Mengenal sifat manusia, tidaklah sukar dirasakan. Kita dapat melihatnya dari perilaku manusia dikala mereka berinteraksi satu sama lain. Mulai dari masyarakat non-educated maupun masyarakat yang educated. Tanpa disadari, mereka mudah sekali tersulut oleh yang mereka terima tanpa diteliti secara objektif. Padahal, mereka hanya mendengarkan sebuah berita atau hanya dengan melihat sesuatu dan mendengarkan sesuatu.
Manusia pada umumnya terlalu mudah mengambil sebuah konklusi dari hal-hal yang dia lihat dan dengar tersebut.
Pada tingkatan paling rendah manusia yang non-educated tadi, mereka mudah tersulut untuk berkelahi, saling serang secara bergantian, lalu dia berhenti sejenak, kemudian timbul lagi dendam dan timbul lagi kerusuhan. Ironisnya, kadangkala perseteruan ini terjadi tanpa diketahui sebabnya.
Sementara pada tingkat educated; kongkruensi tersebut terlihat ketika mereka memperebutkan sesuatu kepentingan yang membuat mereka bersaing, saling berkelompok, saling membenci yang semuanya itu tidak lain hanya karena untuk merebut kekuasaan di dunia, dengan maksud ingin menguasai.
Pada dasarnya manusia di dalam kehidupannya dibagi menjadi beberapa bagian:
Tidak Mau di Kelintasan (tempatnya di telinga). Bila mendengarkan sesuatu walaupun mereka tidak melihatnya sehingga mudah sekali terpengaruh. Dengan mudahnya pula manusia mengambil kesimpulan tentang apa yang di dengarnya. Walaupun mereka tidak mengetahui darimana asal-usul informasi tersebut.
Tidak Mau Kerendahan
(temaptnya di mata). Bila melihat orang lain berhasil, melihat orang menjadi kaya atau melihat orang lebih dari dirinya. Secara otomatis, manusia bisa tersulut dengan kebencian, iri, dengki, menghasut orang lain dan kemudian melakukan tindakan yang tidak terpuji. Padahal mereka malas bekerja dan tidak mau sekolah, tidak mau bekerja dan tidak mau berusaha, sehingga kemudian mengambil jalan pintas dengan merampok, mencuri, bahkan bisa membunuh, yang pada akhirnya menghebohkan masyarak
Tidak Mau Kekurangan.
Tidak pernah merasa puas, berapa saja yang dimilikinya, akan selalu merasa tidak pernah cukup. Yang memperoleh rezeki sedikit, ingin memperoleh rezeki yang lebih. Bila sudah memperoleh rezeki melebihi, juga merasa tidak cukup. Sampailah manusia itu pada tingkat loba, tamak dan rakus.
Tidak Mau Kalah.
Semisal, dalam dunia akademisi atau dalam dunia politik, mereka tidak pernah mau kalah beradu argument. Tidak henti-hentinya bertengkar, padahal persoalannya sangat sederhana namun kemudian menjadi besar. Karena tidak mau kalah, lalu mereka saling berkelompok satu sama lain. Begitu juga halnya dalam masyarakat, kita bisa melihat.
Yang Kuat Pengaruhnya, Itulah Yang Berkuasa”. Pengaruh itu, bisa karena kekayaannya dan juga bisa dilihat dari kepintarannya berbicara yang dengan mudah memutarbalikkan kenyataan.
Yang Kaya Disanjung, sehingga dengan kekayaannya dapat berbuat seenaknya dan semaunya. Apa yang dikehendakinya mesti tercapai.
Yang Miskin Diinjak, Mereka bisa diperbudak, dihina, dicaci dan dimaki, bahkan dipukuli. “Wanita, Semua Bisa Dipakai”. Dengan kekayaan dan kekuasaannya, manusia dengan mudah dapat dimilikinya. Wanita-wanita menjadi kepuasan hawa nafsunya. Wanita-wanita mudah dikuasainya.
Padahal ibunya wanita, kakaknya wanita, adiknya wanita dan kaum kerabatnya juga wanita. Bahkan, secara sadis manusia dapat menghamili anaknya sendiri, ponakan sendiri, adik sendiri, saudara sendiri ataupun kaum kerabatnya sendiri.
Mengapa Manusia Sebuas Itu….?
Berbagai-bagai upaya telah dilakukan oleh manusia itu sendiri. Baik melalui pendidikan formal, diskusi-diskusi berupa seminar, simposium, berbagai-bagai penyuluhan, pandangan, saran, nasehat, buku-buku untuk dibaca, namun semuanya itu sia-sia belaka. Mereka belum memperoleh sesuatu yang final. Sukar menciptakan masyarakat rukun-damai, aman-tenteram, adil dan makmur. Sehingga cita-cita mewujudkan "Keadilan sosial yang merata dalam masyarakat, sulit diperoleh".
Mari kita mengenal manusia dari sifatnya yang bisa diambil dari kitab Alquran. “Bagaimana Sifat Manusia Menurut Pandangan Allah SWT?”
Manusia Bersifat Engkar Kepada Tuhan-nya. (Engkar artinya kafir dalam bahasa kita).
Ciri-cirinya adalah :Bila menderita dan putus asa bisa bunuh diri. Bila kaya manusia jadi kikir.
Lihat firman Tuhan Quran 100:6
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لِرَبِّهِۦ لَكَنُودٌ
Inna alinsana lirabbihi lakanoodun
sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
Quran 70:19
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ خُلِقَ هَلُوعًا
Inna alinsana khuliqa halooaaan.
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Quran 70:20
إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعًا
Itha massahu alshsharru jazooAAan
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
Manusia Bersifat Syetan. Bisa dilihat dari perilaku manusia yang suka berbohong, menghasut, menfitnah dan mengada-ada sesuatu yang tidak ada dan tidak dketahuinya. QS26/221-226.
Manusia Bersifat Jin. Bahkan lebih kejam dari binatang.
Manusia yang bisa membunuh, memperkosa dan merampok tidak memiliki rasa kebenaran, rasa kasihan dan rasa takut karena “Semua Rasa itu Telah Hilang”. Bila manusia bersifat seperti itu semasa hidupnya dan tidak atau belum memperoleh pendidikan agama yang benar, tentunya mereka dibangkitkan sebagai syetan atau jin. Mereka akan hidup bergentayangan dimana-mana dan dapat mempengaruhi manusia-manusia lain yang masih hidup.
Allah telah menyebutkan bahwa manusia itu bersifat Nafsu Lawwamah
Quraan 75:2
وَلَآ أُقْسِمُ بِٱلنَّفْسِ ٱللَّوَّامَةِ
Wala oqsimu bialnnafsi allawwamati
dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)
yang diantaranya:
Ajib atau takjub atau terkesima pada diri sendiri. Merasa gagah, cantik, kaya, berpangkat atau jabatan dan lain sebagainya.
Riya, kelebihan yang dimiliki manusia ingin di puji, merasa bangga seperti tidak ada orang lain yang bisa melebihinya.
Takabur, Manusia itu merasa bahwa hanya dialah yang mampu berbuat yang terbaik.
Iri, kepada orang lain tanpa sebab. Disangka hanya dia yang bisa, ternyata orang lain banyak yang lebih bisa dari dia.
Dengki, adalah rasa iri yang amat dalam terhadap orang lain. Sifat yang seperti ini masih tersimpan dalam hati seseorang dan tidak ada manusia lain yang mengetahuinya. Akan tetapi, dirinya sendiri dapat mendengarkan melalui suara hati karena tiap-tiap manusia di anugerahi nikmat-rasa. Dengan nikmat itu dia dapat merasakan suara, bahwa mereka itu dalam suasana perasaan yang Ajib, Riya, Takabur, Iri dan Dengki kepada orang lain tanpa alasan yang nyata secara objektif. QS(55) sebanyak 31 keterangan ayat yang berbunyi "Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?." Fa bi ayyi aalaa- irobbikumaa tukadzdziban".
Hasut, ingin menpengaruhi orang lain secara bersama membenci orang lain.
Fitnah, mereka berjalan dari satu manusia ke manusia lain membawa berita bohong yang tidak objektif, mengada ngada, memperkatakan sesuatu yang tidak diketahuinya.
Tamak, untuk mencapai tujuannya manusia menumpuk-numpuk hartanya.
Loba atau rakus, manusia seperti itu menumpuk-numpuk hartanya dengan sangat berlebihan. Dijadikan alat untuk mencapai tujuan di atas.
Sombong, tampak dari sifat lagaknya, sifat-pembawaannya, perilakunya atau karakternya, terlihat dari cara ber-ucap, gayanya, sikapnya. QS (28)76
Allah juga menyebutkan sifat manusia sebagai Nafsu Amarah, QS (12)53 .
Manusia seperti itu tampak pada sikap yang pendek dan sempit akalnya. Mudah panik, suka tergesa-gesa mengambil keputusan dan pada akhirnya mudah marah, membanting benda dan bahkan bisa menyerang orang lain. Akhirnya terjadi perkelahian. Lalu menimbulkan permusuhan, dendam yang tidak habis-habisnya. Mereka itu digambarkan Allah sebagai sebuah kehidupan yang lalai hingga ke liang kubur. Mereka mendapat sangsi dari Allah, dimasukkan ke dalam "Neraka Jahim" (QS:102).
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia suka mengumpat, mencela orang lain, menumpuk harta atau karena merasa harta itu dapat mengekalkan hidupnya di dunia akhirat. Manusia seperti itu akan dilempar ke dalam "Neraka Hutomah” (QS:104).
Manusia manusia yang seperti itu telah dijelaskan di atas, dinyatakan Allah dalam keadaan merugi selama hidupnya, QS(103)
Dari mana munculnya sifat tersebut dan bagaimana kita dapat mengetahuinya?
Allah telah Mengingatkan manusia
dengan firmannya di QS(86)5;
“Hendaklah Manusia itu Memikirkannya, dari Apakah Asal Kejadiannya”
Artinya, dengan akal pikir yang ada pada manusia pasti tidak akan bisa mengetahui. Manusia hanya bisa merasakan adanya sifat tersebut.
Setinggi apapun pendidikan manusia, tidak mengetahui dari mana usul-asal datangnya sifat itu. Apalalagi bagaimana menyelesaikan. Meski dengan pendidikannya yang tinggi, atau bahkan super tinggi.
Oleh karenanya, walau bagaimanapun tingginya kepintaran manusia, tidak akan pernah mampu menjawabnya, apalagi menyelesaikannya.
Oleh sebab itu, “Menyerahlah Kepada Allah, Kembalilah Kepada Allah”.
Jangan merasa sombong, jangan merasa angkuh. Jangan lupa telah hidup di permukaan bumi ini. La hawla wala kuwwata illa billaahil 'aliiyul 'aadziim (tiada daya upaya melainkan dengan izin Allah).
Allah bertanya, Allah menjawab: “Dari Mana Manusia itu Diciptakan?”
Asal Usul Kejadian Manusia
Firman Tuhan Qs15)26-28;
Manusia diciptakan dari tanah kering, hitam, yang diberi bentuk.
Sifat Jin pada manusia diciptakan dari api yang panas. Manusia dijadikan sebaik-baiknya dari tanah, lalu kemudian generasi berikutnya "dari air mani yang hina. Manusia dijadikan dari air yang terpancar, yang keluar antara Sulbi (tulang punggung), Toraib (tulang dada)" QS (86) 6 dan 7
Secara lengkap, kejadian manusia itu sebagai berikut; Dimulai dari tanah kemudian kemudian dari air mani, segumpal darah, terbentuk atau tidak terbentuk, kemudian ditempatkan di dalam rahim wanita sampai kepada waktu yang ditentukan Allah SWT.
Kemudian dikeluarkan sebagai bayi sampai dewasa diantara manusia. Ada yang diwafatkan dalam usia muda atau dewasa dan sebagian lagi dikembalikan dalam keadaaan serendah-rendah umur sehingga manusia tidak mengetahui sesuatu. Padahal sebelumnya mereka mengetahuinya (dimensinya).(QS(22) 5)
Berikutnya, manusia Kami jadikan dari air mani yang ditempatkan secara kokok dan terpelihara dalam rahim wanita. Dari air mani itulah dijadikan segumpal darah, segumpal daging, tulang-tulang. Tulang-tulang itu diliput dengan daging yang dibungkus rapi dengan kulit
Maha Suci Allah, Sebaik-baik Pencipta. Kemudian manusia di wafatkan, lalu dibangkitkan pada Hari Kiamat:
(QS (23) 12-16)
Oleh Jalaludin Al Sayuti, dalam kitab TIBB, kejadian manusia disimpulkan sebagai:
"Khalaqallahul insaana min arbaati asyyaa; mirrihi, minal maai, minattini, minannari. Amma iza katsura minal maai fayakuunu haafizan, au aaliman, au faakihan, au kariiman. Wa amma iza katsura min tiinin fayakuuna saffakan khabiitsan mufliisan fiddunya wal akhirat. Wa amma iza katsura minannari fayakunu awaanan au zaaliman. Wamma iza katsura minarriihin fayakunu kazzaaban."
Artinya:
"Allah menciptakan manusia dari empat anasir yang terdiri dari
anasir Angin,
anasir Air,
anasir Tanah dan
anasir Api.
Bila lebih banyak anasir angin, maka manusia menjadi seorang pendusta. Bila anasir air lebih banyak, maka manusia menjadi seorang penghafal al-Qur'an, alim, seorang faqih dan dermawan. Bila banyak anasir tanah, maka manusia menjadi penumpah darah, jahat dan gagal di dunia dan di akhirat. Bila lebih banyak anasir api, maka manusia menjadi seorang zalim dan aniaya.”
Melihat sifat manusia seperti itu, Allah mengatakan "Manusia itu Tidak sempurna”. Allah kemudian menyempurnakannya dengan "Meniupkan Ruh” sehingga diberikan .
Pengdengaran (bukan telinga),
Pengihatan (bukan mata) dan
Hati (bukan hati, namun yang berada di dalam hati berupa rasa atau nikmat yang memancarkan Ruh atau Nur atau Cahaya).
Tanpa ruh, manusia itu tidak bisa berbuat apa-apa. Oleh karena itulah dikatakan oleh Tuhan, tidaklah dusta hati itu, apa-apa yang dilihatnya
(QS(53)11)
Setelah disempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan ruh, barulah setiap manusia dapat menyadari bahwa sifat-sifat yang telah diterangkan di atas terasa adanya (‘Ain atau Nyata).
Oleh karena itulah, manusia tidak akan pernah memperoleh pengetahuan, guna mengetahui dan menyelesaikan perilaku manusia dengan berbagai sifat di atas.
Ketika Allah memegang ruh di waktu mati dan di waktu tidur, ditahannya benar ruh orang yang mati, lalu dikembalikan ruh orang yang tidur,
Bagi orang yang tidur, tampak ada tanda-tanda kehidupan, sifat-sifat manusia itu ada pada orang tidur, tapi tidak sadar, tidak dapat mengetahui adanya sifat tersebut.
Barulah kemudian setelah dikembalikan ruh, setiap manusia dapat merasakan sadar adanya sifat-sifat manusia tersebut.
Dengan Kita merasakan adanya sifat itu, lalu Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki, guna menanggulangi kerusakan-kerusakan akhlak dan budi manusia dengan cara yang komprehensif melalui mendirikan shalat mengikuti rasul pada hakekatnya di Baitullah.
Bagaimana cara Allah menanggulanginya? Dengan adanya sifat manusia tadi, maka terjadilah perselisihan di antara manusia. Maka Allah mengutus para Auliya dan Ambiya 124 313 orang dalam bahasa kaumnya, QS(14)4;
Hadits Abu Dzar R.A berkata; "Aku masuk ke Masjid dimana Muhammad SAW berada di dalamnya, maka aku bertanya kepada Nabi, 'Berapakah jumlah Nabi semuanya?" Nabi menjawab, "Semuanya ada 124.000 nabi. Dan berapakah jumlah Rasul? Beliau menjawab 313 Rasul-rasul. (HR. Hakim, Al Baihaqi).
Jadi sebelum Dilahirkannya Muhammad SAW, telah diutus oleh Allah 124.313 Auliya dan Ambiya dari mulai Adam sampai kepada Isa (dan telah habis tugasnya).
Karena itu dikatakan oleh Tuhan" bahwa: "Manusia adalah umat yang satu, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. QS(10)18, QS(11)118-119.
Ketika ditinggalkan Nabi Isa lima abad lamanya, maka hilanglah hakekat agama. Diantara manusia tidak mengenal "Tempat Menyembah Allah”, tempat bertauhid kepada Allah. Dan tidak lagi mengetahui siapa manusia itu sebenarnya; "Dari mana, sedang Dimana dan Mau Kemana”.
Dengan dilahirkannya Nabi Muhammad SAW; Beliaulah yang membukakan sebab musabab perselisihan itu; menjelaskan bagaimana cara penanggulangannya, yaitu melalui dua pusaka abadi Qur'an dan Sunnahnya;
“Innama Buistu Lutammi makarimal akhlaq melalui taraktu fiikum amraini lan tadhilluu Abadan ma in tamassaktum bihima kitaaballaahi wa sunnata rasuulihi”
Sedangkan para Auliya dan Ambiya sebelumnya, Allah tidak memberikan kuasa untuk memperbaiki akhlaq dan budi manusia.
Setelah kita mengenal adanya sifat manusia yang dapat dirasakan oleh setiap manusia yang tidak membedakan bangsa dan bahasanya, maka tentu timbul pertanyaan “Kapan manusia dapat merasakan adanya sifat tersebut?”.
Di saat semua manusia tidur, mereka tidak dapat merasakannya dan mengetahui adanya sifat tersebut. Setelah mereka terjaga (bangun) dari tidurnya; dikembalikan ruh-nya, barulah kemudian masing-masing manusia sadar dan terasa adanya sifat tersebut.
Kenapa demikian?
Karena Allah menyempurnakan kejadian manusia, ditiupkan ruh bersamaan dengan diberikannya nikmat, atau zat atau rasa. Justru dari nikmat atau zat atau rasa itulah terpancarnya ruh. Dari Ruh itulah dapat kita mengetahui, merasakan sifat-sifat seperti di atas. Manusia tidak dapat mengelakkan (‘Ain atau Nyata) terasa adanya sifat manusia tersebut.
Rasa tadi memancarkan sesuatu yang tidak pernah dusta. Pancarannya itu disebut sifat ruh, yaitu
- Siddiq,
- Amanah,
- Tabligh dan
- Fathanah
Karena yang dipancarkan oleh nikmat itu adalah sebuah kebenaran, maka dia tidak pernah salah dalam mengatakan adanya sifat manusia seperti di atas.
Dalam Firmannya,QS(49)13:
“Yaa ayyuhan naasu innaa khalaqnaakum min dzakariw wa untsaa wa ja’alnaakum syu’uubaw wa qabaa-ila li ta’aarafuu inna akramakum ‘indallaahi atqaakum innallaaha ‘aliimun khabiir.”
Artinya: “Hai sekalian manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi Allah ialah yang lebih taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti."
Kemudian Allah menyempurnakan kejadian manusia dengan meniupkan ruh, QS(32)9.
Dengan disempurnakan kejadian manusia, ditiupkannya Ruh; Ruh-lah yang berpikir pada otak, melihat pada mata, mendengar pada telinga, mencium pada hidung, berkata pada mulut, merasa pada lidah; yang menghasilkan science and knowledge atau ilmu pengetahuan.
Sayangnya science and knowledge atau ilmu pengetahuan tadi telah terlalu jauh ikut campur dalam menyelesaikan perilaku manusia yang mengambil alih hak prerogratif tuhan.
Manusia diciptakan Allah, lalu Ruh juga berasal dari Allah, supaya manusia itu sempurna hidupnya, agar tercapai suasana yang sakinah mawaddah warrahmah.
Apa yang menyebabkan manusia itu berselisih? Hal demikian disebabkan oleh campur tangannya ilmu pengetahuan atau science and knowledge dalam urusan ciptaan Tuhan tadi yang bukan wewenangnya.
Guna menyelesaikan perselisihan tadi, maka Allah mengutus para Auliya dan Ambiya dalam bahasa kaumnya tadi dengan Kitabnya (bukan tulisan), QS(2)213.
Apakah para Auliya itu sendiri yang akan menyelesaikan perselisihan itu? Ternyata bukan! Justru seluruh Nabi-nabi itu di akhir kalamnya menyatakan Amin Ya Allah.
Sayang manusia-manusia tidak mengetahui apa itu Amin dan dimana itu Amin.
Nabi Adam-lah yang pertama kali melihat tulisan Amin itu bersemayam di Arasy (Baitullah), ketika dia menjalankan Wuquf di Arafah.
Di saat Nabi Ibrahim mengetahui melihat dengan mata hatinya, maka Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun Ka'bah sebagai simbol dari pada Baitullah. QS 2:127.
Lalu kemudian Nabi Besar Muhammad SAW lah yang membukakan rahasia tersebut, yang menyatakan kepada manusia dengan firmannya, dengan bahasa arab yang fasih, agar manusia beramal secara hakekat di tempat itu, QS(3)96-97.
Dengan memaknai maksud firman Tuhan QS(3)96-97 itu, maka seluruh Nabi-nabi mulai dari Nabi Adam sampai kepada Isa menyuruh manusia beribadah di tempat itu (Baitullah), supaya mendapat berkah dari Allah SWT. Karena petunjuk datang dari tempat itu, QS(2)125.
Tiap-tiap kata ada yang punya kata,
setiap nama ada yang memilikinya.
“Man Abdal Asma Dunal Ma’na Faqd Kafaro”.
Allah berkata atas benda itu dan semua memperbincangkan tentang hal ihwal manusia , tidak memperkatakan pendapat-pendapat manusia dan tidak memerlukan pertolongan dari manusia ke manusia kecuali utusan-utusannya.
Begitupun siapa sebenarnya nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyampaikan bahwasannya:
"Innama Buistu liutammima Makarimal Akhlak, taroktu fiikum Amraini Lan TadhilluuI Abadan Ma In tamassaktum Bihimaa Kitaaballahi Wa Sunnata Rasuulihi.”
Firman Tuhan QS(33)21:
“La qad kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanatul li man kaana yarjullaaha wal yaumal aakhira wa dzakarallaaha katsiiraa."
Artinya: Sungguh pada diri Rasulullah itu teladan yang baik bagi kamu, bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kemudian dan banyak mengingat Allah.
Firman Tuhan QS(33)40:
“Maa kaana muhammadun abaa ahadim mir rijaalikum walaakir rasuulallaahi wa khaataman nabiyyina wa kaanallaahu bi kulli syai-in ‘aliimaa."
Artinya: Muhammad tiadalah bapak-bapak salah seorang di antara laki-laki atau perempuan kamu, adalah Ia Rasulullah. Dia berada di kesudahan Nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.
QS(61)6: "Wa idz qaala 'iisabnu maryama yaa banii israa-iila innii rasuulullaahi ilaikum mushaddiqal limaa baina yadayya minat tauraati wa mubasysyiram bi rasuuliy ya'tii mim ba'dismuhuu ahmadu falammaa jaa-ahum bil bayyinaati qaaluu haadzaa sihrum mubiin."
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Isa putera Maryam berkata, Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan apa yang sebelumnya dari Taurat pemberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad. Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan keterangan keterangan mereka berkata, Ini adalah sihir yang nyata. Qur'an perkataan Allah yang disampaikan Muhammad, QS(69)40.
Qur'an itu Hati Muhammad, QS(2)97.
Qur'an mencabut segala penyakit hati dan memberi rahmat, QS(17)82 dan QS(7)43.
Qur'an wajib dibaca supaya tidak digoda oleh bisikan syetan yang meragu-ragu dalam setiap dada manusia berupa jin dan manusia. QS(16)98 dan QS(114).
Dengan disempurnakannya kejadian manusia ditiupkannya Ruh, nyatalah manusia itu tidak sempurna jika tidak ada ruh. Kita perhatikan ketika kita tidur; lengkap semua organ ada, ada mata tidak dapat melihat, ada telinga tidak dapat mendengar, ada hidung tidak dapat mencium, ada mulut tidak dapat berkata, ada lidah tidak dapat merasa, ada otak tidak dapat berfikir, ada hati tidak dapat berfungsi.
Nyatalah seluruh organ tubuh tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya ruh atau nur atau cahaya yang memancarkan kebenaran, sehingga tubuh manusia dapat berfungsi dengan benar.
Hadist Rasulullah: La tataharrakuJasadu Illa Bi Idzinirruh. Tiada gerak jazad selain izin ruh.
Penanggulangannya
Setelah mengenal sifat manusia, usul kejadiannya, barulah kita dapat mengetahui bagaimana Allah menanggulanginya.
Setelah manusia mengetahui dan menyadari sifat-sifat manusia yang ada pada dirinya, maka kepada RUH diperintahkan Allah untuk "Sholat". QS(23)1-5,
guna mencegah perbuatan keji dan mungkar yang ditimbulkan oleh sifat manusia tadi, QS(29)45.
Dikatakan oleh Allah, RUH itu urusan Tuhan, supaya tercapai dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar tersebut. Sehingga manusia itu tidak lagi tergesa-gesa, manusia itu tidak lagi mudah tersinggung, manusia itu dapat menanggulangi nafsu lawamah, dan nafsu amarah. Dapat hidup tentram, rukun dan damai saling sayang satu sama lainnya. QS 17(85);
Ketika Tuhan mengurus RUH, maka kepada Ruh diperintahkan mendirikan sholat, wajib mengikut Rasul, QS(24)56;
Di saat manusia diperintahkan sholat mengikut Rasul, meyakini bertemu dengan tuhannya, wajahnya berseri-seri karena dia melihat tuhannya
QS(2)45-46 dan QS(75)22-23,
karena disana dia dikembalikan
Dimana alamat tempat menyembah Tuhan?Q(27)91, Alamatnya di Baitullah pada hakekat, QS(2)125 dan QS(22)26.
Kesimpulan:
Dalam diri manusia dikenal adanya manusia, usul kejadiannya dan penanggulangannya, karena itu janganlah sekali-kali manusia mencoba-coba, meraba-raba dengan kemampuan berpikirnya atau nalar idealnya.
Sampai kapanpun kepintaran manusia tidak akan pernah dapat mengetahui usul kejadiannya serta penanggulanganya. Oleh karena itu, serahkanlah pada Allah. Tapi jangan lupa ikuti Rasul.
Amalan yang tertinggi tidak lain adalah Ingat (Zikri itulah amalan yang bersifat Fardu 'Ain); Dengan Ingat itu dapat manusia menanggulanginya dengan pertolongan Allah dan Rasulnya.
Beruntunglah orang yang mensucikan dirinya, dengan mengingat, lalu sholat. Sedangkan shalat wajib mengikut Rasul. Maka terjelilah tuhan di hadapannya, wajahnya berseri-seri karena dia melihat TuhanNya. Zikri bukan menyebut. Maka binasa dan putuslah hubungannya dengan Tuhan, apabila berbuat sesuatu, tidak dimulai dengan ingat Sabda Rasulullah:
Setiap Kalam/urusan yang tidak dibuka dzikrullah atau ingat Allah azza wa jalla, maka ia binasa dan terputus. HR ahmad bin Hanbal 8355.
Putus hubungannya dengan Tuhan bila tidak di mulai dengan "Alhamdulillah”, dari Abu Hurairah.Sabda Rasulullah SAW: Setiap urusan yang tidak dimulai dengan Alhamdulillah, maka terputus. Dirawikan oleh Abu Dawud, no. 4200, Ibnu Majah juz 4, no. 1884.
Maka putuslah hubungannya dengan Tuhannya bila tidak dimulai dengan Bismillah; Qala Rasulullah SAW: Setiap urusan atau pekerjaan yang tidak dimulai dengan Bismillahirrohmaanirrohiim, maka ia terputus. Dari Kitab Jami' Al Hadits, juz 15, no. 15584.
Dengan adanya nikmat yang memancarkan Ruh pada tiap-tiap manusia dapatlah dia mengingat Allah dan RasulNya, maka mereka yang mengingat Alhamdu (mengingat Allah dan RasulNya di Baitullah). Itulah yang memulai sesuatu dengan Bismillahirrahmaaniirahiim.
Rujukan I
QS(100)6: "Innal insaana li rabbihii la kanuud",
Sesungguhnya manusia itu kafir dan engkar kepada tuhannya.
QS(70)19-20: "Innal insaana khuliqa haluu'aa. Idzaa massahusy syarru jazuu'aa”,
Manusia itu bersifat keluh kesah, suka menantang, kalau dia susah berputus asa, kalau mendapat kesenangan, dia kikir.
Firman Tuhan QS(26)221-226:
"Hal unabbi-ukum 'alaa man tanazzalusy syayaathiin. Tanazzalu 'alaa kulli affaakin atsiim. Yulquunas sam'a wa aktsaruhum kaadzibuun. Wasy syu'araa-u yattabi'uhumul ghaawuun. A lam tara annahum kulli waadiy yahiimuun. Wa annahum yaquuluuna maa laa yaf'aluun."
Artinya: Maukak kamu Aku kabarkan kepadamu kepada siapa TURUNNYA SYETAN itu? Setan itu turun kepada TIAP-TIAP PENDUSTA-PEMBOHONG yang banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran dan kebanyakan mereka pendusta. Dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang sesat. Tidakkah engkau lihat sesungguhnya mereka BERJALAN DARI LEMBAH KE LEMBAH, dan sesungguhnya mereka mengatakan apa-apa yang tidak mereka kerjakan.
QS(75)2: “Wa laa uqsimu bin NAFSIL LAWWAAMAH."
Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang menegor diri.
QS(28)76: "Inna qaaruuna kaana min qaumi muusa fabagha 'alaihim waaatainaahu minal kunuuzi maa inna mafaatihahu latanuwu bil 'ushbati uuliil quu-wati idz qaala lahu qaumuhu laa tafrah innallaha laa yuhibbul farihiin(a)."
Artinya Sesungguhnya Karun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka (kaum Musa), dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta, yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul, oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah), ketika kaumnya berkata kepadanya: 'Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai, orang-orang yang terlalu membanggakan diri.
QS(12)53: “Wa maa ubarri-u nafsii innan NAFSA LA AMMAARATUM bis suu-i illaa maa rahima rabbi inna rabbi ghafuurur rahiim."
Dan aku tidak membebaskan diriku (berbuat kesalahan), sesungguhnya NAFSU itu MENYURUH KEPADA KEJAHATAN kecuali siapa yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS(102): "Alhaakumut takaatsur. Hatta zurtumul maqaabir. Kalla saufa ta'lamuun. Tsumma kalla saufa ta'lamuun. Kalla lau ta'lamuuna 'ilmal yaqiin. La tarawunnal jahiim. Tsumma la tarawunnahaa 'ainal yaqiin. Tsumma latus-aluuna yauma-idzin 'anin na'iim."
Kamu telah dilalaikan Mengingat Allah karena bermegah-megah, hingga kamu masuk ke dalam kubur. Sebenarnyalah kelak kamu akan mengetahui, kemudian sebenarnyalah kelak kamu akan mengetahui. Sebenarnya sekira kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin. Sungguh kamu akan melihat mereka, kemudian kamu akan melihatnya dengan penglihatan yang takin, kemudian sungguh kamu akan di tanya pada hari itu tentang segala nikmat. Dan SUKA MENGUMPAT-UMPAT, MEMPERKATAKAN KESALAHAN ORANG LAIN.
QS(104): "Wailul li kulli humazatii lumazah. Alladzii jama'a maalaw wa' addadah. Yahsabu anna maalahuu akhladah. Kallaa la yumbadzanna fil huthamah. Wa maa adraaka mal huthamah. Naarullaahil muuqadah. Innahaa 'alaihim mu'shadah. Fii'amadim mumaddadah."
Artinya: Celakalah bagi setiap pemgumpat, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya mengekalkannya. Tidak sekali-sekali. Sungguh dia akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah engkau apakah Huthamah itu? Yaitu api Allah yang dinyalakan, yang sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutupkan atas mereka, pada tiang yang panjang.
Karena itu demi masa, MANUSIA ITU MERUGI,
QS(103): "Wal 'ashr, Innal insaana lafii khusr, Illa ladziina aamanuu wa 'amilush shaalihaati wa tawaashau bil haqqi wa tawaashau bish shabr."
Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi, kecuali orang yang beriman dan beramal saleh dan saling berwasiat dengan kebenaran dan berwasiat dengan kesabaran.
QS(86)5: "Falyanzhuri-insaanu
mimma khuliq(a)."
Hendaklah manusia itu memikirkan dari apakah asal kejadiannya. QS(15)26-28:
"Wa laqad khalaqnal-insaana min salsaalim mim hama'im masnuunin. Wal-jaanna khalaqnaahu min qablu min naarissamuum."
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari Tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan JIN DARI API YANG SANGAT PANAS. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, ‘Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari Tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk’.
QS(86)6-7:
"Khuliqa mim maa'in daafiq. Yakhruju mim bainis-sulbi wat-taraa'ib."
Dia diciptakan dari air mani yang terpancar, yang keluar dari antara tulang rusuk (sulbi) dan tulang dada.
QS(22)5: "Yaa ayyuhan-naasu in kuntum fii raibim minal-ba'si fa innaa khalaqnaakum min turaabin tsumma min nutfatin tsumma min alaqatin tsumma mim mudgatim mukhallaqatiw wa gairi mukhallaqatil linubayyina lakum, wa nuqirru fil-arhaami maa nasyaa'u ilaa ajalim musamman tsumma nukhrijukum tiflan tsumma litabluguu asyuddakum, wa minkum may yutawaffaa may yuraddu ilaa ardzalil-'umuri likailaa ya'lama ba"da ilmin syai'an, wa taral-arda haamidatan fa izaa anzalnaa 'alaihal maa'ahtazzat wa rabat wa ambatat min kulli zaujim bahiij."
Artinya: Wahai manusia, jika kamu meragukan hari kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai kepada usia dewasa, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ada pula di antara kamu yang dikembalikan sampai usia sangat tua, sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang diketahuinya. Dan kamu melihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air, di atasnya, hiduplah bumi itu dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan yang indah.
Firman Tuhan: QS(23)12-16:
"Walaqad khalaqnaa-insaana min sulaalatin min thiinin. Tsumma ja'alnaahu nuthfatan fii qaraarin makiinin. Tsumma khalaqnaannuthfata 'alaqatan fakhalaqnaal 'alaqata mudhghatan fakhalaqnaal mudhghata 'izhaaman fakasaunaal 'izhaama lahman tsumma ansya'naahu khalqan aakhara fatabaarakallahu ahsanul khaaliqiin(a). Tsumma innakum ba'da dzalika lamai-yituun(a). Tsumma innakum yaumal qiyaamati tub'atsuun(a).
Artinya "Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani, (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat.
QS(53)11: "Maa kadzabal fu'aadu maa raa." Tidak dusta hati itu apa-apa yang dilihatnya.
Rujukan II
QS(14)4: "Wamaa arsalnaa min rasuulin ilaa bilisaani qaumihi liyubai-yina lahum fayudhillullahu man yasyaa-u wayahdii man yasyaa-u wahuwal 'aziizul hakiim(u).
Artinya "Kami tidak mengutus seorang rasul, MELAINKAN DENGAN BAHASA KAUMNYA, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Rabb Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.
QS(10)19:
"Wa maa kaanan naasu illaa ummataw waahidatan fakh talafuu wa lau laa kalimatun sabaqat mir rabbika la qudhiya bainahum fii maa fiihi yakhtalifuun."
Artinya Sungguh manusia itu dahulunya adalah SATU UMAT kemudian MEREKA BERSELISIH, dan kalau tidak karena telah terdahulu ketentuan dari Tuhanmu, niscaya diputuskan perkara dalam hal yang MEREKA PERSELISIHKAN itu.
Firman Tuhan: QS(11)118-119:
" Wa lau syaa-a rabbuka la ja'alan naasa ummataw waahidataw wa laa yazaaluuna mukhtalifiin. Illaa mar rahima rabbuka wa li dzaalika khalaqahum wa tammat kalimatu rabbika la amla-anna jahannama minal jinnati wan naasi ajma'iin."
Dan jika Tuhanmu menghendaki, niscaya DIA menjadikan MANUSIA SATU UMAT, tetapi mereka senantiasa BERSELISIH, Kecuali orang-orang yang memperoleh rahmat dari Tuhanmu dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Dan telah sempurnalah Kalimat Tuhanmu, sungguh Aku akan penuhi jahannam itu dengan Jin dan manusia.
Firman Tuhan Q: 2)213:
"Kaanan naasu ummataw waahidatan fa ba'atsallaahun nabiyyiina mubasysyiriina wa mundziriina wa anzala ma'ahumul kitaaba bil haqqi li yahkuma bainan naasi fii makh talafuu fiihi wa makh talafa fiihi illal ladziina uutuuhu mim ba'di maa jaa at-humul bayyinaatu baghyam bainahum fa hadallaahul Iadziina aamanuu li makh talafuu fiihi minal haqqi bi idznihii wallaahu yahdii may yasyaa-u ilaa shiraathim mustaqiim.
Artinya "Manusia adalah UMAT YANG SATU, lalu Allah mengutus para nabi pembawa berita gembira dan pembawa peringatan. Dan ALLAH MENURUNKAN BERSAMA MEREKA KITAB DENGAN BENAR supaya dapat memberi keputusan bagi manusia DALAM PERKARA YANG MEREKA PERSELISIHKAN. Tidak-lah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata Karena dengki di antara mereka. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman dalam perkara yang mereka perselisihkan itu ke jalan yang benar dengan izin-Nya. Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya ke jalan yang lurus.
QS(32)9: “Tsumma sawwahu wa nafakha fiihi mir ruuhihii wa ja’ala lakumus sam’a wal abshaara wal af idata qaliilam maa tasykuruun."
Aku SEMPURNAKAN KEJADIAN MANUSIA, AKU TIUPKAN RUH, AKU BERIKAN PENDENGARAN, PENGLIHATAN DAN HATI. NAMUN SEDIKIT SEKALI MANUSIA BERTERIMA KASIH.
QS(2)127: "Wa idz yarfa'u ibraahiimul qawaa'ida minal baiti wa ismaa'iilu rabbanaa tAqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim."
Artinya Dan ingatlah ketika Ibrahim MENINGGIKAN BAITULLAH bersama Ismail seraya berdoa, 'Ya Tuhan kami, terimalah amal kami, sesungguhnya Engkau uang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Firman Tuhan: QS(3)96-97:
96]"Inna awwala baitiw wudhi'a lin naasi lal ladzii bi bakkata mubaarakaw wa hudal lil aalamiin. Fiihi aayaatum bayyinaatum maqaamu ibraahiima wa man dakhalahuu kaana aaminaw wa lillaahi 'alan naasi hijjul baiti manis tathaa'a ilaihi sabiilaw wa man kafara fa innallaaha ghaniwun 'anil aalamiin."
Artinya:
96) Sesungguhnya inilah mula-mula RUMAH (BAITULLAH DI MAKKAH; BELUM ADA RUMAH DI PERMUKAAN BUMI INI, termasuk MASJIDIL AQSA, karena itu dibangun di zaman Nabi Sulaiman) YANG AKU NYATAKAN BAGI MANUSIA, BERKAT UNTUK IBADAH (artinya ibadah yang dilakukan oleh manusia akan MEMPUNYAI NILAI HAKEKAT, bila MENGETAHUI setiap ibadahnya, MENGHADAP KIBLAT INGATANNYA DI BAITULLAH); PETUNJUK SEISI ALAM (BUKAN BAGI ALAM, TETAPI ALAM INSAN, yaitu RUH yang bersemayam di dalam dada).
97] Tanda yang nyata adalah Maqom Ibrahim (bekas pijaknya Ibrahim menbangun Ka'bah, MAQOM TAUHID PADA HAKEKATNYA, artinya TEMPAT KITA BERTAUHID KEPADA ALLAH DAN RASULNYA), dan barangsiapa yang masuk ke dalamnya, maka aman dia dari azabKu dunia dan akhirat.
QS(2)125:
“Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud.”
Dan INGATLAH KETIKA KAMI MENJADIKAN RUMAH ITU BAITULLAH (BUKAN KA'BAH), UNTUK PULANG PERGI MANUSIA DAN TEMPAT YANG AMAN. Dan AMBIL-LAH BAITULLAH ITU TEMPAT SHOLAT. Bersihkan-lah rumahKu untuk orang yang TAWAF, I'TIKAF, RUKUK DAN SUJUD.
QS(69)40 "Innahuu la qaulu rasuulin kariim."
Sesungguhnya Qur'an itu PERKATAAN PESURUHKU YANG MULIA.
QS(2)97: "Qul man kaana 'aduwwal li jibbriila fa innahuu nazzalahuu 'alaa qablika bi idznillahi mushaddiqal li maa baina yadaihi wa hudaw wa busyraa lil mu'miniin."
Siapakah udduw Jibril itu?, adakah tidak IA (ALLAH) menurunkan QUR'AN ke DALAM HATI Engkau Hai Muhammad dengan izin Allah; MEMBENARKAN KITAB terdahulu dan MENJADI PETUNJUK SERTA KABAR GEMBIRA.
QS(17)82: "Wa nunazzilu minal qur-aani maa huwa syifaa-uw wa rahmatul lil mu'miniina wa laa yaziiduzh zhaalimiina illa khasaaraa."
KAMI TURUNKAN QUR'AN ITU SEBAGAI OBAT PENYAKIT HATI, ATAU NAFSU YANG MENGGODA DI DALAM HATINYA, DAN RAHMAT BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN. TAPI BAGI ORANG-ORANG YANG ANIAYA MAKIN BERTAMBAH KERUGIANNYA.
QS(7)43: "Wa naza'naa maa fii shuduurihim min ghillin tajrii min tahtihimul anhaaru wa qaalul hamdu lillaahil ladzii hadaanaa li haadzaa wa maa kunnaa li nahtadiya lau laa an haadaanallaahu la qad jaa-at rusulu rabiinaa bil haqqi wa nuuduu an tilkumul jannatu uuritstumuuhaa bi maa kuntum ta'maluun."
Dan Kami CABUT SEGALA PENYAKIT HATI dalam DADA mereka, di bawah meereka mengalir sungai-sungai dan mereka berkata, ‘Segala PUJI bagi Allah yang telah MENUNJUKI KAMI kepada hal ini, dan kami sekali-kali tidak akan dapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sungguh telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa kebenaran." Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.
QS(16)98: "Fa idzaa qara'tal qur-aana fas ta'idz billaahi minassy syaithaanir rajiim."
APABILA ENGKAU HENDAK MEMBACA QUR'AN, BERLINDUNG DENGAN ALLAH DARI GODAAN SYETAN YANG TERKUTUK.
QS(114): "Qul a'uudzu bi rabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wan naas."
Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhan yang memelihara manusia, yang menguasai manusia, TUHAN manusia, DARI KEJAHATAN YANG MERAGU-RAGU DARI BISIKAN SYETAN YANG TERSEMBUNYI. YANG MEMBISIKKAN DALAM DADA MANUSIA, SEBANGSA JIN DAN MANUSIA..”
QS(23)1-5: “Qad aflahal mu'minuun. Alladziina hum fii shalaatihim khaasyi'uun. Wal ladziina hum 'anil laghwi mu'ridhuun. Wal ladziina hum liz zakaati faa'iluun. Wal ladziina hum li furuujihim haafizhuun.”
SUNGGUH MENANG PASTI MENANG ORANG MUKMIN DALAM SHOLAT KHUSYUK dan TAWADUK KEPADA ALLAH. Dan orang-orang yang berpaling dari perbuatan sia-sia. Dan orang-orang yang mengeluarkan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kehormatannya.
QS(17)85: "Wayasaluunaka 'anirruuhi qulirruuhu min amri rabbii wamaa uutiitum minal 'ilmi ilaa qaliilaa."
Dan kalau ada orang bertanya kepadamu tentang Ruh, katakan RUH ITU URUSAN TUHANMU, dan tiada yang mendapat pengetahuan itu melainkan sedikit sekali.
Rujukan III
QS(24)56: "Wa aqiimush shalaata wa aatuz zakaata wa athii'ur rasuula la'allakum turhamuun."
dan DIRIKANLAH SHOLAT, KELUARKAN ZAKAT, IKUT RASUL, supaya kamu mendapat rahmat.
Firman Tuhan :QS2)45-46:
"Waasta'iinuu bish-shabri wash-shalaati wa-innahaa lakabiiratun ilaa 'alal khaasyi'iin(a). Al-ladziina yazhunnuuna annahum mulaaquu rabbihim wa-antum ilaihi raaji'uun(a)."
Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya sholat itu amat berat. Kecuali orang-orang yang khusyuk. Yaitu orang-orang yang MEYAKINI DIRINYA BERTEMU DENGAN TUHANNYA DAN DI SANA DIA DIKEMBALIKAN.
QS(75)22-23: "Wujuuhun yauma-idzin naadhiratun. Ila rabbihaa naazhiratun."
Wajahnya berseri-seri karena dia melihat TuhanNya.
QS(27)91: "Innamaa umirtu an a'buda rabba haadzijil baldatil ladzii harramahaa wa lahuu kulli syai-iw wa umirtu an akuuna minal muslimiin."
Aku TERPERINTAH MENYEMBAH TUHAN di negeri yang terhormat (BAITULLAH), segala sesuatu kepunyaan Allah, AKU MASUK ORANG ISLAM DI TEMPAT INI.
QS(2)125: Wa idz ja'alnal baita matsaabatal linnaasi wa amnaw wat takhidzuu mim maqaami Ibrahiima mushallaw wa' ahidnaa ilaa ibraahiima wa ismaa 'illa an thahiraa baitiya lith thaa-ifiina wal 'aakifiina warrukka'is sujuud.
Dan INGATLAH KETIKA KAMI MENJADIKAN RUMAH ITU BAITULLAH (BUKAN KA'BAH), UNTUK PULANG PERGI MANUSIA DAN TEMPAT YANG AMAN. Dan AMBIL-LAH BAITULLAH ITU TEMPAT SHOLAT. Bersihkan-lah rumahKu untuk orang yang TAWAF, I'TIKAF, RUKUK DAN SUJUD.
QS(22)26: Wa idz bawwa'naa li Ibrahiima makaanal baiti al laa tusyrik bii syai-aw wa thahhir baitiya lith thaa-ifiina walqaaimiina wa rukka'is sujuud.
Dan (ingatlah) ketika Kami TEMPATKAN IBRAHIM PADA TEMPATNYA DI BAITULLAH, seraya firman Kami, ‘JANGAN ENGKAU SEKUTUKAN AKU DENGAN YANG LAIN-LAIN, dan SUCIKANLAH RUMAHKU untuk orang-orang yang tawaf, orang-orang yang I'tikaf dan orang-orang yang Rukuk dan sujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar