawaf, orang-orang yang I'tikaf dan orang-orang yang ruku' dan sujud."
Sedangkan SHALAT itu WAJIB HUKUMNYA mengikut Rasul;
QS(24)56 "Wa aqiimush shalaata wa aatuz zakaata wa athii'ur rasuula la'allakum turhamuun."
Artinya "dan DIRIKANLAH SHOLAT, KELUARKAN ZAKAT, IKUT RASUL, supaya kamu mendapat rahmat."
SEBAB dengan BANTUAN RASULULLAH SAW lah kita dapat MERUKUNKAN RUKUN SHALAT(sembahyang) yang tiga belas tersebut. Hal demikian disebabkan MUHAMMAD SAW tersebut SAKSI, supaya MENAMBAH KEIMANAN (kepercayaan) kita kepada Allah;
QS(48)8-9: "Innaa arsalnaaka syaahidan wamubasy-syiran wanadziiran. Litu'minuu billahi warasuulihi watu'azziruuhu watuwaqqiruuhu watusabbihuuhu bukratan wa-ashiilaa."
Artinya: "Sesungguhnya, Kami mengutus ENGKAU HAI Muhammad sebagai SAKSI, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, SUPAYA kamu BERIMAN-percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, lagi menguatkanNya, membesarkanNya. Dan bertasbih kepada-Nya pagi dan petang."
Hadist Bukhari 3532:
"Hal tarawna qiblatii haa hunaa fawallaahi maa yakhfa 'alayya khusyuu'akum walaa rukuu'akum innii la araakum min waraa i zhahrii."
Artinya: BERKATA RASULULLAH: "Adakah engkau PERHATIKAN KEMANA KIBLATMU?" Demi Allah TIDAK LEPAS DARI PENGLIHATAN KU, CARA-CARAMU KHUSYUK DAN RUKUK. Sesungguhnya khusyuk dan rukukmu DI BELAKANGKU KU, KU LIHAT (artinya apakah ADA KAMU DI BAITULLAH APA TIDAK)."
Muslim 2354;
Imam Malik Al-Muwattaq 1844: "Hal tarawna qiblatii haa hunaa fawallaahi maa yakhfa 'alayya sujuudakum walaa rukuu'akum innii la araakum min waraa i zhahrii."
Artinya: "BERKATA RASULULLAH: "Adakah engkau PERHATIKAN KEMANA KIBLATMU?" Demi Allah TIDAK LEPAS DARI PENGLIHATANKu CARA-CARAMU SUJUD DAN RUKUK. Sesungguhnya sujud dan rukukmu DI BELAKANGKU- KU LIHAT (APAKAH ADA KAMU DI BAITULLAH APA TIDAK)."
Maka dapat dimengerti; SETELAH MUAZIN ADZAN, kita bermohon kepada Allah: AGAR MUHAMMAD RASULULLAH SAW itu, dibangkitkan di Baitullah.
Bunyinya:
"ALLAHUMMA RABBA HAADZIHID DA'WATTI TAAMMAH WASH-SHALAATIL QAA'IMAH. AATI SAYYIDANA MUHAMMADANIL WASIILATA WAL-FADHIILAH. WAS SYARAFA WAD-DARAJATAL 'AALIYATAR RAFII'A WAB'ATSHUL MAQAAMAL MAHMUUDAL LADZI WA'ADTAHU INNAKA LAA TUKHLIFUL MII'AAD".
Artinya: "YA ALLAH, BERMULA INI DO'A YANG BERKAT, SHOLAT YANG DIDIRIKAN, DATANGKAN DI ENGKAU MUHAMMAD ITU WASIILAH, BANGKITKAN DI ENGKAU AKAN DIA DI MAQOM TERPUJI. SESUNGGUHNHYA ALLAH TIADA MENYALAHI JANJI."
Dari doa adzan ini: NYATA-LAH Muhammad itu WASIILAH, Dia JALAN kepada Allah; BUKAN SILSILAH, (dari guru ke guru, dari manusia ke manusia biasa).
Kenapa demikian? Karena yang menampung dan menyelamatkan persembahan kita kepada Allah adalah Muhammad SAW.
Seperti ungkapan: Attahiyatul mubarakatus solawatut taiyibatu laillah.
Artinya: PEMBERIAN YANG BERKAT, SHOLAT YANG BAIK-BAIK, BAGI ENGKAU Hai Allah,
TETAPI SIAPA MENAMPUNG MENYELAMATKAN PERSEMBAHAN TERSEBUT KEPADA ALLAH?
Maka kita baca: Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakatuh,
Artinya: KESELAMATAN PENYERAHAN ITU ATAS ENGKAU HAI NABI RAHMAT DAN BERKATNYA,
Begitu juga: Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin. Maka itu kita sudahi sembahyang kita dengan mengucapkan:
Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Itulah SEBABnya ALLAH; menyuruh kita untuk menuntut-MENCARI WASILLAH bagi ORANG TAQWA:
QS(5)35: "Yaa ayyuhal ladziina aamanut taqullaaha wab taghuu ilaihil wasiilata wa jaahiduu fii sabiilihii la'allakum tuflihuun."
Artinya: "Hai orang beriman, BERTAQWALAH KAMU kepada Allah dan RasulNya dan CARILAH WASIILAH kepadaNya dan BERJIHADLAH PADA JALAN-NYA supaya kamu mendapat keberuntungan."
Niat Dalam Shalat 5 Waktu
Niat sembahyang itu terbagi atas 4 pembagian, yaitu:
1. Niat tuza'iyyah artinya: menyusul lafadz dengan niat.
Dia mau shalat, tetapi saat dia akan mengambil wudhu, dia berniat akan melaksanakan sembahyang, sehingga pada waktu shalat dia tidak pakai niat lagi. Batal, karena, niat itu adalah yang dalam hati. Yang dalam hati itu yang wajib menyampaikan niatnya.
2. Niat basyithah artinya: membagi lafadz dengan niat; Allahu akbar kata mulut, Allah maha besar kata hati, juga batal.
3. Niat Hurufiyah artinya: sebelum dia mengangkat takbiratul ihram, dia telah berniat lebih dulu, dengan lafaz: "sengaja aku sembahyang..., ....rakaat karena Allah ta'ala", juga batal, sebab niatnya dilakukan secara qauli (lidah), bukan hati
4. Niat kamaliyah artinya: kesempurnaan niat. INILAH NIAT SEBENAR NIAT; NIAT AULIA dan AMBIYA, yaitu: al iman akdum bil qalbi, ikrarum bil lisan, amaalun bil alkan. Artinya.iman termaktub (tersimpan) dalam hati, diikrar dengan lidah, diamal dengan anggota.
Terhimpun kepada
qasad, ta'rat, ta'yin. Dari al iman akdum bil qalbi,ikrarum bil lisan, amaalun bil alkan,
terhimpun kepada Qasat ta'rat ta'yin.
Qasat
artinya:menyengaja akan shalat (Ushali); Ta'rat artinya: menyatakan fardhunya; Ta'yin artinya menentukan waktunya, seperti dzuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh.
Maka niatnya: "SENGAJA AKU SHALAT FARDHU (DZUHUR/ASHAR/MAGHRIB,ISYA',SUBUH) KARENA ALLAH TA'ALA"
Terhimpun kepada huruf yang dua delapan;(BUKAN DUAPULUH DELAPAN);
1. Alif Lam Lam Ha,
2. Alif Ka Ba Ro;
Allahu Akbar bunyinya;
namanya: "TAKBIRATUL IHRAM".
Sebelum kita mendirikan shalat, WAJIB terlebih dulu kita berwudhu;
APAKAH JASMANIAH SAJA YANG DISUCIKAN (DIBERSIHKAN) ketika menyembah ALLAH?), tentu bukan semikian, selain jasmaniah, TERUTAMA RUHANIAHNYA)
QS(5)6: "Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa qumtum ilash shalaati fagh siluu wujuuhakum wa aidiyakum ital maraafiqi wam sahuu bi ru-uusikum wa arjulakum ital ka'baini wa in kuntum junuban faththah haruu wa in kuntum mardhaa au 'alaa safarin au jaa-a ahadum minkum minal ghaa-ithi au laamastumun nisaa-a fa lam tajiduu maa-an fa tayammamuu sha'iidan thayyiban fam sahuu bi wujuuhikum wa aidiikum minhu maa yuriidullaahu li yaj'ala 'alaikum min harajiw walaakiy yuriidu li yuthahhirakum wa liyutimma ni'matahuu 'alaikum la'allakum tasykuruun."
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mendirikan shalat maka: basuhlah mukamu dan tanganmu sampai, dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan dua mata kaki. Dan jika kamu junub maka bersucilah dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik, maka sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak menghendaki untuk menyulitkan kamu, akan tetapi Dia menghendaki membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya atas kamu supaya kamu bersyukur."
Bila kita perhatikan, kalau-lah wudhu itu hanya untuk mensucikan atau membersihkan jasmaniah, tentu lebih baik setelah kita mandi, bersih; TIDAK PERLU LAGI AMBIL WUDHU. Padahal yang dituju adalah KEBERSIHAN RUHANIAH itu dalam rangka mendirikan shalat; sebelum mengerjakan rukun sembahyang.
Bisikan syetan di dalam diri manusia itulah yang membuat kesalahan anggota tubuh melakukan sesuatu seperti SALAH LIHAT, SALAH DENGAR, SALAH UCAP, SALAH MELANGKAH, SALAH BERPIKIR.
Lima abad setelah wafatnya nabi Isa as; akibat sifat yang dimiliki manusia tersebut, maka terjadialah KEBIADABAN YANG TIDAK TERKENDALI. Yang KUAT BERKUASA, yang MISKIN DIINJAK, PEREMPUAN TIDAK ADA HARGANYA; semua bisa pakai. Padahal TIDAK AKAN BERKEMBANG MANUSIA YANG BANYAK INI APABILA TIDAK ADA WANITA.
Lalu lahirlah Nabi Muhammad SAW; ditugaskan untuk memperbaiki kebiadaban tersebut dengan ungkapan
INNAMA BUISTU LUTAMMI MAKARIMAL AKHLAQ, melalui TARAKTU FIIKUM AMRAINI LAN TADHILLUU ABADAN MA IN TAMASSAKTUM BIHIMAA KITAABALLAAHI WA SUNNATA RASUULIHI. Membawa kembali kepada kiblat yang telah hilang;
yaitu QS(3)96: "Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin."
Artinya: "Sesungguhnya ini MULA-MULA RUMAH yang KAMI NYATAKAN BAGI MANUSIA (BAITULLAH), BERKAT untuk IBADAH dan PETUNJUK SE ISI ALAM(alam insan-ruhaniyah)."
Dimantabkan dengan doa ketika mengelilingi Ka'bah;
"Allahumma inna hazal baita baituka walharama haramuka wal amna amnuka wal ‘abda ‘abduka wa ana ‘abduka wabnu abdika wahaza maqamul ‘a izibika minannar. Faharrim luhumana wabasyaratana ‘alannar."
Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya RUMAH ini rumahMu ya Allah (BUKAN KA'BAH), TANAH HAROM ini TANAH MULIAMU
ya Allah, negeri aman ini negeri aman Mu Ya Allah, aku ini hamba mu ya Allah
( "Abdi fil qalbil mu’miniin”, hambaKu dalam hati mereka namanya mukmin),
anak daripada hambaMu (Ana minallah wal mu'minuuna minniy),
adalah tempat ini tempat orang berlindung kepadaMu dari neraka, peliharalah daging dan kulitku dari api neraka." (Tentu Mulia Orang di dalamnya).
Dengan Kita merasakan adanya sifat itu, lalu Allah mengutus NABI MUHAMMAD SAW UNTUK MEMPERBAIKI, GUNA MENANGGULANGI KERUSAKAN-KERUSAKAN AKHLAK DAN BUDI MANUSIA DENGAN CARA YANG KOMPREHENSIF melalui MENDIRIKAN SHALAT MENGIKUT RASUL PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH.
Bagaimana cara Allah menanggulanginya? Dengan adanya sifat manusia tadi, maka TERJADILAH PERSELISIHAN di antara manusia.
QS(2)213: "
Kaanan naasu ummataw waahidatan fa ba'atsallaahun nabiyyiina mubasysyiriina wa mundziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi li yahkuma bainan naasi fii makh talafuu fiihi wa makh talafa fiihi illal ladziina uutuuhu mim ba'di maa jaa at-humul bayyinaatu baghyam bainahum fa hadallaahul Iadziina aamanuu li makh talafuu fiihi minal haqqi bi idznihii wallaahu yahdii may yasyaa-u ilaa shiraathim mustaqiim."
Artinya:
"Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Dan ALLAH MENURUNKAN BERSAMA MEREKA KITAB DENGAN BENAR supaya dapat memberi keputusan bagi manusia DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN. Tidak-lah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata Karena dengki di antara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu ke jalan yang benar dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus."
MAKA Allah MENGUTUS PARA AULIYA dan AMBIYA 124 313 Orang dalam BAHASA Kaumnya;
QS(14)4:
"Wamaa arsalnaa min rasuulin ilaa bilisaani qaumihi liyubai-yina lahum fayudhillullahu man yasyaa-u wayahdii man yasyaa-u wahuwal 'aziizul hakiim(u)."
Hadits Abu Dzar R.A berkata;
"Aku masuk ke Masjid dimana Muhammad SAW berada di dalamnya, maka aku bertanya kepada Nabi, 'Berapakah jumlah Nabi semuanya?" Nabi menjawab, "Semuanya ada 124.000 nabi. Dan berapakah jumlah Rasul? Beliau menjawab 313 Rasul-rasul. (HR. Hakim, Al Baihaqi).
Jadi sebelum Dilahirkannya Muhammad SAW, telah diutus oleh Allah 124.313 aulia dan ambiya dari mulai Adam sampai kepada Isa (dan telah habis tugasnya).
Karena itu dikatakan oleh Tuhan" bahwa: "Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu ALLAH MENGUTUS PARA NABI pembawa berita gembira dan pembawa peringatan.
QS(10)19:
"Wa maa kaanan naasu illaa ummataw waahidatan fakh talafuu wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika la qudhiya bainahum fii maa fiihi yakhtalifuun."
Artinya:
"Sungguh manusia itu dahulunya adalah SATU UMAT kemudian MEREKA BERSELISIH, dan kalau tidak karena telah terdahulu ketentuan dari Tuhanmu, niscaya diputuskan perkara dalam hal yang MEREKA PERSELISIHKAN itu."
QS(11)118-119:
"Wa lau syaa-a rabbuka la ja'alan naasa ummataw waahidataw wa laa yazaaluuna mukhtalifiin. Illaa mar rahima rabbuka wa li dzaalika khalaqahum wa tammat kalimatu rabbika la amla-anna jahannama minal jinnati wan naasi ajma'iin."
Artinya:
"Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya DIA menjadikan MANUSIA SATU UMAT, tetapi mereka senantiasa BERSELISIH, Kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dari Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dan telah sempurnalah Kalimat Tuhanmu, sungguh Aku akan penuhi jahannam itu dengan Jin dan manusia."
Ketika ditinggalkan Nabi Isa
lima abad lamanya, maka hilanglah hakekat agama. DiANTARA MANUSIA tidak mengenal "TEMPAT MENYEMBAH ALLAH", tempat bertauhid kepada Allah. Dan tidak lagi mengetahui siapa manusia itu sebenarnya; "DARI MANA, SEDANG DIMANA DAN MAU KEMANA"
Dengan dilahirkannya Nabi Muhammad SAW; Beliaulah yang membukakan sebab musabab perselisihan itu; menjelaskan bagaimana cara penanggulangannya, yaitu: "Melalui dua pusaka abadi Qur'an dan Sunnahnya; INNAMA BUISTU LUTAMMI MAKARIMAL AKHLAQ, melalui TARAKTU FIIKUM AMRAINI LAN TADHILLUU ABADAN MA IN TAMASSAKTUM BIHIMAA KITAABALLAAHI WA SUNNATA RASUULIHI.
Sedangkan para auliya dan ambiya sebelumnya; Allah TIDAK MEMBERIKAN KUASA untuk memperbaiki akhlaq dan budi manusia.
Kita sudah lima belas abad ditinggal Nabi Muhammad SAW. KEMANA KITA MESTI BERTANYA?
Berikut disampaikan beberapa firman Tuhan dalam Qur'an dan hadist, guna memperoleh pengetahuan agama; (KEMANA KITA BERTANYA TENTANG AGAMA?); seperti di bawah ini:
1). QS(2)207:
"Wa minan naasi may yasyrii nafsahub tughaa-a mardhaatillahi wallahu ra-uufum bil 'ibaad."
Artinya:
"Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya."
2). QS(16) 43-44:
"Wa maa arsalnaa min qablika illaa rijaalan nuuhiiilaihiim fas aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta'lamuun."
Artinya:
"Dan tidak kami mengutus sebelum Engkau melainkan laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kamu kepada mereka yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui; "Dengan bukti-bukti dan kitab-kitab. Dan kami menurunkan Qur'an kepadamu supaya kamu menjelaskan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka supaya mereka berfikir."
3). QS(21)7:
"Wa maa arsalnaa qablaka illaa rijaalan nuuhii ilaihim fas aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta'lamuun."
Artinya
"Dan Kami tiada mengutus Rasul sebelum-mu melainkan laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang berilmu jika kamu tidak mengetahui."
4). QS26/107-110:
"Innii lakum rasuulun amiinun. Faattaquullaha wa-athii'uun(i). Wamaa asalukum 'alaihi min ajrin in ajriya ilaa 'ala rabbil 'aalamiin(a). Faattaquullaha wa-athii'uun(i)."
Artinya:
"Sesungguhnya AKU adalah seorang RASUL kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka BERTAQWALAH kepada Allah, dan IKUTLAH kepadaku. Dan aku sekali-kali TIDAK MEMINTA UPAH KEPADAMU, atas ajakan-ajakan itu; UPAHKU TIDAK LAIN HANYALAH DARI ALLAH, TUHAN SERU SEKALIAN ALAM."
5). QS(36)20-21:
"Wa jaa-a min aqshal madiinati rajuluy yas'aa qaala yaa qaumit tabi'ul mursaliin. Ittabi'uu mal laa yas-alukum ajraw wa hum muhtaduun."
Artinya:
'Nanti akan datang seorang laki-laki berlari-lari dari ujung kota, menyuruh orang beriman kepada Allah. Berkata laki-laki itu, "IKUT UTUSAN-UTUSAN ITU", IKUT OLEHMU KEPADA ORG YANG TIDAK MENGHENDAKI UPAH DAN GAJI BAHWA IA MEMPEROLEH PETUNJUK."
Apa yang seharusnya diselesaikan pada diri kita masing-masing?:
QS(2)147:
"Alhaqqu mir rabbika fa laa takuunanna minal mumtariin."
Artinya:
Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang ragu."
QS(2)149:
"Wa min haitsu kharajta fa walli wakhaka syathral masjidil haraami wa innahuu lal haqqu mir rabbika wa mallaahu bi ghaafilin 'amma ta'maluun."Artinya:
"Dan darimana saja engkau keluar maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya itulah kebenaran dari Tuhanmu. Dan Allah tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan."
QS(2)150:
"Wa min haitsu kharajta fa walli wajhaka syahtral masjidil haraami wa haitsu maa kuntum fa wallu wujuuhakum syahtrahuu li-alla yakuuna lin naasi 'alaikum hujjatun illal ladziina zhalamuu minhum fa laa takhsyauhum 'alaikum wa la'allakum tahtaduun."
Artinya:
"Dan darimana saja kamu ke berada maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan darimana saja kamu berada, maka hadapkanlah wajahmu ke arahnya agar orang-orang itu tidak mempunyai alasan untuk membantahmu kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu, dan agar Aku sempurnakan nikmatKu atas kamu dan supaya kamu mendapat petunjuk."
QS(2)151:
"Kamaa arsalnaa fiikum rasuulam minkum yatluu 'alaikum aayaatinaa wa yuzzakkiikum wa yu'allimukumul kitaaba wal hikmata wa yu'allimukum maa lam takuunu ta'lamuun."
Artinya:
"Sebagaimana Kami mengutus seorang Rasul dari golonganmu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kamu Qur'an, hikmah dan mengajarkan kepadamu apa-apa yang blum kamu ketahui."
Caranya menyelesaikannya:
QS(2)152-153:
"Fadz kuruuni adzkurkum wasy kuruu lii wa la takfuruun. Yaa ayyuhal ladziina aamanus ta'iinuu bishshabri washshalati innallaaha ma'ashaabiriin."
Artinya:
"Sebab itu ingatlah olehmu akan Daku, hanya mengingatkan Aku akan di engkau dan bersyukurlah kepadaKu dan jangan kamu kufur dengan nikmat. Hai orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."
Hadist Rasulullah:
"Idza wusidal amru ila ghoiri ahli fantaziris saa'ah."
Artinya:
"Apabila diserahkan suatu perkara kpd bukan ahlinya, maka tunggu kehancurannya."
6). Baca juga firman Tuhan di bawah ini untuk menambah rujukan:
QS(53) 2,3,4:
"Maa dhalla shaahibukum wa maa ghawaa. Wa maa yanthiqu 'anil hawaa. In huwa illaa wahyuy yuuhaa."
Artinya:
"TIDAKLAH SESAT SAHABAT-SAHABAT itu, dan TIDAK KELIRU, Dan dia tidak menuturkan menurut hawa nafsunya, tiada lain kecuali wahyu yg diwahyukan."
Jalaludin Al Sayuti, dalam kitab TIBBnya menjelaskan bahwa kejadian manusia disimpulkan sebagai:
"Khalaqallahul insaana min arbaati asyyaa; minarrihin, minal maai, min tiinin, minannari. Amma iza katsura minal maai fayakuunu haafizan, au aaliman, au faakihan, au kariiman. Wa amma iza katsura min tiinin fayakuuna saffakan khabiitsan mufliisan fiddunya wal akhirat. Wa amma iza katsura minannari fayakunu awaanan au zaaliman. Wamma iza katsura minarriihin fayakunu kazzaaban."
Artinya: "
Allah menciptakan manusia dari empat anasir; Anasir Angin, Anasir Air, Anasir Tanah dan Anasir Api.
Melihat sifat manusia seperti itu, Allah mengatakan: "MANUSIA ITU TIDAK SEMPURNA"
Lalu Allah menyempurnakannya dengan "MENIUPKAN RUH"; sehingga Diberikan ALLAH: PENDENGARAN (BUKAN TELINGA), PENGLIHATAN (BUKAN MATA), DAN HATI; (BUKAN HATI; TETAPI YANG DI DALAM HATI ITU, ADALAH RASA ATAU NIKMAT YANG MEMANCARKAN RUH ATAU NUR ATAU CAHAYA);
Jadi, tanpa RUH manusia itu tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itulah dikatakan oleh Tuhan, tidaklah dusta hati itu, apa-apa yang dilihatnya
QS(53)11:
"Maa kadzabal fu'aadu maa raa."
Artinya:
"Tidak dusta hati itu apa-apa yang dilihatnya."
Setelah disempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan RUH, barulah SETIAP MANUSIA DAPAT MENYADARI bahwa sifat-sifat yang telah diterangkan di atas, TERASA ADANYA ('AIN atau NYATA). Oleh karena itulah, manusia tidak akan pernah memperoleh pengetahuan, guna mengetahui dan menyelesaikan perilaku manusia dengan berbagai sifat di atas.
Ketika Allah memegang RUH di waktu mati dan di waktu tidur, ditahannya benar RUH ORANG YANG MATI, lalu DIKEMBALIKAN RUH ORANG YANG TIDUR, bagi orang yang tidur, tampak ada tanda-tanda kehidupan, SIFAT-SIFAT MANUSIA ITU ADA PADA ORANG TIDUR, TAPI, TIDAK SADAR, TIDAK DAPAT MENGETAHUI ADANYA SIFAT TERSEBUT.
Barulah kemudian setelah dikembalikan RUH setiap manusia DAPAT MERASAKAN, SADAR, ADANYA SIFAT-SIFAT MANUSIA TERSEBUT.
Hadist Rasulullah:
LA TATAHARRAKU JASADU ILLA BI IDZNIRRUH. TIADA GERAK JASAD, MELAINKAN IZIN RUH; Ruhaniah itulah yang diizinkan Allah untuk menggerakkan jasmaniah. Sebaliknya Ruh itu izin Tuhannya. Jadi, yang disucikan itu pada hakekatnya adalah Ruhaniah kita; supaya tercapai tujuan dari shalat itu sendiri, MEYAKINI DIRINYA BERTEMU DENGAN TUHANNYA; DI SANA DIA DIKEMBALIKAN.
QS(87)14-15:
"Qad aflaha man tazakka. Wa dzakarasma rabbihii fa shallaa."
Artinya:
"Beruntunglah orang-orang yang MENSUCIKAN DIRInya dengan MENGINGAT TUHANnya dan MENDIRIKAN SHOLAT."
QS(2)45-46:
Ayat 45: "Was ta'iinuu bish shabri wash shalaati wa innahaa la kabiiratun 'illa khaasyi'iin."
Artinya:
"Minta-lah dengan SABAR DAN SHOLAT, yang demikian memang amat berat, kecuali orang-orang yang khusyuk."
Ayat 46: "Alladziina yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa annahum ilaihi raaji'uun."
Artinya:
"yaitu orang-orang yang MEYAKINI BERTEMU dengan TUHANnya, dan di sana dia dikembalikan."
Kesimpulan I:
1. Mendirikan shalat dan mengerjakan shalat lima waktu:
TIDAK DAPAT DISAMAKAN,
TIDAK DAPAT DIBEDAKAN, serta TIDAK DAPAT DIPISAHKAN;
2. Mendirikan shalat dan mengerjakan shalat lima waktu, sama-sama dimulai dengan MENGINGAT ATAU DZIKRI; BILA DIINGAT DEKAT, KALAU DISEBUT JAUH.
Hadits Rasulullah:
"Setiap Kalam/urusan yang TIDAK DIBUKA DENGAN DZIKRULLAH atau INGAT Allah azza wa jalla, maka ia BINASA dan TERPUTUS." HR ahmad bin Hanbal 8355.
Dari Abu Hurairah:
Sabda Rasulullah SAW:
"Setiap urusan yang TIDAK DIMULAI dengan ALHAMDULILLAH, maka TERPUTUS." Dirawikan oleh Abu Dawud, no. 4200, Ibnu Majah juz 4, no. 1884
Qala Rasulullah SAW:
"Setiap urusan atau pekerjaan yang TIDAK DIMULAI dengan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM, maka ia TERPUTUS."
"Setiap urusan atau pekerjaan yang TIDAK DIMULAI dengan BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM, maka ia TERPUTUS."
Dari Kitab Jami' Al Hadits,
juz 15, no. 15.5584
Mengingat dilakukan dengan cara BERHAKEKAT MENGIKUT ALLAH DAN RASULNYA MUHAMMAD RASULULLAH SAW DI BAITULLAH,
QS(2)125 dan QS(22)26;
3. Makna Mendirikan Shalat adalah:
Pada SETIAP SAAT atau WAKTU yang dikenal dengan "SHALAT YANG TIDAK BERKEPUTUSAN-DAIMUN; artinya mengingat Allah tiada batasnya; dimana-mana saja ada kamu, ingat (dzikri) itulah amalan yang TERTINGGI; BUKAN MENYEBUT; itulah amalan yang disebut: ala shalatihim daimun", yang tidak disertai dengan rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah) dan rukun fi'li (rukun yang diperbuat oleh anggota);
4. Sholat lima waktu selain mendirikan shalat; disertai dengan MENGERJAKAN SHALAT. HANYA pada LIMA WAKTU SAJA.
Ada rukun qalbi (rukun yang diperbuat oleh hati),
Ada rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah), Dan
ada rukun fi'li (rukun yang diperbuat oleh anggota);
5. Baik mendirikan shalat maupun mengerjakan shalat lima waktu; dimulai dengan niat dan tertib, yaitu dengan cara;
SUDAHKAH betul NIAT DITERTIBKAN PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH? Kalau belum, JANGAN DULU MEMULAI SESUATU (JANGAN DULU MENGAMALKAN SESUATU),
JANGAN DULU MENGANGKAT TAKBIRRATUL IHRAM; Niat dengan tertib dikenal dengan: Tuma'ninah (beraturan):
NIAT artinya MEMERINTAH,
TERTIB artinya MENGATUR; artinya: mendahulukan yang dahulu, mengemudiankan yang kemudian;
6. Mendirikan shalat berarti MENDIRIKAN RUHANIAH (KEBENARAN) SETIAP UMAT ISLAM (BERNAMA MUKMIN ATAU RUH ATAU NUR) secara BERHAKEKAT KEPADA ALLAH DAN RASULNYA DI BAITULLAH;
Kesimpulan II
7. Shalat lima waktu; selain hubungan tersebut di atas, disusul dengan rukun qalbi qauli dan fi'li. Substansi shalat dan shalat lima waktu adalah mukmin atau ruh atau nur/cahaya; HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH DAN RASULNYA (NUURUN ALAN NUURAN) di Baitullah;
8. TUJUAN DZIKRI/INGAT SERTA MENDIRIKAN SHALAT
A. Mendirikan shalat BERTUJUAN :
1) .Menjaga keSUCIan hati- RUHANIAH; Terlihat dari sikap-prilakunya:
- Tidak mudah panik;
- Jauh lebih sabar, lebih hati-hati;
- TIDAK mudah tersinggung;
- Tidak mudah marah;
- Tidak mudah TERGODA oleh situasi
dan kondisi lingkungan;
- Baik kepada semua orang;
- Wawasannya luas;
- Bersikap hati-hati,tidak mudah
dihasut ataupun difitnah;
- Pertimbangannya luas,
- Angan-angan terkendali,
- Jauh dari sifat Syak-wasangka
ragu;
- Banyak "INSPIRASI"-karena ORANG
SABAR serta Allah, ORANG TAGWA
mndapat petunjuk;
- Jauh dari sifat-sifat tercela.
2). MENEGAKKAN KEBENARAN yang
dari pada allah;
- Tidak lagi mau berdusta,pembohong,
penipu,
- Berfikir bersih, pandangan luas,
QS(87)14-15 dan QS(29)45
3) MENCEGAH PERBUATAN KEJI dan
MUNGKAR ;
- Jauh dari rasa curiga,syak-wasangka
dan ragu;
- SIFAT: iri,dengki,hasut-fitnah, tamak,loba,sombong, pemarah, mudah tersinggung, mengamuk, pemerkosa, merampok, banyak arti,angan-angan yang banyak, pendendam, tergesa-gesa, rasa curiga "DAPAT TERKEDALI"sekaligus LEBIH MUDAH DICEGAH.
Dengan adanya BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA, maka TIDAK MUNGKIN TERJADI perang Uhud, Badar, dan Tabuk tsb kalau bukan oleh karena PENYAKIT HATI tadi. Karena itulah dikatakan kita "BARU KEMBALI dari PERANG KECIL menuju PERANG BESAR"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk,
juz 15, no. 15.5584
Mengingat dilakukan dengan cara BERHAKEKAT MENGIKUT ALLAH DAN RASULNYA MUHAMMAD RASULULLAH SAW DI BAITULLAH,
QS(2)125 dan QS(22)26;
3. Makna Mendirikan Shalat adalah:
Pada SETIAP SAAT atau WAKTU yang dikenal dengan "SHALAT YANG TIDAK BERKEPUTUSAN-DAIMUN; artinya mengingat Allah tiada batasnya; dimana-mana saja ada kamu, ingat (dzikri) itulah amalan yang TERTINGGI; BUKAN MENYEBUT; itulah amalan yang disebut: ala shalatihim daimun", yang tidak disertai dengan rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah) dan rukun fi'li (rukun yang diperbuat oleh anggota);
4. Sholat lima waktu selain mendirikan shalat; disertai dengan MENGERJAKAN SHALAT. HANYA pada LIMA WAKTU SAJA.
Ada rukun qalbi (rukun yang diperbuat oleh hati),
Ada rukun qauli (rukun yang diperbuat oleh lidah), Dan
ada rukun fi'li (rukun yang diperbuat oleh anggota);
5. Baik mendirikan shalat maupun mengerjakan shalat lima waktu; dimulai dengan niat dan tertib, yaitu dengan cara;
SUDAHKAH betul NIAT DITERTIBKAN PADA HAKEKATNYA DI BAITULLAH? Kalau belum, JANGAN DULU MEMULAI SESUATU (JANGAN DULU MENGAMALKAN SESUATU),
JANGAN DULU MENGANGKAT TAKBIRRATUL IHRAM; Niat dengan tertib dikenal dengan: Tuma'ninah (beraturan):
NIAT artinya MEMERINTAH,
TERTIB artinya MENGATUR; artinya: mendahulukan yang dahulu, mengemudiankan yang kemudian;
6. Mendirikan shalat berarti MENDIRIKAN RUHANIAH (KEBENARAN) SETIAP UMAT ISLAM (BERNAMA MUKMIN ATAU RUH ATAU NUR) secara BERHAKEKAT KEPADA ALLAH DAN RASULNYA DI BAITULLAH;
Kesimpulan II
7. Shalat lima waktu; selain hubungan tersebut di atas, disusul dengan rukun qalbi qauli dan fi'li. Substansi shalat dan shalat lima waktu adalah mukmin atau ruh atau nur/cahaya; HUBUNGANNYA DENGAN ALLAH DAN RASULNYA (NUURUN ALAN NUURAN) di Baitullah;
8. TUJUAN DZIKRI/INGAT SERTA MENDIRIKAN SHALAT
A. Mendirikan shalat BERTUJUAN :
1) .Menjaga keSUCIan hati- RUHANIAH; Terlihat dari sikap-prilakunya:
- Tidak mudah panik;
- Jauh lebih sabar, lebih hati-hati;
- TIDAK mudah tersinggung;
- Tidak mudah marah;
- Tidak mudah TERGODA oleh situasi
dan kondisi lingkungan;
- Baik kepada semua orang;
- Wawasannya luas;
- Bersikap hati-hati,tidak mudah
dihasut ataupun difitnah;
- Pertimbangannya luas,
- Angan-angan terkendali,
- Jauh dari sifat Syak-wasangka
ragu;
- Banyak "INSPIRASI"-karena ORANG
SABAR serta Allah, ORANG TAGWA
mndapat petunjuk;
- Jauh dari sifat-sifat tercela.
2). MENEGAKKAN KEBENARAN yang
dari pada allah;
- Tidak lagi mau berdusta,pembohong,
penipu,
- Berfikir bersih, pandangan luas,
QS(87)14-15 dan QS(29)45
3) MENCEGAH PERBUATAN KEJI dan
MUNGKAR ;
- Jauh dari rasa curiga,syak-wasangka
dan ragu;
- SIFAT: iri,dengki,hasut-fitnah, tamak,loba,sombong, pemarah, mudah tersinggung, mengamuk, pemerkosa, merampok, banyak arti,angan-angan yang banyak, pendendam, tergesa-gesa, rasa curiga "DAPAT TERKEDALI"sekaligus LEBIH MUDAH DICEGAH.
Dengan adanya BISIKAN SYETAN SEBANGSA JIN DAN MANUSIA, maka TIDAK MUNGKIN TERJADI perang Uhud, Badar, dan Tabuk tsb kalau bukan oleh karena PENYAKIT HATI tadi. Karena itulah dikatakan kita "BARU KEMBALI dari PERANG KECIL menuju PERANG BESAR"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda sewaktu pulang dari perang Tabuk,
"Roja'naa minal jihaadil ashghori ilaal jihaadil akbari. Qaaluu wamaal jihaadul akbaru, qaala jihadul qalbi."
Artinya:
"KITA TELAH KEMBALI DARI JIHAD KECIL, MENUJU JIHAD YANG LEBIH BESAR.” Mereka berkata, “APAKAH JIHAD YANG LEBIH BESAR ITU?”
Beliau menjawab, “JIHAD HATI.”
(HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah); dari Ibrahim bin Abi Ablah.
Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)].
Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, BELIAU BERSABDA, "Qadimtum khaira maqdam minal jihaadil ashgari ilaal jihaadil akbari. Qaaluu wa mal jihaadul akbaru, qaala: Mujaahadatul 'abdi hawaahu."
(HR. Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd (384) dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad (Bab Al-Wawi/Dzikr Al-Asma` Al-Mufradah) dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'Anhuma. Al-Mizzi dalam Tahdzib Al-Kamal (biografi Ibrahim bin Abi Ablah Al-Adawi/210) dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (biografi Ibrahim bin Abi Ablah); dari Ibrahim bin Abi Ablah.
Imam As-Suyuthi mengatakan, “Diriwayatkan Ad-Dailami, Al-Baihaqi dalam Az-Zuhd, dan Al-Khathib.”[Jami’ Al-Ahadits (15164)].
Dalam riwayat Al-Khathib disebutkan, bahwa ketika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para sahabat baru saja dari suatu peperangan, BELIAU BERSABDA, "Qadimtum khaira maqdam minal jihaadil ashgari ilaal jihaadil akbari. Qaaluu wa mal jihaadul akbaru, qaala: Mujaahadatul 'abdi hawaahu."
Artinya:
"Kalian TELAH KEMBALI KE TEMPAT KEDATANGAN TERBAIK, DARI JIHAD YANG LEBIH KECIL MENUJU JIHAD YANG LEBIH BESAR.”
Para sahabat berkata, “APAKAH JIHAD YANG LEBIH BESAR ITU YA RASULULLAH? Nabi bersabda, “JIHAD SEORANG HAMBA MELAWAN HAWA NAFSUNYA.”
Sehingga pada sholat lima waktu; di waktu SUBUH, kita membaca DOA QUNUT. HUKUMNYA SUNNAH MUAKKAD.
Bacaannya: QUNUT
Allah hummah dinii fiiman hadait.
Wa'aa finii fiiman 'aafait.
Watawallanii fiiman tawal-laiit.
Wabaariklii fiimaa a'thait.
Waqinii syarramaa qadhait.
Fainnaka taqdhii walaa yuqdha 'alaik. Wainnahu laayadzilu man walait.
Walaa ya'izzu man 'aadait.
Tabaa rakta rabbanaa wata'aalait. Falakalhamdu 'alaa maaqadhait. Astaghfiruka wa'atuubu ilaik.
(Ditambah dengan doa pada QS(2)201):
rabbanaa aatinaa fii alddunyaa hasanatan wafii al-aakhirati hasanatan waqinaa ‘adzaaba alnnaari Wasallallahu 'ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa'alaa aalihi washahbihi Wasallam.
Artinya: Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan, Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan, Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan, Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan,Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan, Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum, Maka sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau muliakan, Dan tidak mulia orang yang Engkau hinakan, Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau, Maka bagi Engkaulah segala puji di atas yang Engkau hukumkan, Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau,
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka, (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Bila terlupa membaca qunut, sujud sahwi. Bacaannya:
SUBHAANA MAL-LAA YANAAMU WALAA YASHUU.
Artinya:
"Maha Suci Allah yang Tidak Tidur dan Tidak Lupa."
B. SHALAT LIMA WAKTU,
Shalat lima waktu bertujuan:
1. Menyembah Allah serta
membesarkan Allah,
2. Berserah diri kepada Allah,
3. Membesarkan Allah dengan
kesuciannya,
4. Meninggikan Allah dengan
kesuciannya,
5. Berdoa kepada Allah,
6. Duduk tahiyat,
- Yang pertama tadi dikenal dengan:
Allahu Akbar, namanya Takbirratul
ihram,
- Yang kedua, bacaannya: “Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal-ardha, haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaati wanusukii wamah yaaya wama maatii lillaahi rabbil ‘alaamiina. Laasyariika lahu wabidzaalika umirtu wa Innaana minal muslimiina.”
Artinya: Menghadap aku akan muka bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi; hal keadaan cenderung aku kepada agama islam; dan aku tidak tergolong orang yang musyrik, yang mensyarikati Allah. Sesungguhnya hidupku matiku shalatku ibadahku bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tiada berserikat bagimu, dan aku termasuk orang-orang yan muslim/selamat.
- Yang ketiga, bacaannya: subhana rabbiyyal 'azhimi wa bihamdihi;
- Yang keempat, bacaannya: subhana rabbiyyal a'la wa bihamdihi;
- kelima ,berdoa kepada Allah: Rabbigh firli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa'afini wa'fu'anni;
Artinya: Ya Tuhan ampuni di Engkau akan daku, sayangi aku; cukupi kekuranganku; tinggikan di Engkau akan daku; beri aku rezeki berganda-ganda nisab; tunjuki aku; senangkan di Engkau akan daku dengan sesenang-senangnya; maafkan aku.
- keenam, Tahiyat; Yang menampung dan menyelamatkan persembahan kita kepada Allah adalah Muhammad SAW seperti ungkapan:
Attahiyatul mubarakatus solawatut taiyibatu laillah.
Artinya: PEMBERIAN YANG BERKAT, SHOLAT YANG BAIK-BAIK, BAGI ENGKAU Hai Allah, TETAPI SIAPA MENAMPUNG MENYELAMATKAN PERSEMBAHAN TERSEBUT KEPADA ALLAH? Allah menyatakan KEBESARAN NABI MUHAMMAD SAW (YANG DIBESARKAN ALLAH).
Maka kita baca: Assalamu'alaika aiyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakatuh,
artinya KESELAMATAN PENYERAHAN ITU ATAS ENGKAU HAI NABI RAHMAT DAN BERKATNYA, begitu pula Assalamu'alaina wa'la 'ibadillahis salihin.
Maka itu kita sudahi sembahyang kita dengan mengucapkan: Asyahadu alla illaha illallah. Wa'asyhadu anna Muhammadar Rasulullah.
Demikian disampaikan sebagai bahan pertimbangan guna memperoleh makna yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar